Prolog

7 2 30
                                    

Welcome to the my first story, hope u like it!

***

Dering telepon yang terdengar membuat Flo terbangun dari tidur siang bolongnya, dengan setengah sadar perempuan itu mengangkat panggilan telepon.

"Yea, qui est-ce?" [Ya, siapa ini?] sapanya. Menanyakan siapa visual nomor asing yang menelpon Flo.

"Ini Vian,"  jawab suara seorang lelaki, Flo baru sadar jika nomor asing itu berkode +62. Ah, Vian ganti nomor lagi.

"Oo, ganti nomor mulu, dah." Celetuknya kesal, suara Vian yang terkekeh menggetarkan hati Flo.

"Lagi apa?"  Flo menegak air mineral yang tersedia di meja makan, kemudian duduk kembali di sofa ruang tamu.

"Gak lagi ngapa-ngapain. Baru bangun, itu juga gara-gara lo nelpon," jawab Flo, ia kembali bangun untuk mengambil makanan ringan di kulkas.

"Hehe, bahasa Prancisnya 'maaf', apa?"

"Désolé," balasnya cepat, setelah mendapat snack yang ia butuhkan, Flo berjalan menuju tangga, hendak ke kamar tidur.

"Désolé."

"Hmm ...."

Di seberang sana, Vian menghela napas. Ternyata susah, ya, menciptakan obrolan dengan seorang perempuan yang baru bangun tidur.

Dia kira tidak akan sesulit ini. Lelaki itu, Vian, bangkit dari posisi tidurnya, kemudian beranjak menuju ruangan khusus melukis yang menjadi pekerjaannya sekarang.

Kembali ke Prancis, tepatnya di kota Paris. Perempuan bernama lengkap Floarea reginei meisya, yang lebih sering dipanggil dengan sebutan Flo.

Floarea reginei adalah nama lain dari bunga Edelweis. Ada satu cerita dibalik nama itu, yang akan kalian ketahui pada pertengahan cerita, mungkin.

Flo mengamati kamarnya, banyak foto polaroid yang tertempel di dinding, momen-momen indah tergambar jelas di sana. Ada saat ia di menara eifel, foto itu baru di ambil weekend minggu lalu.

"... kok diem, sih?" Flo tersentak, sadar dari lamunannya.

"Hehe, kurang fokus gue. Lo sendiri lagi ngapain, V?" Ujarnya sembari merebahkan tubuh.

"Biasa, menggambar dengan cat." Flo mengangguk walaupun tahu jika Vian tidak dapat melihatnya.

"Lo mau lukis apa?" tanya cewek itu penasaran. Terdengar suara hujan di luar, lantas, Flo menengok ke jendela, benar saja di luar hujan mulai turun.

"Pengennya ngelukis elo, but, ini bukan lagi mode bebas. Gue disuruh gambar muka anak klien," balas Vian.

"Oo, btw, emangnya lo masih inget muka gue?"

***

_
Gud morning, thanks udah mau baca prolog Pitr (Paris in the rain).

Eh, ada yang tau lagu judul Paris in the rain-nya Lauv gak?

Gue buat cerita ini karena keisengan tempo hari, gue yang lagi mager+gabut, di luar hujan juga, dan gak sengaja gue nyetel lagu itu!

Pas banget anjir, cuma sayangnya gue gak lagi di Paris. HAHA.

Setelah gue puter berkali-kali lagunya, gue pahami arti dari liriknya.

Terciptalah Floarea, Vian, dan tokoh-tokoh lainnya. Dan, tentunya cerita ini.

Segitu dulu bacotan gue, sampai jumpa di part selanjutnya!

Ps: gue gak janji bakal cepet update.

Paris In The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang