1. muncul

3.1K 334 40
                                    

Kami akan saling menendang tulang ekor dengan gerungan cinta memabukkan ketika waktu tengah malam terlewatkan menjadi pagi buta menyesatkan.

Kami akan memenuhi setiap hari, jam, menit dan detik di bumi dengan tawa brengsek, umpatan penistaan, dan saling mencintai.

"Kita saling mencintai."

"Busuk." Yoongi mengerdip tersinggung, Jimin bodoh masih menatapnya terpaku. "Cuci mulut baumu sana."

Yoongi menutup mulut baru bangun tidurnya lalu mabuk sendiri. "Baunya surga sekali Jimin, pantas kau kebal pada rayuanku."

Cengengesan Park Jimin pembuka pagi Yoongi yang lengket, seprainya awut-awutan; rambut Jimin jabrik berantakan. tulang paha Yoongi terasa patah dan sesuatu menyundulnya diantara pahanya yang dibelit-belit kaki Jimin. "Jauhkan kelaminmu dari burungku. Mereka gencatan senjata sekarang."

Jimin merengek. Ia ingin memeluk Yoongi lagi tapi ditepis menjauh, matanya menyantap serangan acungan fuck dari Yoongi sebelum mengerang menyerah.

"Cukup adu pedangnya pak."

Jimin menyumpah serapahi Yoongi; tidak mencintai suami, tidak berbakti pada suami masuk nerakaㅡdan umpatan berbau agama yang ia ketahui sebatas pengetahuan umum saja. "Sana kau. Pergi jauh dariku, pergi kau ke kutub utara. Dan aku akan bermukim di selatan. Aku membencimu Min yoongi."

"Katakan itu pada orang yang ingin meniduriku sampai kiamat."

Pantatnya di gebuk kencang sampai terhuyung hampir terantuk pintu, Yoongi mengikik. Terlalu puas mendengar Jimin mendendang kesal dengan wajah murka. "Ah sialan."

"Kau tau kelamahanku setan."
Jimin membopongnya ke kamar mandi dengan bibir menyusup ke belakang telinga Yoongi.

"Bakatku memang." Yoongi menjanggut rambut Jimin berbalik mencium prianya. Sebelum terkejut bunyi keras pintu kamar mandi yang mengatup. Ditendang begundal Jimin tentu saja.

"Perbaiki setelah ini." Perintah Yoongi disela paru-parunya merintih minta dipasoki oksigen.

Jimin menggeram, menekan pipi Yoongi lebih dekat tanpa tersekat. "Hm. Setelah ini."




.
.
.


"Siapa yang mengajar hari ini Park?"

Jimin terkejut ketika Yoongi menarik rokok di bibirnya lalu menghisapnya di bagian yang sama. Ini kebiasaan, tapi Jimin tak kunjung terbiasa. Yoongi itu lancang, tidak cukup mencuri hatinya ia juga mencuri barang-barang atas nama kepemilikannya.

Celana dalam dan rokok misalnya.

"Mungkin renkarnasi raja yang dibunuh burung ababil sayang."

Mengelus pipi Yoongi itu menyenangkan, Jimin masih ingat pertama kali mendaratkan tangannya diatas kulit kenyal itu ia gemetaran dan kegirangan bergumam irasional menuduh Yoongi bukan laki-laki atau kulitnya dari salju, Yoongi hari ini keterlaluan menggemaskan dengan sweater babyblue, celana pendek yang ia robek manual dibagian paha katanya agar Jimin cepat terangsang disertai sepasang sepatu tentara hitam yang Jimin yakini itu milik kakak Yoongi. Pemuda Min itu merampasnya setelah kakaknya pulang dari wamil sebulan kemudian.

"Hm. Dia pasti jelek. Ingin bolos?" Kakinya melipat memeluk pinggang Jimin diantara keramaian kelas yang sudah terbiasa dengan keduanya. Mereka sepasang kekasih begundal yang siap dihajar mati-matian sayangnya kesayangan.

Ya. Kesayangan Tuan Parkㅡkeduanya. Anjing setia; menjaga sekolah dari mafia sampai aman sentosa.

Jimin menasehati telaten, "Park Jimin anak pandai tidak meninggalkan kelas Yoongi."

SiklusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang