Alin dan Ulin Anak ikan Lele

79 9 13
                                    

Sewaktu sore yang indah dihiasi senja, alin bersama teman-teman lainnya membawa potongan kayu dari kebun belakang desa dimana mereka tinggal. Alin adalah gadis desa yang cerdas, namun nasnya wajah dan rupa alin tidak seberuntung teman-temannya. Konon katanya Alin adalah anak titisan ikan lele. Tubuh alin selalu licin tanpa bulu tubuh dan sering mengeluarkan bau amis. Tapi alin mempunyai cukup banyak teman. Alin adalah gadis baik hati yang senang menolong sesama tanpa pamrih.
Setelah pulang dari kebun belakang alin dengan riang bernyayi di pematang sawah bersama teman-temannya dengan memikul kayu bakar dipunggung, ini adalah rutinitas alin ketika sore hari sebelum matahari tenggelam, kayu bakar itu biasa digunakan warga setempat membuat perapian maupun memasak.
Ulin adalah anak gadis pak kades yang cantik jelita, semua yang ia inginkan akan segera terwujud, hidup ulin seperti disurga. Ulin dan Alin dulu kala adalah sahabat yang sangat akrab. Alin yang setiap pagi kerumah pak kades ikut ibunya membersihkan rumah pak kades. Membuat alin setiap hari pula bertemu dengan ulin, anak gadis pak kades.
Ulin gadis yang cantik, meskipun begitu ia mau berteman dengan siapapun termasuk Alin dengan keadaan tubuhnya yang begitu adanya. Ulin kasihan dengan keadaan tubuh Alin yang demikian hingga pada akhirnya ulin mau membantu alin dalam menyembuhkan penyakitnya. Alin setiap hari ketika bertemu ulin akan dilulurkan pewangi milik ulin yang telah dibelikan bapaknya. Agar bau tubuh alin tidak kambuh dan amis menjadi-jadi. Kulit tubuh alin pun setiap hari diberi obat dan bedak tabur milik ulin agar tidak begitu licin.
Suatu hari ulin pernah bertanya kepada alin tentang penyakitnya. "Alin apakah benar kamu terkena kutukan ikan lele seperti yang orang-orang desa katakan?" tanya ulin. Dengan tersenyum dan wajah polos lugunya alin menjawab "saya tidak tau apa-apa ulin terkait penyakit saya, benar atau tidaknya, dulu ibu pernah membawa saya berobat keorang pintar waktu masih kecil, katanya saya terkena kutukan ikan lele karena ulah ayah saya. Tapi saya awalnya juga merasa malu dan murung karena ini tapi lama-lama saya sudah terbiasa dengan penyakit ini, mungkin orang akan terganggu dengan bau tubuh saya dan menjauhi saya" jelas alin.
"Berbicara penyakit alin benar atau tidak saya sangat melihat kesabaran ibu alin dan alin dalam menjalani hidupnya, mereka melakukan segala sesuatu dengan ikhlas. Tiba-tiba saya terbesit untuk mencari tau tentang penyakit alin" Gumam ulin dalam hati.
Setelah membicarakan penyakit alin sedemikian, kabar burung pun datang. Katanya alin adalah korban dari kesuksesan pak kades, ayah ulin. Alin dijadikan tumbal sebagai balasan atas apa yang diminta pak kades selama ini. Makanya pak kades sukses dan hidupnya kaya raya.
Mendengar berita tersebut ulin marah dan kecewa kepada alin yang telah memfitnah bapaknya dan mengkhianatinya, padahal ulin tanpa tau penjelasan dari mana datangnya kabar burung demikian. Alin yang tak tau apapun kaget dan tercenggag karena ulin yang marah-marah dan memaki dirinya dan ibunya.
Ibu alin menenagkan alin dengan sangat tabah dan sabar. Beliau hanya berkata "sabar nak, mungkin ulin hanya emosi sesaat karena bapaknya difitnah orang tertentu dari kabar burung bahwa kamu tumbal dari kesuksesan bapaknya" dengan lembut menjelaskan.
Alin pun sadar dan mengerti betapa menyakitkan dan menyedihkannya jadi ulin, karena orang tuanya harus dituduh dan difitnah demikian. Padahal alin sendiri tidak pernah berfikir demikian. Ulin selama ini sangat baik kepada alin,"dia selama ini membantu mengobati saya dengan penuh sabar dan telaten, saya tau tidak mungkin pak kades melakukan ini kepada saya" jawab alin
Hanya karena kabar burung itu persahabtan alin dan ulin tidak lagi terjalin, ibu alin juga tiap bagi sudah tidak pernah membersihkan rumah pak kades. Begitupun penyakit alin, tidak ada lagi lulur dan bedak tabur yang biasanya diberikan ulin untuknya.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Ini bulan kedua keluarga pak kades tidak berkomunikasi dengan keluarga Alin. Penyakit alin makin hari makin tak terurus. Badannya makin licin, bau amis makin menyengat. Ibu alin tak bisa berbuat apa-apa.
Beli lulur maupun bedak tabur seperti ulin hanyalah impian alin semata, keluarga mereka tidak mungkin bisa membelinya "sabar ya nak, kita bisa makan saja bersyukur untuk terus hidup" ibu alin dengan penuh sayang. Dengan senyum alin membalas "iya bu alin gapapa".
"Mungkin ini adalah cara tuhan menguji kesabaran kita, mungkin juga ini cara tuhan menguji seberapa besar syukur kita, hidup harus selalu tabah, sabar dan ikhlas lin. Ibu juga tidak ingin melihat anak gadis ibu seperti ini, namun takdir sudah berkata demikian. Orang baik bukan dari mereka yang berada dan sempurna saja toh lin ?? meskipun hidup kita sedemikian adanya tetap berbuat baik ya lin. Ibu sangat sayang sama alin" nasihat ibu alin penuh sayang.
"Iya bu alin mengerti, mungkin ulin demikian hanya karena dia tidak mau orang satu-satunya yang dia punya dan sumber kebahagiaannya, pak kades. Di beritakan sedemikian karena kabar burung semata. Oh iya bu apa emang benar yang ada di kabar burung demikian??" jawab alin dengan pertanyaan yang melayang dipikirannya
"Benar atau tidaknya yang pasti ulin dan pak kades adalah orang baik, nanti ibu ceritakan" jawab ibu
"Ayo bu ceritakan sekarang alin ingin mendengar kejadian yang sebenarnya tentang hidup alin, alin janji akan legowo dan ikhlas" gerutu alin
Kemudian dengan berat hati ibu alin berpikir untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada alin, dirasa alin juga berhak tau atas penyakitnya yang selama ini menjadi tanda tanya. Ibu alin pun mulai menceritakan dengan tangan yang memeggang tangan alin.
Lin sebenarnya kamu dan ulin itu satu saudara, pak kades adalah bapak kamu dan ibu ini adik dari istri pak kades yang sekarang sudah meninggal. Kamu dan ulin lahir bersamaan dan saat itu pula ibu kalian, bu kades meninggal setelah melahirkan kalian. Ulin tumbuh menjadi gadis cantik dan dirawat di rumah pak kades dengan serba kecukupan, kamu yang terlahir normal seperti orang lainnya harus dititipkan disini karena kamu adalah anak perjanjian dari kutukan ikan lele. Pak kades dan bu kades yang lama tidak punya anak lin, mereka meminta pada kerjaan ikan lele yang sakti untuk memberikan mereka keturunan. Tapi kerajaan lele pun tidak mau tau kalo anak mereka seperti apa, sampai akhirnya kalian lahir kembar tak serupa. ulin yang bernasib baik hidup seperti gadis pada umumnya, sedangkan kamu harus tumbuh sedemikian adanya.
Kalian dipisah bukan berarti pak kades tidak sayang kepadamu lin, hanya saja pak kades takut anak yang satunya, ulin akan bernasib sama sepertimu jika didekatkan dan berhubungan terus menerus denganmu ketika masih bayi.
Tanpa jawab apapun alin menangis sejadi-jadinya dengan bahu ibu alin yang siap siaga menopangnya.
Tamat ------

Alin dan Ulin Anak Ikan LeleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang