(Not) A Busy Day

37 17 0
                                    

"I choose to love you
In silence, because in silence
I feel no rejection,
event if it hurts"

_Agatha Marcheny_

●_●

AGATHA POV :

"Pagi guys..."
"Kalian lagi ngapain sih? Kok kelihatannya sibuk banget?"

"Nggak ngapa ngapain kok Ata. Cuman lagi ngerjain PR doang. Eh kamu sudah ngerjain belum? Kalau sudah aku pinjam yaa??" Balas Elin.

"Ohh PR Fisika ya?? Udah kok. Ini bukunya. Kebiasaan ya kamu, kalau namanya PR nggak pernah ngerjain di rumah."

"Hehehhe... Ngerjain PR tuh enaknya di sekolah taukk." Jawab Elin padaku.

"Dasar!! Bilang saja kamu mau ngerjainnya di sekolah karena contekannya Ata." Sambung Arin.

"Yeee.. siapa juga yang bilang gitu.. emang enak kok kalau ngerjain PR nya di sekolah. Kamu aja yang sirik." Balas Elin.

"Siapa juga yang sirik?" Balas Arin.

"Ehh... udah... udah... nggak usah debatin yang nggak perlu. Udah bel masuk tuh."

"Oh iyaa. BTW thx ya Ata. Kamu memang sahabat terbaik aku.." Kata Elin padaku.

"Iyaa... sama sama."

●_●

"Pagi anak anak." Sapa Mr. Fernandez, selaku guru Fisika di kelasku.

"Pagi pakk." Balas serentak teman teman sekelasku.

Mr. Fernandez pun meminta tolong Chatrine, selaku ketua kelas agar mengumpulkan tugas rumah yang telah diberikan.

"Baik anak anak.. berhubung saya sedang sibuk, maka saya tidak akan mengajar untuk hari ini." Kata Mr. Fernandez.

Teman sekelasku yang mendengar perkataan Mr. Fernandezz dengan refleks bersorak kegirangan, termaksud aku.

"Eitss.. jangan senang dulu. Walaupun saya tidak memgajar kelas kalian, tapi saya telah menyiapkan tugas yang boleh kalian kerjakan perorangan maupun kelompok. Ingat jangan buat kegaduhan selama saya pergi! Dan juga setelah jam pelajaran selesai, habis atau tidak habis harus dikumpulkan. Agatha, tolong dikumpulkan dan ditaruh di ruangan saya. Dan juga kerjakan buku paket halam 98 sampai 103 sebagai tugas rumah, dan harus dikumpulkan besok pada kertas folio bergaris." Sambung Mr. Fernandez.

Ya, khusus Mr. Fernandez memiliki ruangan sendiri, yang separuh ruangannya dipakai sebagai lab Fisika.

"Baik pak!!" Jawab teman teman sekelas dengan lesu.

Setelah mendengar perkataan dari kami, Mr. Fernandez langsung meninggalkan kelas kami, dan Chatrine segera membagikan foto copy soal yang ditinggalkan Mr. Fernandez pada kami semua.

"Gila!! Ada 100 nomor!! Uraian semua lagi.. Gimana habisinnya coba!" Ucap Ganesha, salah satu teman sekelasku yang terkenal paling malas.

"Ya diusahain lah." Jawab Roseline.

"Lagian kan kata Mr. Fernandez kita boleh mengerjakannya secara berkelompok. Pasti lebih cepat selesai kan?" Sambung Chatrine.

"Sudah... sudah... kalian nggak usah debatin hal yang nggak perlu didebatin. Kan soalnya banyak tuh.. jadi mendingan kita kerjakan soalnya. Sehingga dapat menghemat waktu juga kan?." Kataku yang memotong perdebatan mereka.

Kurasa hari ini mungkin akan menjadi hari tersibuk yang pernah kualami sepanjang hidupku.

AGATHA POV END.

Tak terasa, setelah murid murid kelas X IPA 1 bergulat dengan soal soal sulit yang diberikan oleh Mr. Fernandez, sudah waktunya untuk istirahat. Artinya, mereka terbebas dari siksaan soal mengerikan yang diberikan oleh Mr. Fernandez yang menandakan bahwa jam pelajaran Fisika telah berakhir. Sesuai dengan pesan yang diberkkan oleh Mr. Fernandez, Agatha pun segera mengumpulkan pekerjaan teman temannya.

"Arin, Elin, kalian kalau mau ke kantin duluan saja. Aku masih mau ke ruangannya Mr. Fernandez buat naruh pekerjaan kita tadi." Kata Agatha kepada kedua sahabatnya itu.

"Kita nemanin kamu saja." Ucap Roseline.

"Iya, aku juga malas ke kantinnya sendirian. Kita bareng saja." Sambung Chatrine.

"Kalau begitu yukk.. keburu jam istirahat selesai nanti." Kata Agatha.

Mereka bertiga segera menuju ruangan Mr. Fernandez. Di tengah perjalanan, Agatha, Chatrine dan Roseline bertemu dengan segerombolan anak laki laki dari kelas XII IPA 1 yang sedang menuju kantin. Tanpa disadari kedua sahabatnya, Agatha yang bertatapan mata secara tidak langsung dengan sang pujaan hati pun terlihat sangat senang.

Sesampainya di ruangan Mr. Fernandez, Agatha segera menaruh hasil pekerjaan yang telah dikumpulkannya tadi di atas meja. Ia segera meninggalkan ruangan tersebut.

Saat mereka bertiga menuju kantin, terlihat Mrs. Berta, guru Bahasa Indonesia, yang sedang memanggil mereka.

"Agatha, Roseline, Chatrine!!" Panggil Mrs. Berta.

"Iya Mrs. Berta, mengapa Mrs memanggil kami?" Tanya Agatha pada Mrs. Berta.

"Begini.. berhubung 3 minggu lagi kalian akan mengikuti ujian, maka tolong sampaikan kepada teman teman sekelas kalian agar segera kumpulkan tugas makalah yang telash Mrs berikan dalam jangka waktu yang dipercepat 1 minggu dari yang ibu janjikan." Kata Mrs. Berta.

"Baik Mrs. Akan kami sampaikan." Jawab serentak Agatha, Roseline dan Chatrine.

"Kalau begitu kalian boleh pergi. Mrs hanya ingin memberitahukan hal itu saja." Sambung Mrs. Berta.

"Baik Mrs, kami permisi."

🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️

Halo.. halo...
Bagaimana??? Bagus nggak? Maaf ya kalau masih kurang memuaskan.

Author juga minta maaf karena lama update. Soalnya author lagi sibuk sekolah dan juga banyak lomba yang harus diikuti author.

Untuk bab selanjutnya mungkin author akan terlambat untuk update karena minggu depan author akan lebih fokus pada sekolah.

Author minta doa kalian ya.. agar author bisa sukses sekolah.

Jangan lupa vote dan comment ya..
💜💜💜

Love IN SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang