Mist Academy book 2: Reveal the Truth [On Going]

Plan (Part 2)

*) Huruf miring : POV atau kejadian masa lalu

THE WORLD ------------> Start!

Dua belas roh bintang penjaga Mist Academy. Sejak didirikannya sekolah, merekalah yang menjaga kedaiman di sekitar sekolah. Biasanya penyusup akan datang untuk menghancurkan sekolah sebab kebanyakan siswa lulusan sekolah ini akan menjadi pemimpin dunia luar.

Perusahaan para alumni juga mendukung Mist Academy dari akarnya. Ibaratkan hewan, Mist Academy adalah induk ayam. Sementara perusahaan global bertaraf internasional itu ialah anak-anak ayam yang dididik.

Para roh itu mengikat janji pada 'kepala sekolah' untuk melindungi para siswa. Meskipun Dairin belum menjelaskan secara rinci, Kepala sekolah di Mist Academy bukanlah perseorangan, melainkan beberapa orang yang berkumpul.

Shinsou pernah bertemu sebagian dari mereka. Roh-roh itu merupakan perlambangan mitologi yang kerap disebut zodiak. Salah satu guru mereka, Kurogiri, memiliki dua penjaga sekaligus, Scorpio dan Taurus. Belum ada keterangan lebih lanjut mengenai pak guru satu ini. Mengapa ia memiliki 'penjaga sekolah'? Bagaimana bisa Kurogiri menampakkan diri tanpa takut diserang?

Sejauh ini Shinsou dan Dairin berasumsi bahwa Kurogiri tak takut diserang sebab dua zodiak kuat selalu berada di sampingnya.

Meski begitu, rencana mereka berjalan cukup lancar hingga hari ini...

Brakk! Brakkk! Brakk!

"Shinsou! Buka pintunya, tukang molor!"

Braakkk! Brakkk!

"Argh, kau berisik sekali!" Sang pemilik nama berbalik membelakangi pintu kamarnya kemudian membalut dirinya dengan selimut. "Ini hari libur, Dairin!"

Tak heran teman-teman sesama anggota OSIS memanggilnya pemalas. Shinsou adalah vampire, makhluk malam yang tidak perlu tidur. Namun hanya dia yang paling suka tidur dan bermalas-malasan.

Tak ada suara lagi setelahnya. Shinsou jadi merasa tak enak pada si makhluk campuran itu (maklum, hanya Dairin yang setahunya punya ibu seorang malaikat dan ayah ber-ras dark elf).

"..."

"..."

"... argh, sial! Aku bangun, aku bangun!"

Dengan kesal Shinsou menyibakkan selimutnya dan bangkit dari kasur. Ia membukakan pintu untuk Dairin yang menyengir di luar sana. Mood nya pagi ini sudah memburuk. Salahkan gadis gila yang mengajaknya menghancurkan sekolah...

Tunggu dulu. Mengapa Shinsou menyetujui ajakan Dairin waktu i... tu?

"Hoi, Shinsou. Melamun lagi," Dairin menjentikkan jarinya tepat di depan wajah Shinsou. "Ini hari libur, jadi waktunya pas untuk menjelajah sekolah kan!"

Berbanding terbalik dengan Shinsou yang masih bisa dilihat memakai baju tidur dan rambutnya yang acak-acakan ala tahun '80-an, Dairin sudah rapi serta siap dengan baju sekolahnya. Tak lupa ban lengan merah yang menandakan bahwa ia adalah anggota OSIS.

Shinsou bersandar di pintu kamarnya. "Kau yakin?"

Giliran Dairin yang mengernyitkan alisnya. Wajahnya berubah masam. "Apa maksudmu?"

Sebelum lanjut berbicara, Shinsou melirik ke kanan dan ke kiri lorong asrama mereka untuk memastikan tak ada siapapun yang akan menguping pembicaraan mereka.

"Begini, aku tak yakin kau masih ingin menghancurkan sekolah. Sebentar lagi kita lulus, man. Sebagai murid pintar kupikir mungkin kau hanya ingin membuat kenangan sebelum lulus. Sebagai temanmu tentu aku akan membantumu tapi bukankah sekarang waktunya berhenti dan fokus ke hal lain? Misalnya masa depanmu dengan Mezou?"