Sambutan luka Rahma

116 8 0
                                    

"Ummi Maira akan tinggal di rumah saja untuk menemani ummi" ucap Maira dalam pelukkan Maryam

"Ikutlah suamimu Maira! Keluarganya sudah menunggumu dan juga nak Hafidz" tutur Maryam sambil melepas pelukan Maira

"Tapi ummi?" Elak Maira

"Uni ada Aisyah dan mas Haris disini yang akan menemani ummi" Aisyah meyakinkan Maira

"Baiklah ummi. Maira pergi ya um? Maira janji akan sering-sering kemari" Pamit Maira pada Maryam

Maira dan Hafidz menyalami Maryam kemudian menuju mobilnya untuk pergi ke rumah Salma

Dalam perjalanan menuju rumah Hafidz, hanya hening yang terjadi hingga Hafidz membuka percakapan diantara keduanya

"Azahra" Si pemilik nama itupun merasa canggung dan merasa berbeda. Sebab hanya Hafidz yang memanggilnya dengan sebutan Az-zahra

"Na'am aakh..." Hafidz tiba-tiba menghentikan mobilnya membuat Maira memejamkan matanya ketakutan bila terjadi apa-apa

Hafidz kemudian menangkup pundak Maira dengan kedua tangannya

"Panggil saya mas! Karena sekarang saya adalah suamimu" titah Hafidz

Maira yang mendengar itu merasa malu dan menundukkan pandangannya karena belum terbiasa.

"Kenapa hmmm?" Tanya Hafidz pada Maira yang mengetahui perubahan Maira

"Mas ini sumaimu, mahrammu, dan kau tidak boleh menundukkan pandanganmu dihadapan mas!" Hafidz memeluk Maira.

Maira membulatkan matanya, Maira sangat tidak nyaman sekali

"Terimakasih sudah mau menerima mas, setelah bertahun-tahun mas mencari keberadaanmu akhirnya mas menemukanmu"

"Andai saja perjodohan yang malang ini tidak terjadi mungkin mas tidak akan pernah bisa bersamamu Hummaira Azahra."

Hafidz memeluk erat Maira solah Hafidz sangat takut akan kehilangan untuk kesekian kalinya

"Mas, Maira sepertinya tidak enak badan. Maira ingin cepat sampai" Terang Maira

Maira memilih tidak menimpali perkataan Hafidz, agar Hafidz cepat melepaskan pelukannya dan melajukan mobilnya

Hafidz yang mendengar keluhan Mairapun segera memeriksa suhu badan Maira dengan meletakan tangan Hafidz di kening Maira, tapi Maira menyangkal tangan Hafidz

"Mas Maira ingin pulang" pinta Maira lagi

"Baiklah kita pulang" Hafidz melajukan mobilnya dengan cepat

Sesampainya dirumah Salma Maira disambut dengan hangat oleh keluarga besar Hafidz kecuali Rahma.

Ternyata Salma telah membuat syukuran kecil-kecilan di rumahnya untuk menyambut kedatangan Hafidz dan juga Maira

"Maira Sayang" Salma memeluk Maira

"Bi Ijah, tolong bawa koper-koper Maira ke kamar Hafidz ya bi!" Titah Salaman pada Ijah

"Iya ibu" jawab Surti

"Ohh ini, penggantinya uni Fatimah? Lumayan cantik" Ucap Rahma pada Maira

"Fatimah? Siapa Fatimah? Pengganti? Apakah mas Hafidz sebelumnya sudah pernah menikah?" Batin Maira bermonolog

Maira yang merasa tak enak dengan tatapan Rahma dan tidak mau berfikir aneh-aneh mengenai suaminya Maira mencoba mencairkan suasana canggung

"Hummairah"  Maira mengulurkan tangan Maira pada Rahma yang tidak mendapat sambutan baik dari Rahma

"Pake dukun apa sih loe?" Timpal Rahma pada Maira

Maira meneteskan bulir bening dibalik niqabnya setelah mendengar ucapan Rahma, untuk yang kedua kalinya ucapan Rahma membuat Maira sesak dengan sebutan dukun

Ahad yang kesal mendengar ucapan Rahma dan akan menimpali segala perbuatan Rahma pada iparnya tiba-tiba Hafidz berpamitan dengan umminya

"Ummi Azahra sedang tak enak badan" terang Hafidz pada Salma

"Dan kamu Rahma, apa paman dan bibi tidak pernah mengajarkanmu cara bicara yang sopan kepada orang yang lebih dewasa?" Tanya Hafidz pada Rahma dengan tatapan yang tajam pada Rahma

***

HummairahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang