3. TERUNGKAP

12 4 0
                                    

"Oke anak-anak. Siapkan diri kalian untuk minggu depan, karena ujian akhir semester akan diadakan," Ucap Bu Feli, wali kelas X IPA 2. Bu Feli keluar dari ruang kelas.

Siswa langsung berhamburan keluar kelas, karena ingin mengisi para cacing mereka yang sudah kelaparan. Tapi, masih ada beberapa siswa lain yang masih didalam kelas. Termasuk Ve dan Citra.

"Gila, cepet banget udah mau ujian aja," seru Citra yang tengah memasukan bukunya.

"Hm," Ve hanya berdeham tanpa memalingkan wajah dari handphone yang digenggamnya.

"Belajar lo Ve," Citra mengesampingkan badannya untuk menghadap Ve.

"Buat apa?"

"Lo itu bego. Ga ada niatan mau bahagia in orang tua lo apa?"

Mendengar hinaan Citra,Ve menaruh handphone nya disaku dan menghadap Citra.

"Ck! Berisik lo. Gue emang bego dari lahir, jadi gue harus bersyukur sama kebegoan gue. Ga boleh merubah ciptaan Tuhan. Dan gue males bahas itu," Ve langsung bangkit dan pergi keluar kelas meninggalkan Citra yang tengah melongo.

"SUMPAH LO BUKAN TEMEN GUE VE!!" Citra berteriak sangat nyaring, sampai Ve yang sudah agak jauh dari kelas dapat mendengarnya.

***

Karena kejadian tadi, membuat Citra tidak mau ke kantin bersama Ve. Bukan tidak mau, lebih tepatnya karena sudah ditinggal oleh Ve.

Ve memesan makanan dan duduk disalah satu kursi. Tangannya sibuk memainkan handphone yang digenggamnya.

DionFernan_ menyukai kiriman anda. 

"Dih, bocah stalker." Gumam Ve pada akun yang tadi menyukai post an Ve.

Pasalnya, akun itu menyukai post an Ve beberapa bulan yang lalu. Jadi wajar kalau Ve menyebutnya 'bocah stalker'. Memang dasarnya Ve itu cantik, manis tak ada tandingan. Jadi, banyak yang menstalker dirinya.

Dasar bocah pede.

Tak lama kemudian, pesanan Ve datang. Ve memesan mie ayam dan es jeruk pastinya. Suasana kantin tak begitu ramai, Ve pun juga tidak peduli dengan hal itu. Justru dia sangat bersyukur, setidaknya Ve tak perlu mencari kursi kosong dan makanan yang ditunggu pun tidak lama.

"Aih kenyang gua," Ve menyenderkan punggungnya dan mengusap perutnya yang kekenyangan.

"Lo hamil?" Pertanyaan itu membuat Ve menoleh. Enak saja Ve dikata hamil, sebandel-bandelnya Ve, dia tidak akan melakukan hal diluar batas.

Ve menatapnya tajam, lalu sedetik kemudian Ve memukul kepala Arya.

Ya, orang yang bertanya itu adalah Arya.

Ve yang mendengarnya memukul kepala Kakaknya itu. "Lo punya mulut dijaga kampret!" Arya mengusap kepalanya akibat pukulan Ve.

"Lagi lo ngapain ngelus-ngelus perut. Gue kira 'kan lo hamil,"

"Gua kenyang bego." Arya hanya ber'oh' ria.

Ve tidak mau lama-lama didekat Arya. Ve tidak mau ada siswa yang melihat kedekatan dirinya dengan Arya. Status adik-kakak nya masih tertutup rapat. Bahkan, Citra saja tidak mengetahui hal itu.

FEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang