Di dalam sebuah kamar dirumah yang mewah terlihat seorang wanita hamil tua yang sedang membantu sang suami memasangkan dasi nya sebelum berangkat ke kantor. "Mas berangkat nya hati² ya, dan jangan lupa kabari nanti setelah sampai di luar kota" Pesan sang istri kepada suami tercinta nya.
Sang suamipun yang mendapatkan perhatian dari sang istri tercinta langsung mencium kening sang istri lama, "Ya sayang, mas pasti akan hati² berangkat kesana karena ada istri dan calon buah hati yang sedang menunggu kepulangan mas dari tugas luar kota" kemudian sang suami menghela napas panjang sambil menatap istri nya iba "maaf ya sayang, karena mas gak bisa nemani kamu bersalin melahirkan anak pertama kita, padahal niat awal dari hati mas yang paling dalam ingin sekali menyaksikan langsung perjuangan kamu dalam berperang melahirkan buah cinta kita",
Sang istri pun tersenyum maklum antara terharu akan keinginan suaminya untuk menyaksikan dia melahirkan buah cinta mereka, dan juga sedih karena akan ditinggalkan oleh suami dalam kurun waktu yang lumayan lama yakni 1 bulan. Tapi bagaimana pun juga dia harus ikhlas akan kepergian suami dalam bekerja, toh juga suami nya bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka, untuk kesejahteraan dia yakni sebagai istri dan juga untuk calon bayi mereka yang menurut perhitungan dokter akan lahir 2 minggu kedepan. "mas,,, aku dan anak kita maklum koq mas kalau kepergian mas tu untuk kerja bukan untuk hal yang lain, lagian kan mas kerja juga untuk keluarga kita juga kan. Justru kami bangga punya suami dan ayah seperti mas yang selalu bisa buat aku dan calon anak kita nyaman dan bahagia dengan bahtera rumah tangga kita mas, jadi mas gak usah berpikir macam² yah..!!" pintah sang istri sambil memeluk suami nya.
"Yasudah kalau gitu mas berangkat dulu ya sayang, kamu hati² dirumah ya, jangan capek², karena 2 minggu lagi kamu butuh tenaga yang Extra untuk melahirkan buah hati kita sayang". Gombal suami sambil mencium sang istri singkat.
Sang istri tersenyum sambil menghantarkan kepergian suami ke teras rumah."titip kinan ya buk, maaf Adrian selalu merepotkan ibuk selama ini"
Pesan nya pada sang ibu mertua. Sang mertua pun tersenyum sambil berkata "Adrian² ngejaga anak dan calon cucu ibuk sendiri koq di bilang repot, ibuk sama sekali gak merasa repot koq nduk, kamu tuh yang harus hati² dijalan, jangan ngebut . "
Adrian tersenyum mendengar penuturan dan petuah sang ibu mertua.
Kemudian Kinanti dan sang ibu menghantarkan sang suami sampai ke teras depan rumah, dan kemudian masuk setelah mobil yang di kendarai sang suami telah menjauh dan tidak terlihat dari jangkauan mata mereka.Ditempat lain, di dalam rumah mewah yang tak kalah mewah dari rumah Adrian dan Kinanti terlihat kepanikan seorang pria sambil menggendong sang istri yang sedang hamil dan merintih kesakitan. di bawa nya sang istri ke dalam mobil untuk di bawa ke rumah sakit. "kamu yang sabar ya sayang, kita akan kerumah sakit dan kamu juga harus kuat ya demi mas dan buah hati kita" kemudian mobil tersebut melaju kencang.
Kembali ke kediaman kinanti, terdengar bunyi hp kinanti di atas nakas meja rias di kamar, kemudian kinanti pun menerima telphone tersebut sambil keheranan karena nomor yang menghubungi nya adalah nomor baru, "hallo assalammu'alaikum...., benar pak,,,,,,,, " setengah kaget dan syok kinanti terduduk yang diikuti suara dentuman handphone tejatuh menyentuh lantai, kinanti menangis sesuguhkan, ibu fatimah yang notabene adalah ibu kandung kinanti yang kebetulan lewat di depan kamar kinanti pun tanpa sengaja melihat sang putri nya yang tampak begitu kacau, terduduk sambil menangis sesuguhkan dalam diam dan bersimpah darah.
Fatimah berlari menghampiri Kinanti " Masha Allah nduk, kamu kenapa, ,,,???, kandungan kamu dalam bahaya nduk, kita kerumah sakit ya". Fatimah membantu Kinanti berdiri. "bilang sama kinanti kalau mas Adrian akan selamat buk, bilang sama kinanti kalau mas adrian baik² saja" histeris Kinanti.
Fatimah yang mendengar dan melihat kepanikan Kinanti mencoba menguatkan sang putri walaupun sebenar nya dia juga tidak tau arah pembicaraan sang putri, "Adrian pasti akan selamat nduk, dia pasti akan kembali dalam keadaan sehat wal'afiat untuk kamu dan bayi kalian nanti " walaupun sebenarnya dia juga ragu dengan kata² nya sendiri barusan setelah melihat hp Kinanti yang tergeletak berhamburan di lantai, dengan begitu dia dapat menyimpulkan ada yang tidak beres dengan informasi yang diterima putri nya melalui hp barusan. "bawa kinanti ke rumah sakit Tiara Seoa buk, mas Adrian disana sekarang". Jelas Kinanti dengan berderai air mata dan tatapan kosong. Fatimah pun mulai paham akan apa penyebab putri nya Kinanti begitu terpuruk hingga mengalami pendarahan seperti ini.
* * *******
Rumah sakit Tiara Sela."maaf bapak Adrian tidak dapat kami selamatkan"
"maaf ibu Clara tidak dapat kami selamat kan, tapi Alhamdulillah bayi bapak terlahir dengan selamat. "
Jelas sang dokter yang masing² menangani pasien yakni Adrian suami dari Kinanti dan Ilham yang merupakan suami dari Clara .
Kinanti yang mendengar kabar buruk tersebut langsung jatuh pingsan dan Ilham pun yang mendapati kenyataan itu langsung terduduk di lantai rumah sakit.
Kinanti pun langsung ditangani oleh tim dokter untuk melakukan operasi karena sudah mengalami pendarahan hebat akibat syok mendengar berita buruk tentang keadaan suami nya tadi sejak masih di rumah.
1 jam kemudian
Fatimah hanya duduk lunglai di ruang tunggu di rumah sakit tersebut dengan berdampingan dengan Ilham yang duduk menangis sambil menunggu pembayaran administrasi agar mayat sang istri bisa di kebumikan.
Sesaat kemudian sang dokter yang menangani proses operasi Kinanti pun keluar "dengan keluarga nya ibuk Kinanti ???" Fatimah yang mendengar sahutan tersebut langsung berdiri "yah, saya ibu nya dok, bagaimana anak dan cucu saya dok,,, mereka bisa diselamatkan kan??? " tanya Fatimah sambil menangis, "ibuk Kinanti Alhamdulillah selamat buk walaupun sekarang masih belum sadar karena pengaruh obat, namub bayi nya yang merupakan cucu ibuk tidak dapat kami selamatkan buk, kami sudah berusaha sebisa mungkin menyelamatkan nya namun Allah berkehendak lain, mohon maaf buk. " Jelas sang dokter dan kemudian pamit meninggalkan Fatimah yang terduduk sambil menangis sesuguhkan, "Ya Allah cobaan apalagi yang kau berikan pada putri hamba, bahkan dalam 1 hari 2 nyawa orang terkasih nya kau ambil dari dia ya Allah, menantuku Adrian kau ambil tanpa memberi kesempatan untuk melihat bagaimana rupa bayi nya, dan 1 j as m setelah nya bayi yang belum sempat putri ku susui kau ambil juga dari nya ya Allah, kesalahan apa yang telah ku perbuat sehingga putriku mengalami ini semua ya Allah " Histeris Fatimah samvil memukul dada nya. Dan itupun tidak luput dari pandangan Ilham. "apakah dengan menangis histeris seperti itu mampu mengembalikan nyawa yang telah meninggal nyonya...??? " tanya Ilham jengah.
Fatimah pun menoleh ke samping dimana tempat Ilham duduk dan dia yakini kalau orang disebelah nya ini mengajak dia berbicara , sambil menghapus air mata Fatimah berkata "tidak akan ada yang mampu mengembalikan nyawa yang telah meninggal nak, kalau misalkan ada yang punya kemampuan itu maka sejauh apapun itu akan saya datangi dia dan meminta pertolongan pada nya untuk menghidupkan kembali menantu dan cucu saya, karena saya tidak bisa membayangkan ketika putri saya sadar nanti dia juga harus kuat dengar kabar kematian bayi nya yang yakni 1 jam setelah suami nya di nyatakan meninggal. Namun tetap saja tidak akan ada yang mampu melawan ketetapan dari Allah". Fatimah lalu menunduk pilu setelah penjelasanya yang mampu mengiris relung hati nya sendiri. "tidak perlu beri tahu putri ibuk kalau bayi nya telah meninggal" kata² itu keluar begitu saja dari mulut Ilham, Fatimah yang mendengar kata² itu pun bingung "maksud mu bagaimana nak...??? " selidik Fatimah.
Ilham menarik napas panjang lalu menghembus nya perlahan "istri saya meninggal karena melahirkan bayi kami, bayi kami selamat tapi saya tidak mungkin mengurus nya seorang diri dengan pekerjaan saya sebagai polisi yang sebentar lagi akan bertugas di kalimantan. Jika ibu berkeinginan ibu bisa mengambilnya menjadi cucu ibu dan katakan pada putri ibu bahwa bayi kami itu adalah bayi nya, jadi ibu tidak perlu melihat kesedihan berkelanjutan putri ibu.. " sesaat fatimah bengong akan penuturan Ilham sambil mencerna setiap kalimat yang Ilham ucapkan, setelah paham akan makna dari ucapan tersebut Fatimah pun tersenyum haru kepada Ilham, "terimah kasih banyak nak, kamu sudah berjasa kepada ibu, ibu tidak akan melupakan jasa mu".
Kemudian Ilham pun beranjak dari tempat duduk nya menuju parkiran karena jenazah sang istri sudah di bawa Ambulan menuju rumah mereka untuk di kebumikan.**************************