Gadis itu berdiri sedari tadi, lebih tepatnya lima menit yang lalu itu kini tengah celingukan kearah kiri dan kanan, menunggu seseorang.
Gadis itu melihat kearah arloji berwarna pink yang melingkar dipergelangan tangannya yang kini telah menunjukan pukul 06.45 yang artinya tinggal lima belas menit lagi bel masuk berbunyi, yang artinya tinggal lima belas menit lagi gerbang sekolahnya akan ditutup. Sedangkan orang yang ditunggunya sedari tadi tidak menunjukan batang hidungnya.
Gadis itu pun mengangkat kepalanya yang bertepatan dengan sebuah motor berwarna hitam yang berhenti tepat dihadapannya. Gadis itu pun memanyunkan bibirnya.
"Ayo" ucap seseorang yang berada diatas motor hitam itu dengan wajah tidak berdosanya setelah melepaskan helem hitamnya.
"Ish... lama, Tata dari tadi nungguin" ucap gadis itu yang bernama Gita dengan nada merajuknya dan bibir yang masih dimanyunkan menatap pemuda yang sedari tadi ia tunggu.
Pemuda itu mengacak-acak rambut depan Gita.
"Kenapa nggak langsung ke rumah aja, kalo Tata lupa, rumah kita sebelahan loh" ucap pemuda itu yang telah merubah nada bicaranya menjadi lembut.
Memang rumah mereka bersebelahan (bertetangga), bahkan kamar mereka berhadapan, mereka tinggal buka jendela kamar masing-masing dan langsung ketemu.
"Ish... Nano nggak peka"
"Kok gitu?" tanya Keano yang mengangkat alisnya bingung sekaligus geli melihat wajah Gita yang menurutnya lucu itu.
"Iya, Nano nggak peka. Tata kan mau kayak di drakor yang Tata nonton, yang ceweknya nunggu yang cowoknya berjam-jam pas udah datang si cowoknya, si cowok langsung minta maaf karena lama datang terus ceweknya dikasih bunga sebagai permintaan maafnya" ucap Gita yang mengingat adegan dari drakor yang ditontonnya kemarin malam.
"Terus, sekarang Tata mau nya apa?" Tanya Keano yang kini menahan bibirnya untuk tidak mengulas senyumnya karena melihat wajah polos Gita saat bercerita, apalagi mimik wajahnya yang sangat lucu.
"Coklat"
"Oke"
"Mana?" Tanya Gita yang kini matanya telah berbinar-binar.
Hap
Tiba-tiba Keano menjulurkan tangannya kearah belakang kepala Gita.
"Tada"
Kini sebuah coklat berada tepat dihadapan Gita.
"Wah, kok bisa. Makasih" ucap Gita yang kemudian mengambil coklat tersebut dari tangan Keano.
"Bisalah" ucap Keano yang mencubit dengan gemas kedua pipi Gita.
"Ya ampun Nano, tinggal sepuluh menit lagi" ucap Gita dengan histeris saat manik matanya tidak sengaja melihat kearah arlojinya.
"Tenang, buruan naik" ucap Keano yang masih tenang
"Eits" kini Keano menarik tas punggung milik Gita yang berwarna pink.
"Aduh Nano kenapa sih, ini udah telat" kata Gita yang meronta minta dilepasin.
"Helem" ucap Keano yang menyodorkan helem berwarna pink milik Gita. Gita pun segera memakainya dan kemudian mengambil ancang-ancang untuk segera menaiki motor hitam itu, tapi lagi-lagi Keano menahannya dengan menarik kembali tasnya.
"Apa lagi sih Nano" ucap Gita yang kini mulai gusar karena tinggal delapan menit lagi gerbang sekolah akan segera ditutup.
"Itu, helemnya dikancing dulu" ucap Keano yang kemudian mengancingi helem milik Gita "Nah gini kan aman. Naik" lanjutnya.