“Fer,”panggil cowok berbadan tegap yang kini sedang duduk di samping Ferzyn,sedangkan yang dipanggil sedang bermain game online.
“Hm,” sahut Ferzyn yang masih menatap layar hpnya.
Ya,cowok yang memanggil Ferzyn adalah Adib. Jarang Adib berbicara dengan seseorang, apalagi nadanya sudah serius seperti ini. Tidak mungkin Adib berbicara empat mata dengan seseorang jika tidak penting.
“Liat gue,” ketus Adib, ia tidak suka jika ada seseorang yang diajak bicara tapi malah seperti Ferzyn ini.
Ferzyn menghentikan aksi bermainnya dan langsung menyimpan ponselnya dalam saku celana. “Ada apa sayang,” ujar Ferzyn menggoda Adib. Namun, Adib tidak merespon akan hal itu. Raut wajahnya masih sama. Datar.
“Jelasin kemarin,” tukas Adibar serius.
Beruntung sekali keadaan kelas saat ini masih sepi. Hanya ada beberapa anak yang rajin datang pagi,kemudian membaca novel. Tapi tidak dengan kedua remaja cowok ini. Ferzyn membaca novel? Sampai Monas pindah ke Surabaya pun Ferzyn juga tidak akan melakukannya.
“Gue? Gue kemarin itu lagi nungguin ayam tetangga kawin,” celetuk Ferzyn, kemudian diikuti dengan tawanya. Masih sama, Adib tak merespon lagi. Malah saat ini tatapannya berubah menjadi tajam.
Ferzyn yang sadar akan sifat temannya yang tidak gampang diajak bercanda ini langsung sadar. “Eh eh iya Dib, ampun deh kalau gitu,” ujar Ferzyn dengan menampilkan cengiran andalannya.
“Oke, gue jawab nih. Jadi, semalem itu gue nge chat itu si Resya yang kemarin habis dikerjain sama si Ghani tolol itu loh,”jelas Ferzyn.
Adib hanya menatap Ferzyn sambil menaikkan alisnya sebelah, pertanda ia ingin Ferzyn melanjutkan kalimatnya.
Ferzyn yang mengerti kode dari temannya yang super dingin ini langsung melanjutkan kalimatnya. “Terus pas gue udah ngirim chat ke cewek itu, dibales juga tuh sama dia, ya walaupun agak judes juga sih jawabnya. Dan gara-gara satu pesan dari dia, gue jadi senyum-senyum sendiri kaya orang gila."
Adib langsung bisa mengerti maksud tersirat dari ucapan Ferzyn. Hal itu berarti Ferzyn senang bukan kalau dia sedang chatingan dengan Resya? Lalu mengapa ia semalam juga mengirim pesan romantis pada sepupunya?
“ Maksud?”tanya Adib meminta penjelasan.
“Hah?” tanya Ferzyn balik. Sungguh, ia sama sekali tak mengerti sahabatnya ini sedang berbicara apa. Apa kalau berbicara dengan orang harus menggunakan bensin atau solar? Sampai-sampai Adib masuk nominasi orang yang irit bicara.
“ Mau deketin siapa,” ujar Adib menatap Ferzyn, pandangannya pun tak luput dari cowok tersebut.
“Oh jadi intinya lo cuman mau nanya itu?” ucap Ferzyn mengerti maksud alur yang dipertanyakan Adib.
Adib diam sejenak, tak menggubris pertanyaan yang dilontarkan Ferzyn. Lalu kemudian ia mulai angkat bicara lagi. “Kenapa lo juga chat Alsya, kalau lo sukanya sama Resya,” ujar Adib to the point.
Ferzyn malah semakin tambah bingung. Mengapa Adib tiba-tiba bertanya tentang perasaannya? Apa Adib langsung berasumsi bahwa ia menyukai Resya? Tapi di sisi lain ia juga memiliki niat untuk mendekati Resya. Dan soal Alsya, ia hanya mengirim pesan manis pada Alsya saja. Apa itu salah?
“ Gue ngak suka sama Resya Dib, gue cuman mau deketin dia aja kok, ngak lebih. Dan semalem gue cuman chat si Alsya doang, terus dia juga nanggepinnya baik kok, ngak sejudes Resya,” jelas Ferzyn seolah mengingat apa yang ia lakukan semalam.
Adib kembali diam. Sifat yang dimiliki Ferzyn dari dulu memang tak pernah berubah. Deketin – Baperin – Ditinggalin. Tapi tak semua cewek, hanya tergantung pada hati Ferzyn saja pilih mana yang mau dijadikan umpan. Itu sisi dari Ferzyn yang tidak disukai oleh Adibar. Tapi kalau baik ke semua cewek itu sudah menjadi ciri khasnya seorang Ferzyne Aliwijaya, hanya baik dan perhatian. Bukan sampai diajak pendekatan.

KAMU SEDANG MEMBACA
FERSYA
Teen Fiction" Fer, kenalin ini temen gue, namanya Resya," ujar Alsya memperkenalkan Resya pada Ferzyn. Gue udah tahu kalik, siapa sih yang ngak kenal sama buaya kayak dia itu - Resya Queenesya Gue udah tahu lah, siapa sih yang ngak kenal sama cewek secantik d...