Innocent Calm

33 2 0
                                    

Langit malam itu begitu kelam sekelam jelaga. Awan hitam bergulung-gulung menyelimuti langit berbintang, seolah telah mengetahui sebuah tragedi besar yang akan terjadi. Angin terus berhembus kencang seakan ingin menemani kelamnya siraman hujan di malam itu.

Suara guruh menggelegar terdengar dari dalam ruangan yang cukup besar. Kilatan cahaya petir terus masuk melalui jendela-jendela ruangan yang tinggi, hingga hampir menyentuh langit-langit. Jendela tinggi itu hampir mengelilingi satu ruangan. Sehingga segelap apapun ruangan itu, maka akan teranglah seketika jikalau petir mulai menyambar.

"Ve Bezarius," ujar sosok dengan jubah hitam pada bocah lelaki yang tengah bersimpuh di hadapannya. Kepalanya menunduk, tubuh kurusnya bergetar, sedang napasnya memburu. Begitu pasrah ketika seseorang berjubah lainnya memegangi kedua lengannya dari belakang.

"Aku, sebagai orang yang memikul chain penghukuman... sekarang juga akan mengadilimu." Sosok berjubah dengan tudung kepala yang menutupi sebagian besar wajahnya mendekati. Melepaskan sarung tangan hitamnya. Bocah itu mendongak, menatap ngeri pada sosoknya. "Dosamu adalah... Adanya dirimu didunia ini."

Pandora Heart

Seseorang pernah berkata, "tempat itu diliputi kegelapan, bagaimanapun juga... bukan berarti tidak ada cahaya sedikitpun."

.

.

.

"Tuan muda! Dimanakah kau tuan muda Ve?" teriak seorang perempuan paruh baya. Suaranya menggema disepanjang koridor mansion yang sangat megah itu.

"Tuan muda!"

" Kau yang disana! Tunggu sebentar!" serunya pada sosok bocah dengan surai kelam yang sedang berjalan di koridor.

"Jimmy!"

"Y-Yak!" bocah itu menghentikan langkahnya, menoleh ke sumber suara. Terkejut mendapati sosok perempuan paruh baya tiba-tiba meraih kedua lengannya.

"Kamu adalah pelayan yang selalu bersama dengan tuan muda, jadi kau pasti tahu dimana tuan muda Ve sembunyi!" alis perempuan itu menukik tajam. Aura Miss Kate terlihat sangat menyeramkan baginya.

"Miss Kate, a-apa yang terjadi pada tuan muda?" tanyanya. Mata sipitnya membulat, mengkerjap menampakkan wajah tak berdosanya.

"Hampir waktunya untuk pesta, tapi aku tidak menemukannya dimanapun!" kata Miss Kate setengah putus asa. "Ja-jangan bilang dia berencana untuk memboikot!?" frustasinya.

"Um, Uh. Aku sebenarnya belum melihat tuan muda sejak selesai sarapan..." ujar Jimmy seraya mengalihkan pandangannya, tubuhnya bergerak-gerak gelisah. Kentara sekali bocah itu mengelak.

"aku teringat sesuatu Jimmy. Aku mendengar sesuatu dari tuan muda. Dia bilang bahwa kamu benar-benar takut pada kucing, benarkah?" perempuan itu menyodorkan seekor kucing pada Jimmy, menyeringai lebar. Benar saja, sontak Jimmy langsung melompat menjauh. Ngeri menatap seekor kucing manis di genggaman tangan perempuan itu. Tubuhnya beringsut mendekati dinding dibelakangnya.

"Da-danau! Dia dan Nona Lisanna menuju danau!" seru Jimmy dengan nada ketakutannya. Sembari mata yang mengawasi pergerakan makhluk berbulu itu.

"Ho! Ho! Ho! Jadi di danau?! Baiklah! Ayo pergi dan tangkap dia!" Miss Kate berseru sembari melenggang pergi bersama dua orang pelayan lainnya, meninggalkan Jimmy yang menatap ngeri kucing manis itu menjauh.

<3 pandora heart <3

Terdengar kikihan lirih dibalik pintu lemari yang dicakar-cakar kucing manis. "tuan muda.... berhentilah bermain dan keluarlah..." Kata Jimmy ketika memasuki ruang kamar. Lalu terdengar dobrakan pintu lemari.

Pandora HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang