Retak menyisakan
Jejak tak terhapus
Di mana kau kini
Sungguh aku rindu
...rindu!Fiersa Besari - Melangkah tanpamu
***Setahun yg lalu Ara ditinggalkan oleh Eza. Eza pergi begitu saja. Setelah itu, sisi lain dari Ara mulai muncul. Seorang Ara bintang kelas yg sangat periang ini berubah jadi Ara yg muram.
Prestasinya pun mulai bergeser oleh orang-orang yg ingin melampauinya. Ara yg selalu peringkat pertama di kelas, sekarang sudah tergeser 2 tangga menjadi peringkat 3. Masih bagus sih, sangat bagus malah. Tapi tidak untuk orang tua Ara. Bunda dan Ayahnya sudah jelas marah saat prestasinya menurun.
Perginya Eza membuat Ara terpuruk.
Cinta itu nyebelin ya, bahkan seorang Ara aja bisa jadi bucin. Serius, Ara ingin mengutuk dirinya sendiri.Ara selalu berusaha menyibukan diri. Mulai dari kuliah hingga bekerja. Sekarang Ara sudah memasuki semester 2 akhir di kampusnya, ia juga bekerja sebagai freelance graphic designer saat ia sedang dirumah.
Sejak SMP Ara sudah suka dengan desain dunia desain, tentu saja dia juga pandai menggambar sejak kecil. Makanya sekarang dia sudah memiliki penghasilan sendiri.
Kalau anak perempuan lain sibuk dengan ekskul di sekolahnya, saat SMP Ara selalu ingin pulang cepat agar ia bisa belajar desain dirumah. Ia juga mengikuti beberapa perlombaan menggambar yg membuat namanya semakin bersinar.
Setelah lulus SMP Ara melanjutkan sekolah di sebuah SMA Negeri. Sekolah yg membuat hatinya terpaut pada Eza.
Eza dulu satu sekolah dengan Ara, tapi ia pindah saat kelas 11 semester akhir.
Meskipun mereka berada disekolah yang berbeda. Meraka Tetap bertemu hampir setiap hari dan berbincang melalui ponsel 24/7. Enggak bosen gitu ya?Eza selalu menjemput Ara setiap pulang sekolah. Bersama Ara hampir selama 2 tahun membuat Eza sangat mengenal keluarga Ara. Eza ini kalo ngapel hampir tiap hari, kalo kata Bunda Ara sih bosen liatnya juga.
Iya. Mereka se bucin itu.
Sibuk pacaran tidak membuat Ara malas belajar, justru membuat Ara semakin giat belajar. Oleh karena itu, hubungan mereka tidak ditentang orang tua.
Saat Ara bilang pacaran sama Eza, Ayah Ara langsung memanggil Eza ke rumah. Tentu aja si Eza takut, dia dag dig dug enggak karuan.*
"Eza," kata Ayah.
"Iya om?" sahut Eza yg setengah gugup. Kayak mau disuruh nikahin Ara aja elah.
"Jangan sakitin Ara ya, Ara ini rewel. Kalo kamu nyakitin hati Ara nanti Ayah yang pusing, dia pasti rewel dirumah," kata Ayah sambil sedikit tertawa. Eza pun tertawa.
"Ih ayah apa sih," rengek Ara yg tidak terima dibilang rewel. Padahal kan memang iya ya. Ara kira Ayah mau bilang apa kek yang sosweet gitu.
"Siap om, Eza enggak akan sakitin Ara," kata Eza dengan yakin. Anak SMA kayak yg iya aja. Sok iye.
*
Sekarang Ara tau, semua omongan manis Eza itu bohong. Hilih bullshit. Ujung-ujungnya Ara ditinggal juga.
Ara benci, tapi sudah setahun berlalu hati Ara masih ketinggalan di Eza. Ara gagal move on terus, payah.Kini Ara sangat merindukan Eza. Ara ingin sekali lagi, sekali lagi saja bersama Eza.
Tuhkan, gimana mau move on?
***
"Teh Ara, mau oreo engga?" Kata Ira, adik Ara yg berteriak dibalik pintu kamar Ara.
"Mauuu! Siniin," teriak Ara. Ira kemudian masuk ke kamar Ara membawa setoples oreo kesukaan Ara.
"Tumben baik," kata Ara sambil membuka toples.
"Jangan geer, Ira disuruh ayah," ujar Ira yg berusia 3 tahun dibawah Ara.
"Ih kamu mah udah mau teteh puji juga, untung belum mujinya."
Ira mengintip ke arah laptop Ara, disana terlihat gambar sebuah kode-kode yang tidak Ara mengerti. Ara lagi bikin pemrograman, Ira mana ngerti.
"Teh sibuk engga?" tanya Ira.
"Lumayan, ada apa?"
"Mau nanya tapi Ira pasti di gas sama teteh."
"Suudzon mulu kamu ke aku," kata Ara dengan nada sedikit tinggi.
"Tuhkan teteh mah nge-gas," ujar Ira. Ara itu emang kadang sumbunya pendek jadi ya gitu.
"Yaudah engga gaakan, apa mau nanya apa?" tanya Ara dengan nada halus yang dibuat-buat.
"Teteh kapan mau move on dari Kak Eza?" tanya Ira dengan sedikit tertawa.
"Iraaaaaaaaaaaaa," teriak Ara. Ira tertawa kencang kemudian lari sebelum terkena ocehan dari Ara. Seneng banget Ira ledekin kakaknya sendiri.
Jangan coba-coba menyebut nama Eza kalau enggak mau lihat Ara ngamuk.Memang, segalak itu.
Bagi orang lain mungkin menyebut nama mantan bukan hal yg mengusik. Tapi bagi Ara, hanya dengan menyebut namanya saja membuat Ara terusik.
Bagi orang itu hanya bercanda, bagi Ara itu sangat tidak lucu.
Mereka tidak tau apa yg Ara rasakan, benar kan?
.
.
.
to be continue.Terimakasih udah mau baca hehe
Sekiranya kamu suka, jangan lupa vote sama comment ya! 💞Love, Ashiilov
KAMU SEDANG MEMBACA
Ragu
ChickLit"Diantara ribuan manusia yg lalu lalang di sekitarku, aku cuma pilih kamu. Lantas kenapa kamu masih ragu?"