"Kenalin Ca ini hana"
Aku hanya tersenyum tipis melihat dua orang di depanku ini. Bukan! bukanya aku tidak suka mereka berdua bersama, namun kepalaku sangat pusing karena terkena panasnya sinar matahari siang hari.
"Kalian tadi dimana?" Tanyaku.
"Di cafe sebrang jalan itu, bagus banget Ca dalamnya, dingin lagi." jawab Azam.Deg. Anjing.
Sekarang aku dirumah di dalam kamar,memukul pelan kepalaku karena rasa sakitnya yang tiada henti. Aku berjalan ke arah kotak obat. Sial. Obatnya habis, dan tidak ada seorang pun di rumah ini.
Aku mengambil smarthphone untuk menetelfon Azam, biasanya disaat yang genting seperti seorang Azam akan mebantu ku. Nada nya menyambung, oh Tuhan terimakasih.
"Halo Zam, lagi dimana?
"....."
"Bisa min-"
"....."
"Oh oke kalau gitu, gaada apa apa kok have fun bro."Tidak ada obat, tidak ada orang rumah, tidak ada Azam. Selamat menahan rasa sakit ini Caca.
Jam 19.29
Rumah Azam hanya berjarak dua rumah ke rumahku, dan yah tada dia telah masuk ke dalam rumah ku tanpa permisi, ga sopan.
"Ca lu tau gak?" Tanyanya.
"Engga,"
"Yeuh si anying belum selesai" Aku hanya mengendikan bahu, tanda menyuruh dia melanjutkan bicaranya.
"Jadi gua tadi putus sama Anin, stt diam jangan di sela. Terus gua di salahin dong, siapa suruh jadi pacar ilang mulu. Tapi kabar baiknya gua di belain sama Hana HAHAHA. Mampus"
"ok silakan bicara nona Caca."
"Dasar monyet lo."Salam dari Sejeong & Taehyung. Oiya ngomong-ngomong ini cerita emang bosenin banget haha. Jadi aku ga paksa kalian buat vote atau komen. Cerita ini untuk seseorang karena janji. Yah itu aja. Lof yu haha💜
Utas -3
KAMU SEDANG MEMBACA
AZAM - Revolusi
Teen Fiction" Revolusi akan terus terjadi dalam kehidupan, jangan pergi karena sebuah evolusi, ya Zam " - Acala clarissa