Jisoo

6.3K 248 12
                                    

Nyeong-an,
Kenalin aku Ji Soo, biasa orang orang manggil aku Ji Soo (Ya iyalah, masa dipanggil Jeceh) tapi sahabat dan daddy ak manggil ak Jichu danceceh ak manggil ak dengan woi! :(

Aku anak kedua dari dua bersaudara. Yang pertama namanya Joo Hyun, panggilannya Irene. Gak tau Irene itu dari mana, tp katanya si Irene itu nama yang di-ngototin Mama yang lagi mengandung ceceh.

Aku cuma tinggal sama Daddy dan ceceh. Mama? Ntahlah saya juga tkdak pernah ketemu Mama karna kata ceceh, Mama langsung meninggal setelah ngelahirin aku dan kata ceceh itu salahku. :( Begitulah, ceceh benci banget sama aku, padahal aku sayang banget sama ceceh ak satu satunya itu.

"Kenapa gak dimakan Nak makanannya?" aku kaget dengar suara Daddy. " Gak enak? Pengen makan apa? Biar Daddy minta Mpok masakin" lanjut Daddy khawatir.

"Mmh, Nggak papa kok Dad. Dedek cuma melamun. Hehehe" ucapku sambil nyenggir kuda memperlihatan sederet gigi persodent. "Dedek makan ya. " lanjutku.

Ce Irene? Dia cuma cuek sambil tetap makan nasi goreng buatan "masterchef" dirumah. Mpok Wati, masterchef ngerangkap buttler, tau kan buttler? bukan yang untuk masak atau olesin di roti. Itu Butter. Buttler itu semacam kepala asisten rumah tangga. Jadi dia CEO-nya semua asisten rumah tangga gitu.. Hehehe.

Kok jadi malah ngenalin Mpok Wati sih, kan reader belum kenalan sama Ceceh dan Daddy.

Jadi Daddy ak itu namanya Young Joon. Umurnya sekitar 46 tahunan gitu. Masi muda pokoknya, soalnya kan orang jaman doeloe nikahnya pada dini dini. Jadi tuh, Daddy nikah sama Mommy pas umur 18. Trus umur 19 Daddy udah jadi Papa karna Ce Irene udah lahir.

Nah, di umur 23 Daddy punya satu putri lagi, kali ini lbih cntik dr putri pertamanya. ups! jangan sampai ce Irene tau aku ngomong apa barusan.

Tapi di tahun ini juga Daddy jadi DuRen a.k.a Duda Keren. Karna istrinya Ji Woo meninggal pas lahirin aku. Makanya ce Irene benci sama aku. :( Katanya aku yang membunuh Mommy-nya, tapi Daddy selalu bilang bukan salah aku, memang sudah takdir dari Tuhan.

Dulu ak sama sekali tidak mengerti maksud dari ucapan ce Irene sama Daddy. Yang ak tau cuma, ak juga benci sama ce Irene yang galak sama aku, tapi baik sama orang lain. Ce Irene yang pelitnya naujubillah sama aku, tapi selalu minjamin kawannya Seulgi semua novel, komik bahkan sepatu dan baju. Bahkan ak pernah mergokin dia kasi baju kesayangan dia ke Ce Seulgi :((. Sampai 6 tahun yang lalu, saat nginjak 18 tahun, lambat laun ak mulai sadar apa yang di maksud Ce Irene ak membunuh Mommy. Mulai saat itu aku tidak lagi membenci ceceh ak satu-satunya itu. Bahkan ak merasa juteknya dia ke aku nggak sepadan sama sekali. Lambat laun aku juga mulai menghukum diri aku sendiri.

'Aku tidak boleh bahagia.' itu yang selalu aku katakan pada diri aku sendiri saat bangun dan saat akan terlelap.

Didepan Daddy, ak akan berpura pura bahagia karena aku tahu, Daddy akan bahagia hanya dengan melihat kebahagiaan putri-putrinya.
Didepan Daddy, ak sama Ce Irene pura pura akrab setelah sama sama pernah mergoki Daddy nangis pas berdoa minta agar kami bisa akrab layaknya saudara.

Flashback

" Hiks. Tuhan, Hamba memohon ampunan-Mu, hiks jika Hamba bersalah. Hukumlah Hamba ya Tuhanku. Tapi Hamba mohon, hiks jangan hukum anak-anak Hamba dengan cobaan-Mu yang berat. Hamba mohon Tuhan, berikan mereka kasih sayang satu sama lain layaknya saudara. Hiks " Daddy memohon sambil berlinang airmata di kamarnya.

Aku melihat ceceh sedikit menghapus ujung matanya yang basah. Tapi sedetik kemudian ceceh berjalan kembali ke kamarnya yang terletak di di sebelah kamar papa pas di depan kamar aku.

Melihat ceceh yang biasanya dingin, MTR ( muka tanpa reaksi ), menitikkan air mata itu sangat jarang dan aku sedikit syok dan tanpa sadar langkah aku menuntun aku menuju pintu coklat kehitaman, dengan gantungan papan hitam bertulisan "FVCK OFF from IRENE's!!" dengan tinta merah. dan tanpa sadar tangan ak sudah mengetuk pintu itu beberapa sampai akhirnya pintu itu melayang terbuka. cukup lama.

"Ada Apa?" ujar pemilik kamar itu dengan tangan kedua bersilang di depan dadanya. Bekas airmata yang mencong terlihat jelas di kedua pipinya.

"Ceceh nangis?" tanya aku polos

"Bukan urusanmu. Kamu ngetuk pintu aku cuma mau bilang itu,iya?" ucap kakak jutek itu sambil bersiap menutup kembali pintu itu, tapi tidak jadi karena tangan ak udah menahan agar tidak tertutup.

"Ada yang mau ak bicarakan. Boleh masuk ce?" ucapku hati hati takut pintunya kebanting keras tepat depan hidungku seperti sebelum sebelumnya.

Terdengar helaan napas ceceh yang sangat berat.
' Sungguh jahat cece aku. dia bahakn tidak repot-repot menyembunyikan helaan nafasnya itu.' pikirku dalam hati, tapi tidak berani mengungkapkan.

Detik selanjutnya, pintu kamar Ce Irene terbuka agak lebar, dan ceceh berjalan masuk ke dalam kamarnya dan duduk di sofa dekat TV yang ada di dalam kamar ce Irene.

Sumpah, ak takjub melihat kamar Ce Irene.. Ini pertama kalinya ak masuk ke kamar Ce Irene.. Nyaman banget kamarnya, mevvah juga, Ce Irene banget stylenya.. I cant describe how good is her room. Yang ak tau, aku langsung pengen rebahan di bed Ce Irene yang kelihatannya sangat nyaman..
kayak gini model kamar Ce Irene.

Jendelanya besar sesuai dengan Ce Irene yang suka sinar matahari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jendelanya besar sesuai dengan Ce Irene yang suka sinar matahari.

"Mau sampai kapan kamu diam disitu? Kalau gk jadi ngomong keluar deh!" kesadaran aku serasa ditarik paksa dari dunia yang masih WOW saat suara Ce Irene terdengar sangat kesal.

"Eh, maaf Ce. Maaf. Aku mau ngomong soal yang tadi kita dengar di depan kamar Daddy." ucapku hati hati. Ya, ak sangat hati hati kalau di depan Ce Irene.

"Terus?" jawab Ce Irene malas. Ingin rasanya aku cubit tangannya yang dari menyilang didepan dadanya. Tapi, ak tau diri. Ak memang pantas digituin.

"Ceceh gak kasihan sama Daddy tdi? Gimana kalau kita mulai akur ce?" saranku. kali ini dengan super hati hati dan masang kuda kuda menhgindar dr serangan Ce Irene.

Tak disangka, Ce Irene cuma diam dan kelihatan tidak akan menyerang. Namun kelihatan berpikir?.

"okeh, mulai besok kita akur. Tapi cuma didepan Daddy! A.K.A kita pura pura akur! Ak gak ada rencana mau akur sama kamu, killer!" Jleb. Hatiku rasanya sangat sakit mendengar kalimat bahwa ce Irene hanya akan berpura pura akur, tapi rasanya seluruh tubuhak tak bertulang, tak ada tenaga saat ku dengar dengan jelas Ce Irene menyebutku killer.

"Deal!" susah payah ak mengeluarkan sepatah kata itu dari tenggorokan ak yang tercekat. Bola mata aku terasa panas, dan nafas aku tersenggal.

Setelah mengucapkan deal. ak langsung ngacir ke kamar ak yg terletak di sebrang kamar Cece sebelum kaki ak benar benar lemas dan terjatuh dan meraung di kamar cece savage itu.

********
Nyeongan..
Unnie Jeceh here..
Maaf klo kata2nya belepotan.
feelnya kurang...
Huhehehe.
tunggu terus part selanjutnya,
oh iya, jempol unnie gede gede. Kalo ada typo mohon di komen.
jgn lupa votementnya.
Saranghae.

Sisters | BlackVelvet | JiReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang