CHAPTER 1

19 10 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah ditahun ajaran baru, seorang perempuan yang sedang berjalan dengan sahabatnya di koridor sekolah. Karena tahun ini mereka menduduki kelas XI dan menjadi senior baru. Namun, baginya itu tidak penting. Yang terpenting baginya menuntut ilmu, menyelesaikan sekolahnya dengan nilai yang memuaskan yang bisa membanggakan keluarganya.

Memang. Untuk apa mementingkan status senior di sekolah? Bagi Andrea semua murid disini semua sama. Sama-sama menuntut ilmu dan sama-sama membayar sekolah disini.

Andrea Druscilla, adalah salah satu siswi di kartika international school yang cukup terkenal karena prestasinya yang sangat membanggakan namanya juga nama sekolah.

Andrea dan sahabatnya sedang berada di kantin, "Kalian mau pesen apa? Biar gue yang pesenin." Jessica menawarkan kepada Andrea dan Meira.

"Makasih Jess.. gue gak deh kayanya," Andrea tersenyum, dan Jessica hanya mengangguk. "Lo, Mei?" tanyanya lagi pada Meira.

"Roti sama air mineral aja satu yaa.." ucap Meira, "Makasih loh Jes.. tumben banget sih..." sambungnya sambil terkekeh.

"Besok gantian lah.." jawab Jessica, Andrea hanya terkekeh.

Setelah beberapa saat Jessica kembali membawa tiga bungkus roti dan tiga botol air mineral. Bersamaan dengan itu, terdengar suara yang sangat rusuh dari arah pintu kantin. Mereka serempak menoleh,

"Kalian tau kan mereka siapa?" Tanya Jessica atusias sambil menaruh makanan dan minuman yang tadi dibeli ke meja.

"Memang ada yang gak tau mereka siapa, Jes?" Meira balik bertanya kepada Jessica.

Jessica melirikan matanya kearah Andrea, Andrea yang sedang memaikan ponsel, merasa ada yang memperhatikannya, mendongak. Benar saja, Jessica sedang melirik kearahnya.

Menolehkan kepala kearah pintu, pasalnya ia tidak terlalu memperdulikan apa yang terjadi disekitarnya. Ia memang mendengar suara gaduh dari pintu kantin, tapi dia acuh.

Ternyata ada tiga anak laki-laki yang baru memasuki area kantin. 'Baru bertiga saja sudah membuat gaduh, apalagi jika mereka datang bersepuluh. Entah apa yang lakukan hingga bisa membuat kegaduhan hanya dengan bertiga?' Batin Andrea.

"Mereka? Murid tenar disekolah ini kan?" ucap Andrea menaruh ponselnya dimeja.

Murid tenar atau yang biasa disebut most wanted atau apalah itu. Andrea bingung, mengapa murid nakal seperti mereka lebih tenar dari pada anak yang sering memenangkan olimpiade matematika.

Meira menoleh menatap Andrea "Lo tau mereka, Re..?" Tanya Meira, pasalnya pada saat mereka membicarakan seseorang pasti Andrea-lah yang selalu tidak tau siapa orang yang sedang dibicarakan. Itu karena Andrea yang selalu tidak mementingkan keadaan sekitar. Ayolah.. walaupun masih sekolah, bukannya sekolah juga banyak gosip yang bisa dibacarakan?

Andrea terkekeh sinis, "Gimana gak tau. Tiap gue lewat koridor ada mereka, hampir semua cewe sekolah teriak-teriak kaya di hutan. Bayangin, padahal mereka cuma lewat doang."

"Entah apa yang ada dipikiran cewe-cewe itu?" jawabnya dengan muka jengkel.

"Apasih bagus nya mereka? Apa yang diambil dari mereka? orang Nothing kaya gitu kok dibanggain. Heran!" sambung Andrea dengan sinis, menatap segerombolan anak lelaki di meja pojok sana.

"Ree.. Jangan mudah kesulut emosi cuma karena bahas Elang sama temen temennya" ucap Meira, coba menenangkan Andrea pasalnya ia yang sangat tau bahwa sahabatnya yang satu itu sangat sensi bila membahas Elang. "Lo masih kesel sama Elang?" tanyanya.

ELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang