🔹🔹🔹
Helaan nafas berat yang kesekian kalinya lolos dari mulut Lia. Tak berhenti berbolak-balik di dekat pintu rumahnya dengan perasaan gelisah. Tampak seperti orang yang kebingungan. Well, Lia memang sedang bingung sekarang.
Yang ada di benaknya kini hanya Soobin. Bagaimana kalau Soobin benar-benar datang kerumahnya? Harus seperti apa Lia menghadapinya?
Dan benar saja setelah itu terdengar bel rumah berbunyi. Soobin, itu pasti Soobin. Lia makin panik. Memberanikan diri untuk mengintip lewat celah jendela yang terbuka, Lia hampir saja berteriak kalau saja tangannya tak cepat membungkam mulutnya sendiri. Soobin datang, dia serius dengan ucapannya.
Mencoba menenangkan dirinya, Lia jadi teringat perkataan Soobin kalau dia tak akan pulang sebelum Lia menemuinya. Ohh, Lia jadi ingin tahu, apa untuk yang kali ini Soobin serius? Akan tetap stay sampai Lia keluar dan menemuinya?
"Oke, gue akan nunggu sampai dia pergi. Ngga mungkin juga dia betah." ucap Lia dengan seringainya. Dengan tidak peduli Lia melangkah menuju kamarnya. Lebih baik bersantai di kamar daripada menanggapi makhluk menyebalkan itu. Pikirnya.
🔹🔹🔹
"Huhh... " ini sudah lebih dari 5 jam. Berkali-kali mengintip lewat jendela kamarnya, Soobin masih betah menunggu di teras rumah Lia. Dengan menggunakan earphone yang di sambungkan ke ponsel nya, Soobin bahkan tak terlihat bosan ataupun kesal sedikitpun.
Di sini justru Lia yang malah bingung, tak segera menemukan rencana untuk membuat Soobin melangkahkan kakinya dari rumah ini. Parahnya, Lia sedang sendirian di rumah. Tak ada seseorangyang bisa di mintai tolong untuk bertemu Soobin. Memberitahu untuk pulang, Lia sedang di luar rumah atau apapun itu.
"Oke, kalau itu yang lo mau." Soobin memang egois. "Terpaksa gue harus ketemu sama lo."
Klekk
"Ehm."
"So-soobin." Lia melangkahkan kakinya mendekat. Menyentuh pundak Soobin sekilas membuat si empu nya menoleh. Menatapnya tak percaya.
"Lo ngapain kesini?" tanya Soobin membuat Lia terheran. Ini kan rumahnya dan Soobin sendiri yang secara tidak langsung memaksanya untuk keluar. Lalu buat apa dia tetap disini?
"Jadi lo nggamau gue keluar? Yaudah gue masuk aja." jawab Lia berniat pergi namun langsung di tahan Soobin. Sepertinya dia sadar.
"Sorry bukan gitu. Gue kira lo ngga akan mau keluar." jawab Soobin dengan senyuman cerahnya. Sedetik kemudian langsung memeluk Lia erat. Yang di peluk pun langsung membeku.
"Bin? Ngapain lo meluk gue? Segitu senengnya lo gue mau keluar?" Lia menepuk-nepuk pundak Soobin pelan. Sebenarnya bermaksud untuk meminta dilepaskan pelukannya. Sedikit mencoba menarik tubuh menjauh.
"Iya gue seneng banget. Lo tau ngga?"
"Apa?"
"Sewaktu gue nungguin lo. Gue terus ngucapin di dalam hati gue. Kalau lo ngga keluar, gue akan nyerah, menjauh dari lo. Tapi, kalau lo mau keluar, itu artinya lo......" ucap soobin menggantung akhir kalimatnya. Posisinya masih memeluk Lia, tak seerat sebelumnya.
Namun sepertinya untuk kali ini Lia terlalu peka. Entah dari mana.... Lia tiba-tiba memikirkan lanjutan dari kalimat Soobin yang terhenti. Tidak mungkin, Soobin akan berkata kalau Lia men-
"Eh?"
"Sorry gue ngga bisa. Gue nggatau harus jawab apa."
Wah Cenayang.
"Emang lo tau gue mau nanya apa?"
"Huh?"
"Eitss." Soobin menarik lengan Lia, mencegahnya yang ingin pergi--lagi.
"Apa susahnya sih, nerima perasaan gue? Lo menghindar terus."
Damn,
"Lo masih belum maafin semua kesalahan gue?"
"Lo masih benci sama gue?"
"Gue harus ngapain biar lo maafin?"
Tolong Stop Bin.
"Gue nggatau bin. Gue masih bingung sama perasaan gue sendiri."
"Apa ada alasan lain?"
"Hmm."
"Hah?"
"Yeji."
"Yeji?"
TBC
Yeji? Ada apa dengan Yeji?
Yahhh, Soobin gagal lagi dong.
NEXT? YES OR NO?
Harap tinggalkan Jejak. ✌
No siders 👊
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴡʜᴀᴛ ɪs ʟᴏᴠᴇ ? | sᴏᴏʟɪᴀ ✔
Short Story[END] Lia tak pernah mengerti apa arti Cinta, bahkan saat dirinya sedang Jatuh Cinta. Started : 19-03-2019 Ended : 15-06-2019 ©2019, chichupeach