Re-United

1.7K 165 11
                                    

Ada komen yang minta ganti panggilan Jisoo ke Iirene karna katanya gk terbiasa. Lol.
Jadi mulai chapter ini, Jisoo manggil Irene jadi Kak ya cuy..
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~'

Matahari perlahan lahan telah naik dan menghangat separuh bagian dunia ini.

Di sebuah ruangan serba putih di sebuah gedung yang juga serba putih, seorang gadis cantik sedang terbaring dengan kondisi yang sama dengan beberapa hari yang lalu. Dia Jisoo. Jisoo yang masih setia menutup matanya tanpa ada tanda-tanda membuka sepasang mata itu..

Sudah 3 hari Jisoo terbaring di salah satu kamar VIP RS Sarang. Walau dokter mengatakan kondisinya baik baik saja, tapi Jisoo tetap belum sadarkan diri.

Namun, ada yang berbeda pagi ini.
Jisoo merasakan cahaya yang sangat silau saat dia membukan matanya untuk pertama kalinya dalam 3 hari ini, yang pertama dilakukannya adalah,

"Daddy, Kak Irene, Jennie, Rose, Lisa,.." batin Jisoo sebelum,
"Jisoo, kamu udah bangun nak?" terdengar suara Daddy yang serak khas bangun tidur.

"Dad... " suara Jisoo yang tercekat menandakan bahwa dia akan menangis dalam waktu dekat. Benar saja sedetik setelah memanggilnya Ayahnya dia menangis.

"Dad, hiks, maafin Jisoo. Jisoo bodoh. Maafin Jisoo ya Dad. Jisoo salah."ucap Jisoo sambil menangis sesunggukan dan memeluk pinggang Ayahnya erat.

Irene, Rose, Lisa dan Jennie yang  baru saja kembali dari kantin rumah sakit, terkejut saat melihat Jisoo sedang menangis didalam pelukan Daddy-nya.

"Jisoo, kamu udah bangun?" tanya Irene. Irene yang baru membuka pintu terkejut saat melihat Jisoo dan tak mampu bergerak seincipun dari tempatnya berdiri saat ini.  
"Jisoo!" ucap Rose dan Lisa kompak sambil menerobos tubuh Irene, begitu pula dengan Jennie.
"Jisoo! Huaaahhhh" Jennie langsung nangis saat melihat Jisoo nangis sambil memeluk Daddynya dan menghampiri Jisoo dengan setengah berlari.

Lisa, Rose bergantian memeluk Jisoo yang hanya menampakan senyuman tulus tapi lemah. Jennie? Jennie hanya berdiri kaku disamping kasur Jisoo, seperti menunggu aba-aba dari atasan. Jisoo yang menyadari keberadaan Jennie melepas pelukan kedua sahabat alaynya dan menatap Jennie. Ntahlah, tidak ada yang tau apa arti tatapan itu..

"Jen.."
"Jisoo!! Aku minta maaf." Jennie menyela Jisoo dan "Tak seharusnya aku berniat membunuh orang yang kamu cintai. Kamu benar, mungkin ak belum sepenuhnya sembuh. Jiwa iblis-ku masih ada dalam diriku. " Ucap Jennie sambil menangis.

"Tidak Jen. Aku yakin kamu sudah nggak seperti dulu lagi. Aku yang seharusnya meminta maaf atas kelakuanku dirumah tadi dan kelakuan bodoh aku yang menyebabkan kita disini" ucap Jisoo dengan lemah, namun matanya memancarkan ketulusan dan penyesalan yang amat dalam.

Sedetik kemudian Jisoo sudah berada dalam pelukan Jennie. Dengan air mata bercucuran dan suara serak, Jennie bilang "Salah aku. Aku yang harusnya minta maaf Jis, bukan kamu. Ak yang nggak tau diri, yang sudah kepo ngurusin masalah keluarga kamu. Maafin ak Jis." Jisoo yang masih menangis sesunggukan tidak mampu menjawab dan hanya menggangguk kecil.

Tiba tiba,

"Jisoo!!" Irene memanggil Jisoo setengah berteriak dan membuat semua yang diruangan itu terkejut dan menatap Irene dengan ekspresi terkejut.

Jisoo yang dipanggil mendadak kaku dan hanya menatap Irene dengan sorot mata yang tidak bisa diartikan.

Irene berjalan tergesa ke samping tempat tidur Jisoo dan menangkupkan tangan Jisoo "Maafkan Kakak yang egois Jis." Jelas Irene dengan mata berkaca kaca. "Selama ini Kakak sibuk dengan perasaan Kakak sendiri tanpa memikirkan perasaan kamu Jis. Kamu yang selalu sayang dan belain Kakak di depan teman-temanmu. Kakak menyesal menyia-yiakan kamu selama ini. Maafin Kakak Jis, Kakak janji akan jadi Kakak terbaik dan yang paling sayang sama kamu, yang akan senantiasa melindungi kamu. Maafkan kebodohan Kakak selama ini."

Jisoo yang mendengar semua ucapan Kakaknya telah banjir oleh air mata. Dengan susah payah, dia mencoba mendekap Kakak yang paling disayanginya. Irene yang sadar Jisoo sedang mencoba memeluknya segera mendekat agar Jisoo lebih mudah memeluknya.

"Kak Irene selalu, dan akan selalu menjadi Kakak terbaik Jisoo. Gak perlu minta maaf Kak, karna Kakak nggak pernah salah sama Jisoo. Jisoo yang salah sama Kakak. Maafin Jisoo juga ya Kak Irene." ucap Jisoo sembari melepus peluknya, dan memandangi sahabatnya satu per satu.

"Maafin Jisoo juga ya Lisa, Rojeh, Jennie sama Daddy. Maafin Jisoo udh merepotkan dan buat khawatir." Ucap  Jisoo lagi.

"Iya nih. Repot nih Jis, harus bolak balik lantai di RS ini." Ujar Seulgi tiba-tiba.

Ternyata Seulgi telah sampai di depan pintu kamar Jisoo, tak terkecuali Dokter Dong Wook dan Dokter In Na yang langsung gesit memeriksa keadaan Jisoo.

"Kondisi pasien Jisoo sudah sangat membaik. Siang ini juga Jisoo sudah boleh kembali ke rumah. Selamat ya Jisoo."ujar Dokter Dong Wook sambil menyalami Jisoo, diikuti Dokter In Na.

"Terima kasih Dok sudah melakukan yang terbaik untuk Jisoo."ucap Daddy yang diangguki hampir seluruh orang yang ada di ruangan itu.

"Kalau begitu saya permisi dulu."dokter Dong Wook mengangguk sopan kepada Daddy dan Jisoo, lalu beranjak keluar dan berhenti disamping Seulgi dan berbisik "Administrasi dan pesangon-ku jangan lupa." Sambil mengedipkan sebelah matanya. Seulgi yang mendengar bisikan dokter genit itu cuma memutar bola matanya malas.

~~~~~~

Siang itu juga Jisoo kembali ke rumahnya ditemani dengan sahabat sahabatnya, Daddy dan kakaknya. Seulgi tidak ikut mengantar karna masih ada urusan yang harus diurus di RS.

"Jisoo istirahat dulu gih di kamar." Saran Daddy.

"Ih Jisoo kan baru bangun setelah tidur semalaman. Mana mungkin bisa tidur lagi"ujar Jisoo sambil cemberut.

"SEMALAMAN?"kompak JenLiJehRene

"Loe itu udh tidur 3 hari! Bukan semalaman!"ucap Lisa hingga yang lain tertawa dan Jisoo?

BENGONG!

~~~~~~~~~~~~~

Hey, Hey, Hey....
Jeceh is coming back.
Maapkeun baru apdet lagi..
Tapi janji. Happy ending kok..
Mau dibuatkan masalah baru apa tamatkan aja nihhh??

Sisters | BlackVelvet | JiReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang