Bukan hanya perihal rasa, memilih juga harus dengan takaran pikiran yang bulat bukan hanya sekedar memaksakan kehendak untuk melakukannya.
Gimana setelah berminggu-minggu diriku tak meng- update ini cerita, oke i know you semua ngga sabar mau baca the next story nya. Langsung saja
Setelah ku pikir berkali-kali mungkin gadis ini tak akan menerima ku sebagai her own nya tapi ku sudah membulatkan tekadku untuk bisa mendekatinya. Ku buka layar hapeku yang terkunci, dan ku coba menyapanya dengan perkataan "udah makan? ". Sekitar 10 kutunggu akhirnya mendapatkan balasan dari sang gadis ini, sudah katanya, kemudian diiringi dengan balasan "tumben nanya kek gini". Kujawab dengan "emangnya ngga bolehh". Dia pun merespon dengan emot senyum pipi merona dan menjawab "boleh dong".
"oiya, btw kalo aku ngeliat muka mu mirip sama mantan ku lo" katanya
"serius! "
"iya, tapi dia nakal"
"oiyakah, ehem berarti aku ngga nakal dong"
"mm emang ngga, kamulo emang baik wkwk pasti udah punya icew"
"sok tahunya, i am single ya"
"wkwk nanya doang! "Perbincangan kecil pun berlanjut hingga larut malam, dan aku memberanikan diri untuk mengatakan selamat malam padanya.
"udah malam euy"
"wkwk iya tau"
"tidur gih"
"iya aku juga ngantuk!"
"gudnet ya"Sampai pagi berganti chat ku baru terbalaskan dengan kata maaf karena dia ketiduran dan tak sempat membalas pesan ku. Chat pun berlanjut di sekolah, aku malu ketika harus berpapasan dengannya, pasalnya aku mengira dia menjatuhkan rasa juga padaku, tapi khayal racun ini terus bersarang pada otakku.
"eh kamu kok malu malu ketemu aku tadi?" ujarnya
"ngga tau kek ketemu ibu negara aku wkwk"
"ah sembarangan, kenapa malu aku nanya lo?"
"ngga tau ibuu,"
"lucu ya kamu ni!"Sejak itu panggilan ibu negara adalah yang tercocok untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kopi Senjaku
RomanceSebuah harapan yang kandas menutup hati untuk berkeinginan dalam canda dan bahagaia dia tetaplah aku..