Prolog

164 5 0
                                    

Nama gue Aulia zahra biasa di panggil Aulia. Gue sekolah di SMA Melati. Gue mempunyai kakak yang bernama Defan Anggara dan kedua orang tua gue yang bernama Mira Bella dan Andra Johan.

Kami Sekeluarga baru-baru pindah di Indonesia, di karena kan ayah gue mempunyai Perusahaan di Indonesia yang cukup besar.

Tok tok tok

"Non Aulia..."ucap seorang pembantu.

"Iya bi ada apa..." Ucap gadis yang menjadi pemilik kamar unik tersebut.

"Non di panggil bapak untuk sarapan." ucap pembantu tersebut yang bernama bibi Suri

"Iya bi bentar lagi aku turun." kata gue.

Gue udah rapih dengan menggunakan seragam sekolah.
Memakai baju putih,rok yang agak pendek sampai di atas lutut, kos kaki yang panjang,sepatu yang warna hitam putih dan rambut yang tidak di ikat sampai di pinggang gue.

"Morning...mama,kak Def yang jelek kayak kutil anoa." Sapa gue sambil mencium pipi Kak Defan dan Mama.

"Too..sayang ." 

"Morning adek ku yang dekil kek kutil badak." Balas Defan sambil tertawa.

"Ish Kak Defan nyebelin."

"Lah orang kamu yang mulai duluan."

"Btw Mah, Papa mana kok nggak sarapan bareng kita sih...??" Kata gue sambil celingak celingak mencari keberadaan Papa tersayang gue.

"Papa kamu udah berangkat sayang,katanya ada miting." Kata  Mama.

"Ooh" jawab ku singkat.

Setelah kami sarapan kak Def udah pergi duluan katanya ada kuliah pagi,dan gue pun di antar oleh supir pribadi mama.

Aku berada di dalam mobil sambil main hp dan mendengar kan musik,namun tiba-tiba  mobil mendadak berhenti hingga aku sedikit maju ke depan.

"Pak kenapa berhenti...??" Tanya gue pada Pak supir.

"Maaf non kayaknya ban mobilnya kempes non."ucpn pak sudi.

"Yahh bisa-bisa aku terlambat dong pak." Gue pun turun dari mobil sambil mencari taksi.

"Maaf non bapak yang terlalu ceroboh." Ucpn Pak supir yang bernama Pak Didi.

"Nggak papa bukan salah bapak kok. Yaudah saya cari taksi dulu.

"Iya non hati hati."ucpn pak Didi.

Saat gue lagi menunggu taksi,tidak ada satu pun yang lewat.

"Aduhh..gue bisa terlambat kalau gini, mana taksi nggak ada lagi."ucpan cemas

Saat gue jalan, gue ngeliat   taksi yang nggak jauh dari pandangan  gue tapi taksi itu ada di sebelah kanan sedangkan gue  ada di sebelah kiri jadi gue harus nyebrang dulu.

Jauh banget sih taksi nya ntar kalo gue keringetan gimana?? Ntar bedak gue luntur gimana?? Ehh nggak deng kan gue nggak pernah make bedak. Batin Aulia.

Tapi pas gue mau nyebrang, ada motor yang melaju ke arah gue. Dengan spontanitas yang tinggi gue teriak dengan suara toa gue.

"Ahh Mamah."

Laki-laki pun mengerem mendadak dan ia pun turun  dari motor melepas kan helm full face hitamnya. 

"Elo..mau cari mati ya?" Ketus si pengendara itu.

"Lah situ yang salah yaa... kok gue yang dimarahin sihh. Situ yang nggak klakson." Gue pun mulai nyolot.

"Lah kok nyolot sih. Ya mau-mau  gue dong mau klakson atau nggak, kan motor-motor gue."

"Kok nyolot balik sih." Balas gue sambil natap tajam cowok yang ada di depan gue.

"Males gue ladenin lo." Ucapnya sambil memakai helm full face nya.

"Siapa juga yang mau ladenin cowok ngeselin kayak lo." Balas  gue sambil berkacak pinggang.

Tinn Tinn

"Minggir, gue mau lewat!" Ucap cowok itu ketus.

"Kan jalan yang sana luas." Balas gue sambil nunjuk jalan yang ada di sebelah gue.

Cowok itu pun langsung pergi.

"Dasar langsung main pergi ajah tu orng,nggak minta maaf gitu langsung aja pergi, kalau gue ketemu lagi ama tuh cowok bakalan gue mutilasi tuh orang." Gumam gue dalam hati.

Next.......

Aulia & Aidil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang