Aku sekarang berada di ayunan bayi, dengan Duke, Ayah ku didunia ini, yang sedang menatapku dengan intens.
Ayah yang dingin,serius,kaku,dan terkesan cuek. Itulah yang dideskripsikan dalam light novel yang kubaca.
Namun selama 2 bulan ini, dia terus memperhatikan kami, menjenguk kami di sela-sela waktu nya, dan terkadang tertidur di kamar kami.
Aku dapat merasakan kehangatannya.
Dia mirip. Sangat mirip.
Dia sangat mirip dengan ayahku di dunia asalku.
Aku dapat merasakan air mata mengalir dari mataku, dan akupun mulai menangis.
Ayah terlihat terkejut dan menggendong ku sebelum para pelayan sempat menghampiriku.
Dia menimang ku, terasa kaku, namun sangat lembut.
Aku merasa kantuk menghampiriku, rasanya pantulan cahaya dari rambut pirang ayah tidak mempan menghilangkan rasa kantuk ku.
Perlahan, mataku terpejam.
Sekilas, aku mendengar alunan lagu pengantar tidur yang sangat pelan.
Diiringi alunan yang dinyanyikan dengan suara yang berat namun halus itu, aku pergi ke dunia mimpi.
☆☆☆☆☆☆☆
Rambut pirang, bola mata ungu gelap yang terlihat dalam.
Mungil seperti boneka.
Itulah yang dapat ku deskripsikan dari Elyssa.
Dan mungkin aku pun begitu, jika kami kembar identik, maka penampilan kami akan sama.
Entahlah, aku belum dapat melihat rambutku karena masih sangat pendek.
Dan aku belum pernah melihat refleksi diriku didepan cermin karena aku terlalu kecil untuk naik ke meja rias di ruanganku.
Sudah 6 bulan aku menjalani hidup baruku, kini aku dan Elyssa sudah mulai berinteraksi satu sama lain.
Dia terlihat imut, untuk orang yang sebenarnya berumur 17 tahun ini, tidak mungkin aku tidak gemas saat melihatnya.
Gadis kecil yang imut ini, nanti harus menemui takdir yang kejam di masa depan. Entah karena ikatan batin antar saudari kembar, atau karena kami adalah saudari sedarah yang selalu bersama, aku tak ingin dia menjadi seperti itu.
Ada sedikit rasa sakit di hatiku, dan Elyssa langsung menangis.
Memang kekuatan telepati antar saudari kembar tidak dapat diremehkan.
"ya ampun,cup-cup nona manis" ujar seorang pelayan sambil menggendong nya.
"nona kita sungguh menggemaskan ya" ucap salah satu pelayan.
"namun nona Alynna jauh lebih pendiam dari nona Elyssa ya.." sahut pelayan lain.
" apa jangan-jangan-"
" hey! Jaga ucapanmu" ucap Mary sambil memukul pelan kepala pelayan itu.
Aku tidak kesal mendengarnya, aku memang relatif lebih tenang dibanding Elyssa.
Karena secara mental aku ini berumur 17 tahun, apa yang mereka harapkan?
Aku saja sudah terkejut dengan fakta bahwa dalam sehari aku harus menangis minimal dua kali. Apalagi di kehidupan ku sebelumnya aku hanya menangis kalau akan datang bulan saja. Harus nya mereka bersyukur kalau aku masih berusaha menangis agar mereka tidak khawatir.
Saat sedang bermain dengan Elyssa, pintu kamar kami terbuka dan seluruh pelayan langsung membungkuk.
Seorang wanita yang terlihat anggun masuk ke ruangan,
Dia adalah ibu kandung ku di dunia ini. Duchess Roselia. Seorang ibu dari tokoh antagonis,peran figuran yang berperan penting untuk menjadikan Elyssa sebagai seorang karakter Antagonis.
Seorang putri dari keluarga viscount yang sudah lemah. Roselia Laurenton yang kini menjadi Roselia Wagner setelah menikah dengan ayahku.
Dia adalah sosok wanita yang kompeten,perfeksionis,keras kepala dan teguh pendirian. Karakter yang kuat untuk seorang wanita di kehidupan bangsawan yang seperti ini.
Banyak orang yang mengagumi dirinya, namun karena status nya sebagai putri seorang viscount rendahan,tak jarang ia mendapatkan cemoohan dan direndahkan.
Dan dia membenci itu.
Dari sudut pandang objektif, aku dapat menilai nya sebagai orang yang berniat baik hanya saja dia tidak mengerti dan tidak mencoba untuk mengerti akan perasaan orang yang menjadi objek nya.
Dia ingin Elyssa menjadi seorang 'Lady' yang sempurna, sehingga tak ada lagi yang dapat meremehkan Elyssa.
Namun dalam proses nya, dia sama sekali tidak menghargai pendapat Elyssa dan tidak mendengar perkataan orang lain. Dia sangat keras kepala untuk mencapai tujuan nya, hingga akhirnya ambisi itu yang menghancurkan keluarganya.
Haha, sungguh naif.
Dia menggendong Elyssa terlebih dahulu, dan Mary menggendong ku. Saat Roselia duduk di kursi, barulah dia menatapku.
"bagaimana kondisi nya hari ini?" Tanya nya sambil memangku Elyssa.
"Baik seperti biasa nyonya. Apalagi nona Alynna ini sungguh tenang dan tidak rewel." Jawab Mary sambil mengelus kepalaku dengan lembut.
Aneh rasanya, saat aku lebih merasakan kehangatan dari Mary dibanding ibu kandungku sendiri. Aku hanya dapat tertawa untuk menunjukan bahwa aku menyukai nya.
"ah, nona terlihat sungguh menawan saat tertawa." Ucap nya sambil menimangku.
Duchess Roselia menatapku dengan tatapan yang tak dapat kubaca artinya. Dia tersenyum sejenak, lalu kembali bermain dengan Elyssa.
"mungkin dia seperti ayahnya." Gumam Duchess Roselia, maksudku, ibuku.
Mary mengangguk dengan senyuman tulus, dan kembali menatapku. "sungguh beruntung tuan duke, memiliki istri yang sangat kuat sampai langsung menganugerahi dua putri sekaligus, terlebih lagi kedua putri nya sungguh cantik dan menawan." Ucapnya.
tidak,tidak. Yang beruntung adalah ibu dan kami yang dapat memiliki sosok pria seperti ayah. batinku.
Aku menatap Elyssa yang berada dipangkuan ibuku, dia sedang bermain dengan renda di lengan gaun ibu kami.
alangkah indahnya jika kita dapat menjalani hidup dengan damai,Elyssa.
Aku ingin dia menghidupi kehidupan nya sesuai dengan keinginannya.
Tentu bukan berarti dia akan meninggalkan kewajiban nya dari status seorang putri duke. Aku hanya ingin dia tumbuh menjadi gadis yang mengejar mimpinya namun juga tidak melupakan posisinya. Apakah itu berlebihan?Saat aku sibuk memikirkan cara, aku kembali tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnated as the Villainess's Twin Sister
Romancesebelum aku dapat menyampaikan rasa terimakasih ku, kematian telah menghampiriku. Saat kufikir bahwa segalanya telah berakhir, aku terlahir di dunia yang sama seperti yang kubaca di Light novel saat aku SMP. oh tidak.. aku...,isekai? Dan aku menya...