one

247 47 3
                                    

kepulan asap melambung ke atas, berangsur hilang tertiup hembusan angin. sebatang pulpen yang menjadi sumber polusi tersebut tergeletak di atas meja, yang tidak lain berisi cairan manis penuh kandungan nikotin berbahaya.

selain itu, petikan gitar terdengar memenuhi langit malam itu. seo changbin, pemuda berusia 25 tahun yang terduduk di balkon apartemennya, sedang memainkan asal kunci-kunci yang menurutnya enak didengar.

terus begitu, namun ketika rangkaian nada itu membentuk sebuah lagu, ia akan menghirup kembali perasa kopi tersebut, dan menghembuskannya ke udara. setidaknya ia sendirian, tidak ada gadis cerewet yang selalu datang merusuh dan mengomelinya mengenai kebiasaan tidak sehat itu. padahal bagi changbin, setidaknya vapor memiliki disadvantage yang lebih sedikit ketimbang rokok.

mengingat tentang gadis itu membuat changbin berdecak kesal dan meletakkan gitarnya ke lantai, lalu membaringkan tubuhnya ke atas bangku panjang yang telah disinggahinya sejak dua jam lalu.

dahyun selalu membenci apabila ia datang dan mendapati changbin bermalas-malasan seperti itu, namun gadis itu tentu takkan datang lagi setelah dengan lugasnya mengatakan ia berhenti. yang benar saja, changbin baru saja debut enam bulan dan sudah harus kehilangan manajernya?

alasannya sederhana. keluarga dahyun melarangnya untuk bekerja pada seorang artis yang memiliki masa lalu berantakan. dan semua ini adalah akibat dari sebuah ulasan yang menyebutkan changbin adalah seorang penindas ketika sekolah.

sungguh? di tengah-tengah persiapan comeback-nya? changbin tak habis pikir mengapa haters suka sekali mengusik kehidupan artis siapapun itu.

berita itu sebenarnya tak terlalu panas, namun agensi memutuskan untuk mengundur proyek yang telah disiapkannya bahkan saat masih dalam pelatihan. rasanya changbin ingin sekali menampar hanbin, kakak laki-laki sekaligus ceo dari agensinya yang tak memberi pembelaan sama sekali.

"bersantailah dulu selagi staff mempersiapkan segala kebutuhan filming dan aku mencarikan manajer baru untukmu."

"persetan dengan bersantai. aku jauh lebih stress jika tidak ada yang mengajakku berdiskusi seperti ini," gerutu changbin dan menghirup vapornya untuk, entahlah, kesekian kalinya.

biasanya dahyun yang rumahnya berada di pinggir kota akan datang pagi-pagi untuk memastikan apakah changbin tidur atau masih begadang merampungkan lagunya, atau mungkin ia memesan junk food sebagai pangan seharian dan bukannya menu empat sehat lima sempurna.

dulu changbin merasa terganggu, senang pula di saat bersamaan. hanbin tidak pernah bersikap seperhatian itu padanya, lagipula menyenangkan juga jika memiliki kakak perempuan. sayang sekali kebersamaan mereka yang hanya sekilas harus terputus begitu saja tanpa hormat.

changbin nyaris terjatuh dari bangkunya ketika mendengar panel sandi apartemennya ditekan berkali-kali, disusul oleh pintu yang terbuka. ia memaksa dirinya berlari, menyongsong orang yang membobol tempat tinggalnya dan mungkin saja itu dahyun.

tapi yang ditemukannya adalah seorang bocah laki-laki, tinggi, kurus, dan seperti seorang turis yang baru saja tiba di destinasinya. dengan santai bocah bersurai peach ombre itu menyandarkan kopernya di dinging ruang tamu, lalu berjalan keliling sambil sesekali berkata 'wow' guna mengagumi interior mahal yang ada.

lalu mata mereka bertemu. changbin dengan tatapan bulatnya, sementara bocah yang menurutnya kurus kering itu dengan berbinar-binar.

"astaga!" si peach-head memekik, lalu berlari mendapati changbin dan tanpa permisi menarik kedua tangannya untuk dijabat kencang. "astaga, kau pasti seo changbin! woah, kau sangat keren! tapi apartemenmu lebih keren. oh, aku suka lagu-lagumu!!"

19 [SKZ ; ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang