Prolog

33 3 0
                                    

Kenalin nama gue Reina Farah Atmaja Gue anak sematawayang dari pasangan Fariz Atmaja dan Sarah Kurnia.

Anak sematawayang yang semua kebutuhannya dipenuhi? Jelas itu gue.

Gue hidup dengan sangat tercukupi.

Ayah gue kepala sekolah dan komite sekolah di salah satu sekolah swasta.

Sekolah itu bisa dibilang punya  kakek gue karena memang bangunnya di lahan keluarga Atmaja dan kakek adalah donatur tetap disitu.

Bunda gue itu dosen sastra bahasa Indonesia dan penulis buku, sudah banyak buku yang dia tulis dan diterbitkan oleh perubahan terkenal.

Gue juga suka baca buku tulisan bunda.

Kalau sahabat atau temen, gue punya tiga sahabat.

Yaitu April yang paling-paling mucil dan nonmuslim, Vita yang mucil dan bego, dan yang paling pinter tapi nakal kek gue namanya Novi.

Kita ini best friend dari SMP dan janjian masuk SMA yang sama, yang jelas kita masuk sekolah bukan sekolahan punya keluarga gue.

*****

"Tunggu Vita dulu coy," ucap gue ke sahabat-sahabat gue.

Gini-gini gue setia jadi cewek.

"Lelet itu taek," balas April yang sudah gak sabar.

"Kalau telat lagi gimana ini?" tanya Novi.

"Bolos," jawab Vita yang sudah ada di belakang gue.

Gue kaget bukan main.

"Njir gue junpot gimana?" tanya gue ke dia.

Dianya cuma senyum-senyum gaje bikin orang kesel.

Sudah telat, bego, pemalas.,apa gak bikin kesel?

"Gak ada bolos, emak gue tadi udah bilang pulang sekolah ini catatan gue mau diperiksain," ucap gue.

"Aish tante Sarah," ujar Vita.

"Kenapa emak gue?" tanya gue sinis ke Vita.

Vita cuma cengar cengir gak jelas.

Memang gak jelas dia itu mah.

"Ayo sudah ntar ini telat loh," ujar Novi.

"Dah pasti telat ini mah," jawab April.

"Masuknya gimana?" tanya Vita.

"Gampang itu, yang penting nyampe sekolah dulu, ayo cepet!" ucap gue yang langsung jalan cepat disusul temen-temen gue.

Kita berempat lari-lari dan nyetopin angkutan.

Butuh hampir setengah jam buat sampe di sekolah gue dan sekarang sudah jam 08.00 pagi.

Tata tertib sekolah masuknya jam 07.15, dah fix gue telat empat puluh lima menit.

"Dah digembok lagi," ucap gue yang langsung duduk di depan pagar sekolah.

Jelas capek lari-lari, terus tadi di angkutan panas, macet pula jalannya.

"Panggil sekuriti aja suruh bukain," jawab Vita santai.

"Percuma bego gak bakal dibukain, lo itu kek gak pernah telat tau," ucap April sambil ngejitak kepala Vita.

"sstt udah sekarang ini mikirin gimana masuknya? Jam 09.00 pelajarannya Pak Tejo ulangan IPS re" tanya Novi.

"Masih sejam, manjat pagar aja kah?" ucap gue.

"Gila lo re, kita berempat ini pake span setengah paha doang lagi," ucap April yang gak setuju sama saran gue.

"Lo semua pake daleman kan?" tanya gue yang langsung diangguki mereka bertiga.

"Ya udah gapapa kalau gitu mah aman, gak ada cara lain ini mah," ucap gue.

"Yaudah ayok, kita lewat pagar belakang sekolah kan rada cetek," lanjut gue.

Gue dan ketiga sahabat gue langsung lari ke belakang sekolah.

Sesampainya di depan pagar.

"Yakin re, pagarnya ada runcingnya loh re, kalau nancep di anunya kita gimana?" tanya Novi.

"Sudah aman, gue duluan ini udah kebelet pipis," jawab Vita dan langsung naik pager.

Gue, April, dan Novi ngeliat Vita naik ke pagar dengan mudahnya ngerasa sanggup naik.

"Lo duluan re, nanti bantuin gue ya, lo duduk di situ tuh," ucap Novi sambil nunjukin pohon yang deket pagar.

"Aman coy," jawab gue.

Gue naik cepet-cepet ke atas pager. Sesampainya di atas gue langsung ke dahan pohon deket pager.

Gue ngeliat ke belakang dan disitu masih ada Vita yang nungguin.

Novi manjat pager dengan hati-hati.

Saat gue mau ngambil tangan Novi buat bantuin dia naik, gue ngerasa kaki gue ditarik-tarik dari bawah.

Gue yakin banget ini kerjaan si Vita.

"Sabar nah Vit," gue nendang Vita karena dia terus tarik kaki gue.

Plak!

Anjir pala gue sakit kampret. Siapa yang berani mukul guw pake penggaris kayu ini? Kalau gue jadi bego gimana?

"Turun kamu!"

Gue denger suara orang itu kek suara laki-laki yang jelas ini bukan suara Vita.

Gue noleh ke belakang dan ternyata itu Pak Supraptomo kepsek gue yang galaknya amit-amit jabang bayi.

Gue liat ke belakangnya Pak Supraptomo, di situ Vita dah lari sambil lambaian tangan.

Palabatu tuh Vita ninggalin kita bertiga dasar gak setia kawan memang tuh bocah.

Gue sama temen-temen gue turun dari atas.

TBC

Balikpapan, 31 Mei 2019

Ulul Kharisma

Badgirl's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang