O.9

1.4K 245 45
                                    

10 Days Secret Admirer Challenge :
9. You must send him/her your picture while smiling.

Aku membawa selembar foto diriku yang sedang tersenyum canggung, karena ini akan menjadi hari terakhirku mengirim sajak-sajak menjijikan kepada Chenle.

Aku tidak tahu bagaimana reaksi dirinya akan saat melihat diriku.

Tapi, Jaemin menyemangatiku, bahwa aku pasti akan memenangkan hati milik Chenle, yang bahkan pria itu sudah memiliki kekasih.

Moodku langsung turun, dan lesu seketika mengingatnya. Apa yang aku lakukan sebenarnya beberapa hari kemarin?

Apa yang kau harapkan? Apa kau berharap Chenle membalas cintamu? Mimpi saja kau Huang Renjun.

Karena tiba-tiba nyaliku menciut untuk bertatap langsung dengan Chenle, aku langsung saja pergi ke lokernya dan menyelipkan kertas dan foto, yang kini wajahku yang menghiasinya, atau mungkin merusak suasana loker miliknya.

Chenle sudah selesai kelas, ia melirik kearah jendela dan melihat pria berhoodie itu berdiri didepan kelasnya, rasanya Chenle ingin buru-buru untuk menyelesaikan catatan kemudian keluar, dan bahkan mulutnya sudah memaki sang dosen agar mempercepat...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chenle sudah selesai kelas, ia melirik kearah jendela dan melihat pria berhoodie itu berdiri didepan kelasnya, rasanya Chenle ingin buru-buru untuk menyelesaikan catatan kemudian keluar, dan bahkan mulutnya sudah memaki sang dosen agar mempercepat materi miliknya.

Chenle benar-benar ingin melihat pria yang selama ini mengirimkan sajak-sajak kepadanya.

Namun, harapannya sirna ketika pria itu pergi bahkan lima menit sebelum Chenle keluar kelas.

Setelah itu, Chenle langsung berlari ke arah lokernya dan benar saja, ia melihat foto seorang pria dengan senyuman yang tampannya. Membuat hatinya berdesir karena Chenle sepertinya pernah melihatnya.

Kalau tidak salah didepan kelas saat pagi hari.

Ya, benar, pagi itu, Chenle mendapatkan coklat dimejanya.

Jangan-jangan, pria ini yang bernama H.r?

Mata Chenle bergulir keatas kebawah membaca perkata-kata dan pria tersebut menulis namanya, bukan inisial lagi.

Pria itu, Huang Renjun.

"Maafkan aku yang tidak tahu diri ini berani mencintai dirimu yang sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maafkan aku yang tidak tahu diri ini berani mencintai dirimu yang sempurna. Apa yang bisa kau harapkan dariku?
Tentu, kekasihmu jauh lebih baik dari pada diriku.

Maaf kelancanganku, tapi perasaan benar-benar tidak bisa dibohongi.

Aku benar-benar mencintai dirimu, Zhong Chenle" - Huang Renjun, Sastra Inggris semester 6.

Chenle langsung pergi ke fakultas bahasa yang berada diseberang fakultas miliknya, dia berlarian di lorong mencari Renjun tentu saja.

Dan dia, melihatnya, diujung lorong.

Renjun yang begitu terkejut melihat dirinya.

"Renjun!" Panggil Chenle dengan nyaring. Kaki kecilnya berlari menyusul Renjun diujung lorong.

"Ah senangnya bertemu denganmu" Ujar Chenle yang masih tersenyum lebar, nafasnya tersenggal karena berlarian, dia begitu lelah.

"Kamu kenapa disini?"

"Sepertinya ada kesalah pahaman disini, aku ingin meluruskannya" Jelas Chenle.

"Hmm?"

"Aku tidak memiliki kekasih"

"Lalu? Yang mengantar jemput dirimu itu siapa?"

"Pffttt.. Kau berfikir dia adalah kekasihku? Apakah orang yang sering antar-jemput disebut sepasang kekasih? Aku tidak tahu kalau pemikiranmu begitu kuno, Huang" Cibir Chenle dengan tawa ejekan dari bibirnya.

"Tapi dia sering mencium pipimu"

"Oh my god, dia hanya sepupuku, dia memang selalu seperti itu" Kikik Chenle geli, sudah bukan satu kali dua kali jika Chenle dan Hendery sang sepupu disebut sepasang kekasih, Chenle sudah terbiasa dengan itu.

"Jadi?"

"Jadi apanya?"

"Aku adalah ganjil yang kau genapkan
Kau adalah telat-teki yang ku lengkapi
Kita adalah dua dimasa lalu berbeda
Dengan satu masa depan yang sama" Ujarku sembari mengusap punggung tangannya yang halus.

"Aku tidak pandai bersajak"

"Debaran ini pertanda, bahwa diantara kita ada yang tidak biasa. Apakah ada rasa yang hadir diam-diam didalam dadamu?" Renjun bertanya, dan Chenle mengangguk.

Jujur saja, Renjunpun sudah membuat Chenle jatuh hati semenjak ia memakan coklat darinya.

"Aku memiliki rasa yang sama denganmu Renjun"

"Terima kasih Chenle" Ucapku tulus, aku mainkan anak rambutnya yang halus kemudian tersenyum.

"Sama-sama, kata Chenle gitu"

Iya aku sebucin itu sama Chenle woy:'))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iya aku sebucin itu sama Chenle woy:'))

[√] Secret Admirer // RenLeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang