➖ The Broken Things Inside

136 18 1
                                    

-tasalatte-

🌙

Seharusnya malam itu adalah malam yang paling membahagiakan bagi Jungwoo.

Waktu yang selalu ia nantikan, yaitu melamar Patric. Di bawah indahnya sinar rembulan penuh di malam itu.

Namun, sekarang Jungwoo dengan segala kehancuran di dalam dirinya.

Hancur-sehancur-hancurnya seseorang.

Senyuman yang sedari tadi siang terus ia pancarkan, berubah begitu saja.

Wajahnya kaku, seolah membeku terkena lelehan salju.

Rahangnya mengeras, menahan amarah yang teramat sangat.

"Kasih satu alasan yang jelas ke aku Patric!" Ujar Jungwoo, membentak seorang gadis di depannya, yang tengah menatap Jungwoo tanpa takut.

"Udah aku bilang, dari awal kita pacaran gak ada sedikit pun perasaan yang timbul Jungwoo. Aku cuma kesel lihat hidup kamu yang sempurna, nilai bagus, pintar bergaul, orang tua yang utuh, aku pengen lihat kamu begini, ternyata gak susah ya." Tawa Patric, ditengah pembicaraannya dengan Jungwoo.

"Aku gak percaya. Apa ini karena kamu...kamu selingkuh? Apa ini semua karena laki-laki itu? Iya kan? JAWAB PATRIC!" Jungwoo mengusap wajahnya kasar.

Patric diam, ia benar-benar menahan emosinya di hadapan Jungwoo, yang malah membuat lawan bicaranya itu semakin kesal.

"Jadi bener? Kamu beneran sama laki-laki itu? Kamu punya mulut Pat! Jawab aku!"

"Jungwoo, semakin kamu begini semakin aku muak lihat kamu. Aku berhak menentukan kebahagiaan aku, dan aku gak menemukan kebahagiaan itu di kamu."

Patric berdiri,

"Mulai sekarang ayo kita pura-pura gak kenal, saling menjauh, jangan pernah coba hubungin aku lagi. Jangan. Sebelum kamu yang pergi, biar aku duluan," Itu ucapan Jungwoo. Sebelum Patric keluar dari tempat tersebut.

Patric melanjutkan perjalanannya, seolah tidak ingin satu orang pun melihat dia dengan segala kesedihannya.

🌙

Perjalanan Jungwoo menuju ke tempat kerja terasa sangat lama, pikirannya sedang tidak fokus, kejadian semalam terputar terus menerus, bagaimana Patric dengan mudahnya memutuskan hubungan mereka.

Memori yang tidak akan hilang dalam waktu sekejap.

"Jungwoo, lo dipanggil Pak Taeil." Ujar Mingyu, rekan kerjanya.

"Oh iya, thanks Gyu."

Sesampainya diruangan Pak Taeil, Jungwoo langsung mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk.

"Kamu tau kenapa saya memanggil kamu kesini?"

"Enggak, pak."

"Laporan keuangan yang saya terima semuanya salah, hitungan yang tidak akurat, ada apa Kim Jungwoo? " Pak Taeil Berbicara dengan nada tenang namun penuh penekanan.

Jungwoo keluar ruangan Pak Taeil dengan wajah lesunya.

Selama setahun kebelakang ia bekerja di perusahaan tersebut, tidak pernah sekalipun dirinya membuat kesalahan.

Kejadian hari ini, adalah yang terburuk. Semuanya memburuk.

Jungwoo lelah, padahal sedari tadi ia tidak melakukan sesuatu yang berat.

Bukan badannya yang lelah, melainkan perasaannya lelah, hatinya yang sakit menerima kenyataan.

Just give me a reason, please?

🌙

No Longer - Kim Jungwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang