“ya akhwati, untuk apa kita bersenang-senang, berlalai-lalai, bermewah-mewah didunia jika nanti diakhirat kita harus tersiksa? Sayangi diri kalian. Di dunia ini hanya sementara, jangan sia-siakan diri kalian dengan dosa dan maksiat. Kembalilah. Allah maha pengampun. Dia maha penerima Taubat hambaNya. Dia tidak peduli sebanyak apapun dosa yang kita lakukan, jika kita memang bersungguh-sungguh untuk kembali kepadaNya, maka Dia tetap akan menerimamu. Jangan dengarkan bisikan syetan yang mengatakan “Dosamu sudah terlalu banyak, apakah pantas dirimu untuk bertaubat?” Ingat ! itu hanya bisikan Syetan yang jelas-jelas dia musuh yang nyata bagimu. Dia tidak ingin kau berada pada jalan kebenaran. Dia hanya ingin kau mengikutinya menuju Neraka. Tempat yang paling ditakuti oleh semua manusia……..”
Aku Senja. Aku adalah seorang Mahasiswi semester 6 jurusan Hukum Perbandingan Mazhab di salah satu kampus di Makassar. Profesiku sebagai pelajar sekaligus seorang da’i tidak membuatku bosan. Ya. Karena menjadi seorang pendakwah itu penuh dengan tantangan dan perjuangan. Butuh hati baja untuk menghadapi orang-orang diluaran sana yang masih awam tentang agama.
Kadang mereka menentang dengan penghinaan, cemooahan, bahkan dengan tindakan. Begitulah dakwah. Tidak segampang yang kita lihat diyoutube atau di tv-tv. Aku yakin, dulu mereka juga mengalami masa-masa sulit sebelum menjadi sukses dalam berdakwah.
Dan itulah cita-citaku. Menjadi seorang da’iyah yang hebat dimata Rabbku dengan cara menyebarkan agamanya diseluruh penjuru bumi. Menjadi warna ditengah-tengah kegelapan ummat, dan bersatu menuju kemenangan.
“kak, kenapa islam memuliakan wanita dengan berjilbab?” Tanya salah seorang siswa SMA kelas 10.Aku menanggapinya dengan senyuman sebelum menjawabnya.
“menurut kalian kenapa?” Tanyaku pada mereka, dan tidak ada satupun dari mereka yang menjawab. “jadi, islam memuliakan wanita dengan jilbab itu karena wanita itu istimewa. Wanita itu berharga. Coba kalian bayangkan misalnya ada dua buah permen yang kalian temukan dijalanan. Permen yang satu itu sudah terbuka dan dikerumuni semut. Sedangkan yang satunya masih terbungkus rapi. Mana yang akan kalian ambil?” tanyaku lagi
“pastinya yang masih terbungkuslah kak, dimana-mana orang juga tidak mau permen yang telah terbuka” jawab siswa tadi
“Ahsanti. Seperti itulah wanita. Jika ia mengumbar auratnya di mata dunia, maka tidaklah berharga lagi dirinya. Apa yang mau disembunyikan dari dalam diri seorang wanita, jika dirinya sendiri telah mengobral auratnya. Maka dari itulah Islam datang memuliakan wanita dengan berjilbab. Karena wanita yang berjilbab itu terlalu berharga dan dihormati. Jadi bukankah kita ingin menjadi wanita yang mulia dimata dunia? Tutuplah aurat dengan berjilbab. Kalian pasti tau bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah wanitakan?.”...
Saat ini, aku sedang mengjar disebuah SMA yang dekat dari kampusku. Pekerjaan yang mulia ini, aku tidak mengharapkan imbalan sepeserpun. Aku hanya mengharap Ridho Allah. Karena Ridho dariNyalah yang akan mempu menghantarkanku ke Syurga....
“baiklah jika sudah tidak ada lagi yang mau ditanyakan, kita tutup majelisnya, namun sebelum itu kak ingatkan skali lagi jangan lupa tugas yang kakak berikan. Astagfirullah astagfirullah astagfirullah Subahaanaka wa bihamdik Ashaduanlaa ilaa anta, Astagfiruka wa atubuilaik.”
Aku melihat jam ditanganku. Hampir jam lima sore. Aku harus segera cepat – cepat balik ke asrama sebelum pintu gerbangnya ditutup. Jika tidak, maka aku akan membayar denda atas keterlambatanku.
Jarak tempat mengajarku dari kampus cukup dekat. Sekitar 250 meter. Dan itu bisa dijangkau dengan berjalan kaki.
Kampusku berbeda dari kampus pada umumnya. Antara kampus Putri dan kampus putra terpisah. Dan pastilah tidak akan terjadi pertemuan antara akhwat dan ikhwah. Kampus Putri terdiri dari dua gedung yang cukup besar. Gedung Pertama terdapat dua lantai. Pada lantai pertama dijadikan kampus, sedangkan dilantai kedua dijadikan asrama. Jadi, jika kami ingin kekampus hanya tinggal naik turun tangga. Simple kan?
Dan gedung satunya itu sementara dibangun. Terdiri dari lima lantai. Kira-kira sekitar tahun depan gedung itu akan difungsikan. Dan yang lebih unikanya lagi, percakapan sehari-hari kita dikampus maupun diasrama itu dalam berbahasa arab. Baik dalam keadaan formal maupun informal.
Aku yang dulunya tidak tahu bahasa arab sedikitpun, kita bahasa itu telah menjadi percakapanku. Karena seseringan berbahasa asing, bahasa Indonesia pun sering keceplosan bahasa arab. Unik kan?.
***
Dalam perjalanan pulang menuju asrama, aku tidak sengaja berpapasan dengan Sebagian mahasiswa putra dari kampusku. Dan itu membuatku takut, bingung, gelisah, malu dan aku gak tau lagi apa yang harus aku lakukan selain melewati meraka yang banyak itu? Jalanan ini sangat sempit, jadi aku harus melewati mereka dengan menundukan wajahku setunduk-tunduknya. Jantungku berdebar tak biasanya. Hhfftt… aku benci moment seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Yang Tak Pernah Pergi (REVISI)
Spiritual"Seberapa keraspun usahamu tuk jauhin aku, aku bakalan tetap ngejar kamu ja. Itu janji aku ke diriku sendiri" Kata langit bersungguh-sungguh "kamu gak perlu capek-capek buat ngelakuin itu. Tenang aja. Aku tetap disini dan aku gak akan kemana-mana...