I guess it's time for ordinary people like us to have an extraordinary love story
.
"JISOOOOOO!!"
Jisoo meringis ngeri mendengar teriakan atasannya. Rasanya bukan sekali dua kali saja atasannya hari ini berteriak, tapi sudah ratusan kali dan itu membuat telinganya pengang. Berbeda dari hari sebelumnya, Jisoo merasa bahwa hari ini sangat tidak biasa saja.
Soojoo, rekan kerja di sebelahnya, hanya menatap Jisoo prihatin. Rasanya ingin membantu, tapi bagaimana? Atasan mereka terkenal kejam!
"Saya tidak mau tau Jisoo, laporan ini harus selesai hari ini!"
Jisoo terlonjak kaget ketika si atasan membanting laporannya dengan kencang ke atas meja kerjanya. Segera Jisoo pamit undur diri, berusaha menenangkan jantungnya yang berlonjakan tidak karuan.
"Dia kenapa sih hari ini? Marah-marah terus ngga takut tambah tua?"
Soojoo mencibir sambil menunjuk dagunya ke arah ruangan atasan yang tertutup rapat. Entahlah, hari ini sepertinya ada yang beda. Atasan mereka memang terkenal tegas dan disiplin, tapi tidak pernah sekejam ini. Bayangkan saja hari ini semua yang mereka kerjakan selalu salah dan harus direvisi. Dan dikumpulkannya? Hari ini juga!
Sungguh otak Jisoo mau pecah rasanya.
"Entahlah Soojoo, aku pun bingung karena aku udah benar-benar ikuti petunjuk. Dia seharusnya gak perlu semarah itu...."
Jisoo menghela nafas. Gabungan antara kesal dan lelah. Dia sudah lembur berhari-hari hanya untuk mengerjakan semua ini, kemudian ditolak mentah-mentah. Yang benar saja!
Soojoo membolak-balik laporan Jisoo, mencoba mencari tahu mana yang salah dan membantu membenahi. Tapi sayangnya dia juga sama tidak tahunya dengan Jisoo.
"Ini rumit banget, aku bingung....."
Baru membaca sekilas saja Soojoo sudah menyerah. Masalahnya meskipun bukan karyawan yang menonjol, Jisoo ini terkenal cukup rajin, cekatan, dan cerdas di departemen mereka. Kalau Jisoo saja sudah tidak bisa, apa lagi yang lainnya.
"Hmmm, ini proyek pemasaran dan keuangan kan? Coba kamu tanya anak keuangan, Jisoo."
"Anak keuangan pasti sibuk, aku takut ganggu."
Jisoo menggigit bibirnya. Dia ingat sekali sekitar satu bulan yang lalu pernah ikut sang atasan untuk proyek bersama dengan departemen keuangan. Departemen itu memang berisi dengan orang-orang pintar, tapi mereka sedikit susah jika diajak bersosialisasi di luar kerjaan dan selalu terlihat sibuk setiap saat, membuat Jisoo jadi enggan meminta bantuan. Ya, meskipun Jisoo kenal dengan beberapa dari mereka, tapi tetap saja.
"Ini kan proyek mereka juga, harus tanggung jawab. Udah mending kamu sekarang ke sana deh sebelum mereka istirahat."
"Serius?"
"Serius, buruan"
Ujar Soojoo sambil mendorong Jisoo ke luar ruangan.
Sepanjang perjalanan menuju departemen keuangan, Jisoo membaca-baca laporannya kembali dan mencatat dalam otaknya apa saja yang harus diperbaiki. Sekaligus berlatih dalam hati perihal apa yang akan disampaikannya nanti di depan orang keuangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar, Spice, and Everything Nice
FanfictionA jumbled mess of Kim Jisoo's fanfiction. Be it oneshots, ficlets, or drabbles. Enjoy!