1.1

6 1 0
                                        

Hari ini benar-benar hari dimana jantungku lebih berdebar Dari biasanya, Hari dimana aku harus bangun lebih pagi, Dan Hari dimana pembuktian diriku bahwa aku benar-benar Akan memperjuangkan hidup Dan mati.

"Udah Jar, santai aja" ujar Rinto menenangkan diriku, "Kamu bakal lulus test kok."

"Tapi tetep aja deg-degan nih" ucapku gusar, Bagaimana Aku bisa santai, seumur aku hidup baru Kali ini Akan mengikuti test sholat, ditambah hafalan Yang Masih amburacak.

"Ini harus banget apa ditestnya Di mushola Rin?" Tanyaku masih dengan nada gusar yang teramat kentara.

"Yaiyalah, Kalo enggak Di mushola mau dimana, Di kelas?"

Iya juga, semua jenis test agama pasti diadakannya di mushola, yang kayak gini yang bikin aku tambah panik, gimana tidak panik, seumur-umur ini pertama kalinya test sholat dihadapan anak-anak kelas, bisa mati gemetar kalo kayak gini, secara aku masih belum yakin dengan hafalan sholatku sendiri, Salah Satu alasan utama kenapa aku tidak pernah absen sholat berjamaah.

"Oiya, kalian Tau enggak?" Tanya Fajri yang tiba-tiba merangkul kami dari belakang.

Aku dan Rinto sontak langsung memandang Fajri yang saat ini telah berada diantara Kita.

"Tau apaan?" Rinto mengangkat kedua alisnya sambil melirik ke arah Fajri. "Awas Aja Kalo enggak penting."

"Katanya nanti pas tes sholat, kelas Kita digabungin sama kelas yang lain" ujar Fajri, nah yang kayak gini nih yang bakalan nambahin gemeteran, bukan alay apalagi lebay, tapi aslinya badanku seakan menolak beranjak dari tempatku berdiri, rasanya berat sekali, ya Alloh gusti ringankankah langkah hamba, mudahkanlah hijrah hamba ya rabb.

"Kenapa berhenti dah,?" Heran Fajri Dan Rinto yang sadar dengan langkahku yang terhenti. "Pucet amat sih Jar, sante Aja Kali, cuma tes sholat, udah kayak tes maut Aja"

Yang mereka Tau cuman tes sholat biasa, udah sering dilakuin, lah aku yang baru tiga tahun ini bisa apa, bener kata orang-orang belajar ketika muda itu semudah menulis diatas Batu, belajar diusia tua sesulit menulis diatas air, ya meskipun aku belum tua-tua banget, tapikan untuk ukuranku udah kelewatan banget baru belajar agama.

***

Suasana kelas 12 IPA 3 tidak jauh beda seperti suasana-suasana sebelumnya, ramai-riuh, bedanya sekarang ramai karena banyak mulut yang berlomba-lomba melontarkan hafalan sholat, padahal yakin seratus persen diantara mereka tidak Ada yang tidak hafal, Tapi karena hari ini akan dilakukan tes sholat membuat semua murid di kelas itu termasuk Fatimah merasa tegang, takutnya sewaktu dites tiba-tiba semua hafalan hilang, karena grogi.

"Udah ayook ke mushola," ajak Ratih salah Satu murid kelas itu, kentara sekali Kalo dia juga sama gugupnya dengan yang lain.

"Nanti Aja sih, bukannya sekarang bagiannya kelas IPS 1?" heran Putri, teman sebangku Fatimah yang sedang diam fokus ke kertas yang penuh dengan catatan hafalan sholat sengaja dia membuatnya biar gampang ngehafalin, bisa dibawa kemana saja karena ringan dan praktis.

Beda lagi dengan Fatimah, dia malah memfoto tulisan Putri, dia malas untuk mencatatnya apalagi dia itu pelupa bisa berabe nanti kalau dia nanti tidak sengaja membuang kertas hafalannya kan, repot dia.

"Bukannya tadi kata azka Kita tesnya digabung Sama anak IPS?" Tutur Ratih.

"Hah!?" Semua yang sedang berkumpul ditempat Fatimah terkejut bukan main mendengar penuturan Ratih.

Karena seharusnya tes mereka nanti setelah jam istirahat pertama, tapi kenapa mendadak dipercepat begini.

"Jadwal prakteknya kan bukan sekarang tapi nanti." Ujar Fatimah, "kok tiba-tiba gini?"

mini series of unfortunateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang