Chapter 2

664 96 11
                                    


Saat ini Soobin lagi di perjalanan menuju hutan yang beberapa waktu lalu digunain untuk acara kemah. Bermodalkan tekat yang kuat dan hati yang tidak sabar menanti, ia akhirnya sampai pada hutan itu.

Dirinya langsung turun dari truk kecil tidak sabaran. Berlari seperti orang kerasukan memasuki hutan. Dan mencari sekiranya dimana tempat ia menemukan si kuda cantik. Lama mencari si cantik, Soobin frustasi sendiri karena sudah lebih dari satu jam dirinya berkeliling hutan untuk mencari tapi tidak ketemu juga. Oh ayolah ini hutan man, waktu satu jam bukan apa apa.

Karena sudah kepalang lelah, lemas, lesu dan sejenisnya, ia akhirnya berbaring begitu saja di atas tanah, menutup mata. Ia pusing karena tidak ada hal yang harus dilakukan untuk menemukan si cantik lebih cepat.

Tiba - tiba sebuah jilatan(?) ia rasakan dipipinya. Karena efek terkejut Soobin  membuka matanya dan menemukan manik abu bulat dihadapannya. Sontak saja dirinya langsung terduduk kaget. Si cantiknya ada di depan matanya.

                                                    ###

Soobin kini berada di rumah peninggalan orang tuanya. Soobin yatim-piatu. Tentu untuk menyembunyikan kuda cantiknya. Kan ga mungkin kuda segede itu mau di tempatin di apartnya. Untung aja kuda cantiknya itu ngerti ucapannya, jadi ga perlu pusing - pusing untuk menyuruhnya masuk. Kebetulan rumahnya ini ada kebun di belakang rumah, tentu itu milik Soobin juga. Rumahnya juga terletak di pinggiran kota Seoul jadi jauh dari keramaian.

Setelah menempatkan kuda cantiknya-mari kita sebut unicorn saja- di dalam kebun miliknya. Soobin kini tengah menata belanjaannya di lemari pendingin, tadi Ia sempat mampir ke supermarket. Setelah selesai, Soobin mulai membersihkan rumahnya yang sudah lama Ia tinggal. Untung hari ini hari libur jadi Ia bisa santai.

Semua pekerjaan sudah selesai Ia lakukan dan kini Soobin tengah berada di kebunnya sambil memerhatikan unicorn miiknya. Soobin dulu tidak percaya bahwa unicorn itu benar - benar ada tapi sekarang dirinya percaya seratus persen karna makhluk itu tengah menjilati pipinya.

"Kira - kira nama apa yang bagus untukmu ya?" gumamnya sambil mengelus bulu putih itu.

"Oh! Kau betina kan?" seketika itu pula jilatan di pipinya berhenti dan unicorn itu melenggang pergi.

"Apa salahku?"

Apakah Ia tidak lihat  benda menggelantung punyaku ini? Dasar! Mentang - mentang aku putih dan terlihat cantik. Huh.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Astaga maaf🙏 ini sebenernya udh di draft lama banget, aku baru keinget sekarang soalnya. Maaf huhuhuuu🙏🙏
Don't forget to votement guys:*
See you next time👋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unicorn [SooKai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang