5

689 69 30
                                    

"Gimana dok?" tanya Sehun khawatir.

"Gapapa pak Sehun, mbak Rose udah tenangan dan lukanya udah saya obati."

"Gak parah kan dok?"

"Gak pak, bersyukur benturannya tidak terlalu keras." meskipun dokter telah berkata seperti itupun, Sehun tetap saja khawatir. Apanya yang patut disyukuri? Pelipis Rose jelas mengeluarkan darah, rambut yang acak - acakan dan sampai menangis. Itu terjadi semua karena dirinya. Sejeong adalah mantannya, jelas saja itu semua tanggung jawabnya.

Setelah menerima obat dari dokter Sehun langsung bergegas kembali ke ruanganya. Yang tadinya dia diliputi rasa khawatir, setelah melihat keadaan Rosie dirinya menghembuskan nafas lega. Wanita yang menjadi tunangannya kini sedang bermain game yang ada di ponselnya, meski masih terlihat wajah lelahnya, namun jauh lebih baik dari yang tadi. Dirinya sama sekali tak bisa berpikir jernih saat melihat keadaan Rosie tadi. Sehun sangat benci keadaan saat dirinya tidak bisa melindungi Rosie. Ini semua salahnya.

"Maafin saya ya?" ucap Sehun ketika duduk di sebelah Rosie.

"Maaf untuk apa sih om? Om kan gak ada salah sama saya, gak lagi mabok kan ya?"

"Ck! Saya serius. Gara - gara saya kamu jadi gini."

"Dih mana nih om Sehun yang angkuh? Denger ya om, ini tuh salah si siapa itu? Suju? Sejon? Pokoknya si Seje - seje itulah, gak ada hubungannya sama om Sehun." Jujur aja Rosie gak nyalahin Sehun. Apalagi liat muka Sehun yang udah melas banget, dia jadi gak tega.

"Kamu ini ada - ada aja. Pokoknya maafin saya ya, saya janji bakal lindungin kamu. Saya khawatir tau ga, tapi saya lega kamu gak papa. Tapi kamu bener udah baikan kan ya?"

"Ya om liatkan saya gak papa, shock aja tadi hehe, pengalaman pertama berantem sih hehe. Om khawatir ya?"

"Cih bocah, lagi serius - seriusnya juga. Ya kan kamu tanggung jawab saya."

"Iyadeh om iya." Rosie cuma manggut - manggut doang.

"Kamu istirahat disini aja dulu, saya masih mau ngerjain beberapa berkas. Setelah itu saya nganter kamu pulang."

"Gak usah om, lagian saya mau cepet - cepet pulang, kitakan besok dah mau berangkat."

"Kita batalin aja, kamu masih kaya gini."

"LAHHH GAK BISA GITU DONG OM!!!!"

"Jangan teriak - teriak ya kamu!!" Jelas Sehun kaget denger suara cempreng nyerempet toaknya Rosie.

"Ya habis om main batal - batalin aja, saya kan pengen liburan om! Gak bisa gak bisa."

"Pokoknya batalin aja!" Sehun ngotot.

"Ck! Kak Sehunnieeee? Ochie want to visit LA. Janji deh ochie nurutin kak Sehun. Pokoknya disana ochie nurut." shit!!!! Mana Rosie pake manja ke dia lagi. Bikin deg - degan aja.

"Yaudah iya, tapi kamu istirahat dulu disini oke?"

"Ihhhh ga ma-..."

"Oke batalin aj-..."

"Oke shiaaaapppp, saya siap nunggu om Sehun deh."

"Yaudah saya kerjain berkas dulu ya." Sehun mengacak - ngacak rambut Rosie dan tersenyum. Setelah melakukan itu, Sehun langsung menuju ke meja kerjanya untuk menyelesaikan tugasnya.

Ehhh om - om sialan emang, bikin anak perawan jantungan aja.  Kalo gue jatuh cinta gimana? Kan gak mesti tanggung jawab tuh orang. -Rosie

Setelah beberapa lama bermain dengan ponselnya, Rosie merasa bosan. Melihat Sehun yang sedang fokus, ia langsung memanfaatkan kesempatan untuk keluar. Jelas, Rosie bukan tipe penurut yang akan diam saja di ruang membosankan seperti itu. Maka dari itu ia langsung kabur ke tempat Irene berada, karena di dekat ruangan staff ada ruang tunggu yang artinya ada televisi disana.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 03, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Oppa's Collector Series : Cold and PureWhere stories live. Discover now