PROLOG

139 15 3
                                    

"Ryo kembalikan 3D Glasses ku" teriak (Name) sambil mengejar kakak laki-laki kembarnya.
Tingkah jail Ryouta muncul pada adik kembar perempuannya. Mereka berlari ke hutan bukit belakang rumah neneknya.

Itu bahaya. Padahal sudah diperingati kalau hutan bukit belakang itu bahaya.

"Kejar aku dulu ssu. Hahaha" oloknya sambil terus berlari masuk ke bagian hutan terdalam.

Tiba-tiba (Name) tersandung akar pohon.
"Ittai.." jerit (Name).
Ryouta yang mendengar adiknya menjerit lantas berbalik melihat keadaan di belakangnya.

"(Name) cchi. Kau tak apa?

" Ryo.. Emm tak apa. Cuma lecet dikit. Salah Ryo. Sini, kembalikan punyaku"

Ryouta mengembalikannya. Tapi dia baru tersadar sesuatu.
"(Name) cchi, kau tau tidak jalan pulang kita?"

"Eh?"

(Name) PoV

Capek. Sudah berjam jam kami berdua mencari jalan pulang. Karena lelah, kami pun istirahat. Tapi mata Ryouta tiba-tiba melotot.
"(Name) cchi, itu kapal yah?" kata Ryouta sambil menepuk pundakku berkali-kali dengan satu tangan dan tangan lainnya menunjuk sesuatu.

Aku mengeluh sakit lalu mataku ikut melotot melihat arah tunjuknya.
"Kapal? Kok bisa di situ?" tanyaku.

"Tak tau. Ke sana ssu" ajaknya menarik tanganku.

Sesampai di sana, aku lihat seperti kapal manual yang aneh. Ryouta keliling melihat sekitar tapi tak ada orang atau tanda-tanda keberadaan. Kami pun berniat masuk ke kapal itu.
Saat Ryouta membuka pintunya, tiba-tiba cahaya putih mengelilingi kami.

Panas. Itu yang aku rasakan. Rasanya aku seperti terjatuh ke jurang tinggi.
Sesaat kemudian terasa aku terjatuh. Cahaya putih tadi perlahan lenyap dan terlihat suatu pemandangan aneh.

"Ryo, di mana kau?" teriakku.

"A-akhu di sin..nni s-su" ucapnya terbata-bata. Rupanya, dia di bawahku. Aku mendudukinya.

"Ee maaf aku tak sengaja" kataku langsung bangkit membantunya berdiri.

"Tak apa"

"Ryo, i-ini di mana ya?" kataku sambil melihat sekitar.
Tempat ini persis seperti kapal tadi. Yang membedakannya adalah luarnya. Kami yang tadinya di hutan sekarang di sungai pedesaan.

"Entah.. Bukan surgakan ssu? Aku belum mau mati" katanya.
"Hey (Name) cchi. Itu dindingnya besar sekali. Dan.. dan kenapa orang berlarian ssu?" tanyanya.

"Dinding besar? Lari? Jangan-jangan.."

"Oy kalian" teriak seorang laki-laki berseragam coklat dengan simbol dua mawar tiba-tiba.
"Kenapa kalian sudah di sini? Aah ya sudah. Diam di situ sampai penyelamatan di Shingashina selesai. Jangan kemana-mana anak kecil" dia langsung pergi.

Deg..

Anak kecil? Apa maksudnya? Shingashina? Itu kan desanya Eren?

"(Name) cchi.." teriak Ryouta

Aku menoleh kaget.
"K k k ka ka kau kau.. Kau kecil" tunjuknya ke arahku.

Sempat terhina aku atas perkataannya. Tapi setelah melihat dirinya yang seperti anak kecil aku pun tersadar maksudnya.

"Kita mengecil Ryo. Ba-bagaimana bisa?"

"Aku tak tau ssu. Jangan kau buat aku berpikir"

Aku diam sejenak untuk berpikir.
Kami menemukan kapal aneh di daratan lalu masuk ke dalam. Bukannya masuk kami malah dibawa ke tempat aneh dan tubuh kami menyusut. Datang laki-laki berseragam tak asing di mataku mengatakan penyelamatan di Shingashina. Dan tak jauh dari tempat kami ada dinding besar dan tinggi mencapat 50 M.

Setelah menyadari sesuatu aku pun teriak antara panik dan senang.

"Shingeki no Kyojin. Kita masuk ke dalam dunia SnK, Ryo!" kataku mengagetkannya.

"SnK? Dunia penuh titan itu? Seriously?"

_TBC_

Gak pake banyak bacot. Vote and Comment aja yah
(Syaz)

300719

IT'S NOT OUR SELF [The Kise Twins and Adventures in The Land of Titan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang