Kabar Dari Abi

124 7 3
                                    

Hafidz memeluk Maira
"Jangan didengerin ucapan Rahma" Ucap Hafidz pada Maira. Maira hanya menjawab dengan anggukan

"Istirahatlah, mas akan ke rumah sakit karena ada koas yang harus mas bimbing" pamit Hafidz sambil mengecup kening Maira

Maira mengundurkan badannya karena mendapat perlakuan yang belum terbiasa dari Hafidz

"Astagfirrullahaladzim, lama-lama aku bisa terkena jantungan"  batin Maira

"Assalamualaikum" Hafidz mengucap salam pada Maira

"Waaa.. walaikumsallam"

Hafidz melangkah keluar dengan perasaan yang campur aduk. Jujur saja sebenernya Hafidz belum pernah melihat wajah Maira lantaran Maira memakai niqab.

Setelah pernikahannya pun Hafidz dan Maira tidak langsung bersama sebab Maira masilah meratapi kepergian Farhan Abinya

"Hafidz?" Panggil Salma ketika Hafidz baru turun dari tangga

"Iya ummi?"

"Mau kemana? Dimana Maira?" Tanya Salma

"Hafidz ada bimbingan untuk koas ummi, Maira istirahat dikamar" jelas Hafidz

"Hafidz pergi dulu ya ummi" pamit Hafidz pada Salma

"Tidakkah kau sebaiknya dirumah Hafidz" ucap Ali

"Tapi Abi, Hafidz harus membimbing koas salah satu mahasiswa" jelas Hafidz

"Abi sudah menyuruh Ahad menggantikan posisimu dirumah sakit. Dirumah masih mengadakan syukuran penikahanmu dan ini masih beberapa hari setelah pernikahanmu dengan Maira" Jelas Ali pada Hafidz

"Abi juga sudah mengajukan cutimu untuk beberapa bulan ke depan. Untuk bulan madu dengan Maira" Tutur Ali penuh dengan kebahagiaan yang terpancar melalui senyum dibibir Ali

Hafidz yang mendengar penjelasan dari abinya tak mampu menahan debaran bahagia di hatinya, Hafidz langsung memeluk Abinya

"Syukron Abi" Hafidz melangkah menuju kamar untuk memberi kabar gembira ini ke istrinya

Saat Hafidz membuka pintu kamar berbarengan dengan munculnya Maira dari kamar mandi dengan keadaan Maira tidak mengenakan hijab begitupun niqabnya.

Maira yang mengetahui kehadiran Hafidz, Maira langsung masuk kembali ke kamar mandi.

"Haduhh pakai apa ya?" Bisik Maira

Saat Maira masih kebingungan  memikirkan tentang kain untuk menutup kepalanya, Hafidz malah merencanakan untuk menjahili Maira istrinya

"Auuuu... Zahra.. Zahra... tolong mas Azahra" Maira yang mendengar Hafidz meminta tolong, Maira langsung membuka knop pintu bersiap akan berlari untuk menolong Hafidz

"Iya mas, Ma..."

Brukk...

Maira terjatuh dipelukan Hafidz, Maira memejamkan matanya ketika Maira membuka matanya Maira mendapati Hafidz terpejam

"Mas.. Mas... Mas Hafidz bangun Mas!" Maira menepuk-nepuk pelan pipi Hafidz

Maira meletakkan jari Maira dhidung Hafidz yang mendapati tidak ada hembusan nafas dari Hafidz

"Mas.." Maira menggelengkan kepalanya tak percaya

Maira mencoba menempelkan telinganya tepat dirasa Hafidz untuk mengecek denyut jantungnya

"Mas Hafidz bangun!" Panggil Maira

"Abi telah menitipkan Maira sama mas" Maira menitikkan Air matanya tak percaya bahwa suaminya telah tiada dan yang tetap belum Maira ketahui itu hanya kejahilan Hafidz dengan Maira

Hafidz yang mengintip Maira dengan menyipitkan sebelah matanya, merasa kasihan. Hafidz tak percaya Maira akan beneran percaya

"Iya Hummairah Az-zahra" Jawab Hafidz dengan sederet gigi yang ia tunjukkan pada Maira

"Mas Hafidz" Maira langsung menatap Hafidz

"Prank" ucap Hafidz dengan pecahan tawa dari Hafidz setelah menang dengan mengerjai Maira

"Aaaa... Mas Hafidz nyebelin" Maira sudah lupa dengan niqab dan hijabnya dihadapan Hafidz

Maira mencoba berdiri tapi Hafidz menahannya dengan cara menarik hingga Maira jatuh tepat pada pelukan Hafidz.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HummairahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang