PROLOG

65 13 7
                                    

Seorang gadis berjalan dengan semangat saat memasuki gerbang sekolah. Ya, hari ini adalah hari pertamanya di kelas XI, tepatnya hari ini adalah tahun ajaran baru.

Gadis itu bernama Resya Queenesya, gadis yang mudah berteman,ramah,dan pendengar curahan hati terbaik bagi temannya, si Alsya.

Dia anak tunggal, orangtuanya kini sedang bekerja di luar kota, dan dia di rumah bersama pembantunya.

Meski anak tunggal, Resya senang-senang saja karena namanya juga hidup,harus di syukuri bukan?. Seperti itulah prinsip Resya ‘ bersyukur'.

Terkadang temannya sempat heran,mengapa dia betah tinggal seorang diri tanpa saudara kandung? Sedangkan kedua orangtuanya ada bisnis ke luar kota. Nah,jika Resya ditanya seperti itu selalu menjawab “kita harus selalu bersyukur,toh jika gue anak tunggal itu artinya orangtua gue bakal sayang sama gue sepenuhnya”. Kira-kira seperti itulah jawaban Resya.

Namun terkadang, disaat sendiri ia juga merasakan kesepian. Terkadang ia mengajak Alsya untuk tidur ke rumahnya dengan alasan agar rumahnya terlihat rame katanya. Aneh bukan? Suatu alasan yang unfaedah. Saat si Alsya menolak, Resya selalu mengancam tidak memberikan contekan saat ulangan. Mau tidak mau Alsya harus menuruti kemauan temannya yang sedikit gila itu.

“RESYAAAA” teriak Alsya penuh semangat dari kejauhan.

Resya mengedarkan pandangan mencari sosok Alsya dengan linglung,karena di gerbang sangat ramai orang berlalu lalang. Dia tahu itu suara Alsya tapi dimana batang hidungnya?kenapa tidak terlihat?. Apa karna dia sangat kecil?. Wah rupanya Resya mulai mengejek temannya itu.

“HEYYY RESONG GUE DISNIIII!!” teriak Alsya lagi.

Tunggu dulu, Resong? Berani-berani nya gadis itu menghina dirinya.

Akhirnya Resya menemukan sahabatnya  yang sudah dua minggu tidak bertemu karena libur kenaikan kelas. Resya segera menjumpai Alsya dan langsung memeluknya.

“Ihh Alsongg gue kangen sama lo”. Alsya yang tadinya senang,menjadi sebal karena Resya balik menghina namanya.

“Sembarangan lo,nama gue itu Alsya Ainida,bukan Alsong” umpat Alsya setelah melepas pelukannya.

“Bercanda elah,gitu aja dimasukin ke hati,kenapa nga di masukin ke mulut aja tuh,lalu ke perut dan dibuang jadi kentut” Resya tertawa lepas,yang diikuti dengan jitakan di kepalanya. Siapa lagi kalau bukan Alsya yang menjitaknya itu.

“Udahh puas lo?? Sekarang mending kita masuk kelas” Ajak Alsya sambil menarik tangan Resya.


Saat mereka berjalan beriringan,mata mereka tidak henti-hentinya memandangi sekeliling. Bagaimana tidak? Mereka itu cewek yang senang mencari mangsa alias cowok ganteng.

“Al, kok gak ada yang manis gitu ya? Kesel deh gue”. Tanya Resya dengan wajah jutek.

“Iya nih,ah gak seru feeling gue angkatan ini nga ada yang bening Res,tuh liat tuh sebelah sana.”Alsya menunjuk ke arah gazebo. Di sana tampak ada cowok culun berkacamata yang sedang memakan bekalnya.
Resya mengikuti arah pandang telunjuk Alsya.

“Eh itu culun Bego” ujar Resya

“Iya dan itu pacar lo tulul” ejek Alsya.

Resya melotot tajam. Apaan ini memangnya Resya doyan apa yang seperti itu. Yang ada cowok tersebut malah dijadikan babu olehnya.Lihatkan? Mereka ini kalau sudah berkumpul berdua sudah dipastikan saling ejek-mengejek yang tidak jelas. Mulai dari hal kecil sampai sesuatu yang menurut mereka penting. Namun mereka tetap saja menganggap hal tersebut hanyalah mainan saja. Bagi mereka bukan teman jika tidak saling menjelekkan.

FERSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang