Satu

106 50 22
                                    

Complicated

"Gimana persiapan nikah lo?" Vino bertanya penasaran sambil merangkul pundak Brian yang sedari tadi tak henti menunjukkan senyum yang merekah pada wajahnya.

"Udah sembilan puluh persen," jawab Brian, "tinggal nyari tiket buat honeymoon dan nentuin waktu yang pas."

"Wih," seru Vino seneng, "semoga sukses ya pernikahannya."

"Aamiin," jawab Brian dan Serly serempak.

"Thanks ya bro," ucap Brian.

Vino tersenyum. Lalu mengecek jam tangannya. "Kayaknya gue harus cabut. 25 menit lagi gue harus meeting bareng direksi."

Brian geleng-geleng kepala. "Sok sibuk lu," ucap Brian yang diiringi tawa mereka berdua.

"Ya udah gue cabut dulu. Ser gue pamit ya," ucapnya sambil menoleh ke arah Serly yang sedari tadi berdiri di sebelah Brian.

Serly mengangguk pelan, kemudian mengulas sebuah senyum tipis.

"Sip. Ati-ati." Brian nepuk pundak Vino, sohibnya itu juga menepuk pundak Brian.

Brian dan Serly memperhatikan Vino yang berjalan menjauh hingga akhirnya menghilang masuk ke dalam lift.

Brian lalu menggenggam tangan Serly. "Mau makan siang?"

Serly menggelengkan kepalanya lemah. "Ngga. Aku tadi sebelum kesini udah makan di rumah."

Brian mengernyitkan keningnya. Menatap khawatir pada calon istrinya itu yang terlihat berbeda dari biasanya.

"Kamu sakit?" tanya Brian.

"Ngga."

"Banyak pikiran?"

Serly tersenyum. "Dikit."

"Banyakin istirahat. Sama jangan lupa diminum vitamin nya. Jangan sampai sakit. 12 hari lagi lho ini."

Serly mengangguk mendengar petuah dari Brian. "Iya," balas Serly.

Mereka lalu terdiam. Brian mengeluarkan handphone miliknya, matanya menelisik setiap pesan yang masuk.

"Brian," panggil Serly sambil melepaskan genggaman milik Brian.

"Iya?" Brian noleh.

"Aku mau kita udahan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Complicated [Unpublish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang