Chapter 1

26 3 0
                                    

"Kalian itu sudah berapa kali telat? Masih gak kapok? Atau hukumannya kurang berat? Malah ke sekolah pake rok span, mau kerja atau mau sekolah? " omel Pak Supraptomo.

Sekarang Reina,April, dan Novi sedang berada di tengah lapangan.

Jelas tanpa Vita yang sudah lari duluan saat teman-temannya tertangkap basah sedang memanjat pagar untuk masuk ke sekolah.

Dengan keadaan terik matahari yang sangat menyengat.

Jelas tidak mendukung keadaan saat ini bagi Reina dan teman-temannya.

Kejadian ini disaksikan oleh para siswa siswi SMA Pertiwi.

"Kalian ini tidak malu apa telat terus? Terlebih kamu Reina! Apa kamu tidak malu sebagai anggota OSIS yang harusnya memberi contoh kepada teman-teman kamu, tapi malah kamu seperti ini," tanya Pak Supraptomo.

"Ya malu Pak, bapak marahin kita di tengah lapangan gini diliatin sama yang lain, malah pake toak lagi ngomongnya," jawab Reina santai.

"Berani kamu jawab Rei!" bentak Pak Supraptomo.

"Bapak tanya ya saya jawab lah,"

"Sudah Rei, malu," ujar Novi.

Bukan Reina kalau tidak keras kepala.

Orang tuanya saja tidak pernah begini, kenapa orang lain berani mempermalukannya seperti ini?

"Biar kalau malu, malu sekalian. Kita sudah dipermalukan juga," jawab Reina dengan santai.

"Kamu itu masih mau sekolah di sini tidak? Tata tertib tidak diikuti, berani sama guru, mau jadi apa kamu Reina Fara?" murka Pak Supraptomo.

"Saya sekolah di sini atas kemauan saya pak, ya saya jelas mau sekolah di sini. Saya juga telat karena rumah saya dan teman-teman saya ini jauh, kalau mau kita tidak telat lagi tolong jam masuk sekolahnya di mundurkan pak," jawab Reina santai.

"Kalian ini kan bisa datang lebih pagi. Dan kamu Reina, kalau memang masih mau sekolah dengan aturan kamu sendiri, sekolah saja di sekolahan milik keluarga kamu mengerti!" jawab Pak Supraptomo.

"Tidak usah bawa-bawa keluarga saya Pak!" bentak Reina yang tidak terima.

Plak!

Satu tamparan mulus di pipi Reina.

Jelas aksi itu dilihat oleh-oleh siswa-siswi SMA Pertiwi.

Ditampar Reina sama Pak Supraptomo!

Reina juga sih ngebentak gitu

Parah Pak Supraptomo

Kira-kira seperti itu lah bisik-bisik siswa-siswi yang didengar Reina.

"Gakpapa Rei?" tanya April pada Reina.

Reina tidak memperdulikan pertanyaan April.

Reina hanya memegang pipinya yang ditampar Pak Supraptomo.

"Kalian lihat siswi yang saya tampar tadi? Dia adalah siswi yang tidak tahu diri, dan kurang ajar terhadap guru. Adukan saja perbuatan saya pada ayahmu Reina Fara Atmaja." ujar Pak Supraptomo.

Reina maju dan mendekatkan dirinya dengan kuping Pak Supraptomo.

"Saya bukan anak pengaduan, walau bapak bisa seperti ini karena keluarga saya, tapi saya tidak akan mengatakannya pada orang orang Pak Supraptomo yang terhormat," jawab Reina tepat ditelinga Pak Supraptomo.

"Sekarang kalian bertiga lari sepuluh kali keliling lapangan, dan tasnya dibawa ingat!" ujar Pak Supraptomo murka.

Pak Supraptomo sudah tidak tahan dengan sikap Reina.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Badgirl's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang