Makanan Gudeg memang tak pernah Luput dari kota Jogja ini.Selain Rasa nya yang sedap di mulut,Makanan satu ini memang
warisan makanan dari nenek moyang kita.Karena hal itu lah yang membuat diriku tak lupa mampir ke suatu tempat makan untuk mengisi perutku,setelah perjalanan jauh dari jakarta-jogja.
"Bang,Pesan satu ya,gudeg nya."
Mengancungkan 1 jari kepada pelayan di tempat makan tersebut."Iya mas,air minumnya mau apa mas?"
Tanya Pelayan itu."Es teh manis aja,mas."
Jawabku kepada pelayan itu.***
"Ini mas,pesanannya."
Terdengar suara pelayan tersebut dari belakang tubuhku."Oh iya,makasih mas."
Memberikan senyuman kepada pelayan itu.Satu suapan gudeg dimulutku,Membuat diriku teringat akan hal masa lalu.
Ya,Masa lalu.Dulu,Waktu diriku masih kecil.Almarhum nenek selalu membuatkan gudeg setiap Anak dan cucunya pulang kekampung halaman satu tahun sekali.Hal itulah yang membuat aku teringat dengan masakan almarhum nenek.
Satu suapan kemulut,hingga suapan terakhir kemulutku,bergegaslah aku untuk membayar makanan dan minuman yang telah kupesan tadi.
"Semuanya jadi berapa mas?"
Tanyaku kepada kasir."Totalnya jadi Rp.50.000 Mas."
Jawab kasir tersebut.ketika tanganku ingin mengambil dompet dari saku celana.Panik sepanik paniknya diriku,ketika aku raba saku celanaku ternyata tidak ada dompet disaku celanaku.
Keringat dingin sudah bercucuran didahi kepalaku.
"Sabar ya mas."
Memberikan senyuman kecil."Aduh mas,Cepetan dong."
Suara dibelakangku
"Iya nih mas,cepetan dong."
Suara dari belakangku
"Lama."
suara dari belakangku.Seketika diriku dibuatnya mati lemas,ketika melihat antrian sudah lumayan panjang dibelakangku.
Satu per satu air keringat dingin mulai bercucuran lebih deras dari sebelumnya.
"Ada apa ini ramai-ramai ?"
Tanya seorang pria yang baru datang dihadapanku"Ini tuan,pria ini terlihat kebingungan karna dompetnya hilang."
Jawab Pelayanan Itu kepada seseorang yang berjas hitam dan bertubuh tinggi."yasudah,Biar saya saja yang membayar semuanya,mas."
Jawab pria berjas hitam tersebut."mas,ini struk belanjanya.Semuanya telah ditanggung oleh atasan kami, Terima kasih sudah berkunjung."
Mengakhirinya dan melanjutkan tugas nya kembali.Akupun berjalan keluar dan terheran heran tak tahu siapa yang membayar tagihan tersebut.
Sepintas terlihat tak asing pria berjas hitam tersebut yang berbisik kepada pelayan tersebut.
Akupun memutar arah jalan ku untuk menuju ke dalam tempat makan tersebut dan bertanya-tanya kepada pelayan yang berada di sekitar tempat makan tersebut.
"boleh saya tahu,yang berjas hitam itu,atasanya mba?
"iya betul mas,ada apa ya?"
"boleh saya tahu tentang dirinya?"
"oh boleh mas,Jadi dia itu yang punya tempat makan ini mas. Namanya Mas Anggara. Mas Anggara itu,juga punya cabang tempat makan loh mas."
"Maaf mba,Anggara siapa nama lengkapnya?"
"Anggara trisno pangkubuwono,mas."
"Astaga mba,Sriusan?"
Seketika tubuhku lemas mendengarnya,Bagaimana tak lemas?
Anggara adalah sahabat lamaku sejak kecil. Banyak yang bilang,bahwa kami adalah saudara kandung.Tapi nyatanya kami dilahirkan ditempat proses pembuatan yang berbeda.Sudah hampir 10 tahun kami berteman waktu itu.Tetapi kami harus berpisah karena ada sebuah gaya gesekan antara keluarga Anggara dan keluargaku. Hingga akhirnya,keluarga Anggara memutuskan pindah tempat tinggal.
"iya mas seriusan,memang ada apa ya?"
"Oh gapapa mba,Anggara itu sahabat kecil saya,mba. Oh iya mba,boleh saya minta kartu identitasnya Anggara?"
"Oh iya mas boleh.Tunggu sebentar ya mas."
(Berjalan kedalam dan memberikan kartu identitas bosnya kepada Aldo)"Maaf mas,ini kartu identitasnya."
"oh iya mba,makasih mba."
KAMU SEDANG MEMBACA
YANG TERTINGGAL
Teen FictionAldo Adalah seorang pria yang berhati dingin kepada wanita,sehingga pada suatu saat ia harus luluh kepada satu wanita yang ia tak sangka kehadirannya dihidupnya. "Saya akan selalu mencoba dan terus mencoba meskipun itu rasanya sakit sekali untuk dil...