❤Bagian 2❤

36 1 0
                                    

                  Kemarahan Dady

                           ****
      Tidak membutuhkan waktu lama bagi Stella untuk tiba di mall tempat mereka tadi janjian, Stella tengah memarkirkan motor kesayangannya di parkiran, Stella memasuki mall mencari sahabat-sahabatnya.
      Mereka menunngu Stella di lobby mall tidak memerlukan watu lama bagi Stella untuk menemukan sahabat-sahabatnya.

" Stella sini." Panggil Dita melambaikan tangan

" Hai guys cari makan dulu yu." Saran Stella.

" cawww lah." Seru Dita semangat. Mereka mulai melangkah ke kedai penjual makanan.

      Setibanya di kedai mereka langsung memesan makanan. Mereka mengobrol hal-hal yang mereka alami hingga Stellapun menceritakan apa yang tadi ia alami sebelum sampai ke mall.

" Guys lo tau ngga." Kata Stella

" Ya ngga lah pe'a lo nya aja belum ngomong". Sahut Selin.

" Ya sabar dikit napa maen potong aja orang gue belum selesai ngomong."

" Ya udah lanjut."
Stella mulai menceritakan hal yang tadi Ia ngga sengaja ia bertemu Darel di warung belakang sekolah.

" Wah asli tuk anak, rese parah." Sahut Dita

" Awas jodoh loh, kebetulan ketemu terus." Kata Selin.

" Amit-amit deh, jodohan sama dia mana tahan gue tu orang rese kebangetan".

" Aamiin-aamiin kali." Balas Dita.

" Tau ah berisik, cepetan beresin tuh makan, terus kita cus nonton dulu." Kata Stella.

     Selesai makan mereka langsung pergi ke bioskop, lanjut ke salon buat ngewarnain rambut. Tak terasa keluar dari mall langit sudah gelap, hingga mereka bergegas pulang ke rumah masing.

Setibanya di rumah ia melihat sebuah mobil yang tidak asing ia lihat terparkir di garasi rumahnya, ternyata itu mobil ayahnya yang baru pulang dari perjalanan dinasnya, Stella bergegas turun dari motor iya mulai melangkahkan kakinya ke dalam rumah. Di ruangan tengah tampak sang ayah yang sedang menonton televisi.

" Baru pulang kamu! Jam berapa ini, kamu itu anak perempuan jam segini baru pulang sekalian aja ngga usah pulang, ". Tanya Ridho ayah Stella marah.

" Baru juga jam tujuh , " Kata Stella Santai

" Jadi gini kelakuan kamu kalo ngga ada ayah, bagus ya bukannya pulang sekolah langsung pulang malah keluyuran." Kata Ayah meninggi.

" Buat apa pulang juga, kalo tiba di rumah ngga ada orang. Mending maen jelas ngga akan kesepian." Kata Stella emosi.

" Bagus banget kamu, ngomong sama orang tua udah ga ada hormat-hormatnya. Kaya ngga di sekolahin.

" Serah ayah aja." Kata Stella melenggang pergi menuju ke kamar.

" Ya udah cepetan kamu mandi siap-siap makan malem sama ayah." Teriak sang ayah.

      Stella segera membersihkan badannya, untuk menyegarkan kembali pikirannya yang kalut. Tidak perlu memakan waktu lama bagi Stella untuk membersihkan badannya, Stella sudah siap dengan Setelan rumahan yang hanya memakai kaos oblong yang agak kegedean, celana pendek di bawah lutut.

     Stella menuruni anak tangga untuk makan malam bersama ayahnya, meski Ia masih kesal kepada ayahnya Ia terpaksa menuruti kemauan ayahnya jika tidak ayahnya akan berisik. Stella tengah duduk di hadapan ayahnya, Ia mulai mengambil nasi dan lauk-pauk. Di sela-sela ia makan tiba-tiba ayahnya berbicara bahwa ada hal penting yang harus di sampaikan oleh ayahnya.

" Stella kamu akan ayah jodohin dengan anaknya teman ayah, ayah gak terima penolakan." Kata Ayah Stella tegas, Stella terkejut sampai Ia tersedak, Stella tidak percaya ayahnya bisa seenaknya membuat keputusan,

" Ayah ko seenaknya, maen jodohin aja ayah gak ngertiin perasaan aku." Kata Stella lirh, dalam hatinya Ia marah tapi tidak langsung Ia luapkan amarahnya.

" Ayah begini juga demi kebaikan kamu, sementara ini ayah sibuk kerja ayah gak tau kamu di luaran kaya gimana, ayah khawatir kamu salah gaul. Maka dari itu, ayah udah yakin akan jodohin kamu sama anaknya temen ayah.

" Tetap aja aku gak mau, kalo ayah khawatir ya udah ayah sering ada di rumah. Biar ayah tau pergaulan aku."

" Ayah begini juga demi kamu, buat masa depan kamu. "

" Terserah ayah, percuma aku ngomong juga ayah tetap gak akan pernah dengerin aku." Tegas Stella melenggang pergi ke kamarnya.

                      ****

The Love of  bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang