Menggenggam Luka

93 7 2
                                    


Cerpen ini didedikasikan kepada @Liya091200 

Liya Lelwalu (ini nama fb-nya, anw) 😁 


MENGGENGGAM LUKA

"Resapilah dan biarkan ia mengalir mengikuti pori-pori asmaramu. Agar kau dapat menjadikannya teman sewaktu-waktu."

____________________


Mendung menutupi hampir setengah langit Lisse, Zuid-Holland, sore ini. Sesosok pria bermantel biru berlari kecil sepanjang jalan setapak menuju sebuah toko kue. Sesekali, pria tersebut mengumpat kecil mengutuk betapa jauhnya letak bangunan toko dari papan nama besar bertulis 'IzCake' di mulut jalan setapak yang sudah setengah jalan dilaluinya. Pun uap putih keluar dari mulutnya ketika mengumpat. Awal Januari sedang membekukan kota bunga berumbi tersebut.

Hamparan putih di pinggiran jalan melengkungkan bibir sang pria. Pikirannya langsung membayangkan cita rasa sirup DHT cap pisang ambon yang merah dan manis beradu dengan es serut putih. Persis onggokan salju itu.

Pria tadi merapatkan syal abu di lehernya, kedua tangannya yang sejak tadi bersembunyi dalam saku mantelnya berangsur keluar, menampakkan sarung tangan bermotif bunga pala. Dia menyunggingkan senyum sesaat setelah mendorong pintu toko dan bertemu pandang dengan seorang wanita paruh baya di meja kasir. Bau harum khas kue dan kopi menginvasi indera penciumannya.

"Hallo, mevrow!" sapa ceria si pria, "neem een ​​glas koffie en oliebollen mee."

(Halo, Nyonya!) (Tolong segelas kopi dan oliebollen.)

"Hallo, Norland, wacht een beetje langer."

(Halo, Norland, tunggu sebentar.)

Norland—pria tadi—duduk di sebuah bangku kayu khusus pengunjung toko yang memesan untuk dibawa pulang. Matanya menatap taman kecil di samping toko yang lebih mirip sebuah lukisan putih-hijau. Beberapa jenis anggrek jenis phalaenopsis, oncidium, dan spinnenorchide berjejer menawan di atas meja tinggi tepat di bawah jendela kaca besar. Sedangkan meja-meja kayu dalam ruangan terisi penuh. IzCake memiliki banyak pelanggan di setiap hari.

Biasanya, Norland akan menunggu lima belas sampai dua puluh menit untuk dua oliebollen dan segelas kopi. Oliebollen adalah kue gorengan khas Belanda Selatan berisi kismis atau potongan apel dengan rasa mirip donat. Adonan yang terbuat dari tepung, telur, ragi, garam dan susu digoreng dalam minyak panas sampai berwarna kecoklatan kemudian ditaburi gula bubuk. Sensasi manis dan gurih membuncah di lidah pada gigitan pertama mampu membuat ketagihan lidah siapa saja.

"Norland, dit is jouw bestelling. Koffie en oliebollen. Twee en een half euro."

(Norland, ini pesananmu. Kopi dan oliebollen. Dua setengah euro.)

Norland berdiri dari duduknya. Nyonya pemilik toko yang hari ini menjadi kasir, mengangsurkan pesanan Norland.

"Bedankt, mevrow Izaac." Norland berucap, mendapati oliebollen pesanannya dilebihkan.

(Terima kasih, Nyonya Izaac.)

"Graag gedaan."

(Sama-sama.)

"Wees voorzichtig!" Nyonya Izaac setengah berteriak kepada Norland yang hampir jatuh terjerembab oleh setumpuk salju di luar dekat pintu masuk ,toko.

(Berhati-hatilah!)

Norland memamerkan senyum khasnya. Lalu, melangkah ringan sepanjang jalan setapak yang kini tidak semenyebalkan tadi sambil bersiul riang. Kopi cappuccino diseruputnya perlahan mengusir rasa dingin yang kian menggerogoti tulang. Tiga tahun sudah Lisse menjadi tempatnya berlabuh. Akan tetapi, dinginnya masih tetap membekukan.

Menggenggam LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang