1. Introduction

569 8 0
                                    

- Hye Jin POV -

School of Performing Arts, Seoul. Ini hari pertamaku disekolah. Semua orang sangat ramah kepadaku, mereka tersenyum kepadaku saat aku melewati mereka. Sepertinya mereka tahu aku anak baru disini. Oh ya, aku baru memiliki seorang teman. Dia adalah wakil ketua kelasku, aku dan dia berkenalan saat aku berada di ruang guru. Dia mengajakku berjalan-jalan mengitari sekolah baruku ini.

"Hyejin-ya, kau pasti lelah. Bagaimana kalau kita langsung ke kelas saja?"

"Ne, Young Min. Sekolah ini besar sekali, aku cukup capek. Besok kau mau kan menemaniku melihat-lihat bagian sekolah yang lain? Kkkk~"

"Ok! Tentu saja aku akan mengajakmu berkeliling lagi besok ^^"

"Oh ya, ketua kelas kita siapa Youngmin? Bukankah biasanya ketua kelas yang disuruh oleh guru untuk mengantarkan anak baru berkeliling sekolah?"

"Hmm.. Aku yakin kau tidak akan mau mengenal ketua kelas kita."

"Loh? Memangnya kenapa Youngmin-ah?"

"Kau tahu kan, kelas kita adalah kelas dengan peringkat terbawah diantara seluruh kelas 2 disekolah ini? Mungkin kau sudah mendengarnya dari guru kita."

Ya, aku memang ditempatkan dikelas ini, kelas 2-9. Karena aku murid pindahan, dan hanya kelas ini saja yang masih ada tempat untuk murid baru. Jadi, ya, mau tidak mau aku harus berada dikelas yang terkenal dengan murid-muridnya yang pemalas, bandel dan sering bikin masalah. Itulah pemikiranku saat guru kelasku memberitahu kalau aku masuk di kelas dengan peringkat paling bawah. Tapi saat aku baru kenal dengan Youngmin, sepertinya ini bukan kelas yang begitu buruk..

"Hmmm... Ya.. Aku tahu. Lalu?"

"Ketua kelas kita itu orangnya...."

"BRUUUKK!!"

Seseorang menabrak pundakku dengan cukup kencang sampai aku terjatuh. Beberapa buku yang aku bawa pun terjatuh. Handphone yang aku genggam terpental jauh kebelakangku. Aku pun sempat terdiam sesaat setelah aku jatuh terduduk. Tak lama kemudian seseorang datang dari belakang menghampiriku.

"Ini handphonemu. Mian."

Orang itu menyodorkan handphoneku dihadapanku. Lalu cepat-cepat aku tersadar dan mengambil handphoneku. Orang itu pun berbalik badan, dan berlari pergi. Tunggu.... Mian?? Hanya itu? Omo.. Tidak tahukah dia sesakit apa pundakku saat ini? Tidak tahukah dia kalau jantungku hampir copot? 

"YAAA!! Apa kau tidak punya mata?? Bukannya membantu membereskan semua ini, seenaknya pergi begitu saja!!". Akupun berteriak kepadanya. Tetapi dia tidak menghiraukanku dan tetap berlari pergi.

"Hyejin-ya! Gwaenchana? Sini aku bantu membereskan buku-bukumu."

"Ne, Youngmin-ah. Aku baik-baik saja. Hanya pundak dan kakiku saja yang agak sakit."

Youngmin dan aku pun membereskan buku-buku yang berserakan di lantai koridor. Pundakku terasa sakit sekali akibat kecelakaan kecil barusan. Orang itu telah menghancurkan hari pertamaku yang indah ini!

"Aisshh.. Jinjja! Siapa sih orang itu? Apakah dia tidak punya rasa bersalah? Menyebalkan!"

"Kkkk~ Kau mau tahu? Dia adalah ketua kelas kita. Kim Jong In. Tapi kami biasa memanggilnya Kai."

"Jeongmalyo?? Ketua kelas kita?? Kau tidak bercanda?"

"Aku tidak bercanda, Hyejin. Dia ketua kelas kita. Wae? Kkkkk~"

"Ketua kelas macam apa dia? Kepada satu orang saja tidak bertanggung jawab, bagaimana dengan satu kelas?"

"Hahahaha kau ini, memang dia menyebalkan. Jadi, sabar saja kalau harus berhadapan dengan dia. Ayo kita masuk kelas. Itu kelas kita, yang ada di ujung koridor ini."

"Ne, Youngmin-ah. Kajja!"

###

- Kai POV -

Di siang bolong yang panas terik ini, memang pas untuk waktu tidur siang. Aku sudah tidak konsentrasi lagi mendengarkan materi pelajaran yang sedang dijelaskan guruku didepan kelas. Apalagi kalau keadaannya sudah membuatku bosan, ngantuk, dan lapar seperti ini. Setelah lumayan lama aku tidur dikelas...

"KRIIIINGG!! KRIIIING!!"

Bel sekolah berbunyi, menunjukkan waktunya jam istirahat.

"Aiisshh.. Berisik sekali!!!"

Aku menutup telingaku dengan jaket dan melanjutkan tidur siang yang sangat nyenyak ini. Baru sekitar 10 menit aku melanjutkan tidur, aku merasa meja tempatku tertidur bergetar. Aku kira itu hanya mimpi. Tetapi getaran itu tidak berhenti dan lama-lama sangat menggangguku. Aku pun bangun dan memeriksa kolong mejaku. Ternyata handphoneku yang bergetar. Akupun memeriksa handphoneku. 3 missed call dan 2 SMS dari TAEMIN. Aku membaca 2 pesan tersebut.

"Jongin-ah! Cepat ke kantin, ada yang ingin aku ceritakan kepadamu."

Mwoya? Sepertinya tidak penting. Aku pun hendak melanjutkan tidurku lagi. Oh ya, ada satu pesan lagi..

"Ya! Dimana kau? Lama sekali datangnya. Aku mau curhat, nih. Aku akan mentraktirmu makanan, apapun yang kau mau, kalau kamu muncul disini sebelum jam 12.30. Ppali!!"

Duuuh, aku malas sekali untuk berjalan ke kantin. Lebih baik aku melanjutkan tidur lagi. Aku taruh kembali handphoneku dikolong mejaku. Saat itu juga, perutku berbunyi. Aku lapar. Ah ya! Kebetulan sekali kalau gitu, lebih baik aku ke kantin saja, pikirku. Walaupun malas untuk pergi ke kantin, tapi, kapan lagi bisa makan gratis saat lagi lapar seperti ini. Aku lihat jam tanganku.. Sudah jam 12.25?? Waktuku 5 menit lagi untuk sampai di kantin?!

Aku cepat-cepat lari keluar kelas. Kelasku ada di lantai 3, dan kantin berada di lantai 1. Dan tidak secepat itu untuk turun 2 lantai di sekolahku ini. Tangganya benar-benar berkelok-kelok.

"BRUUUKK!!"

Tidak sengaja aku menabrak seseorang didepanku. Sebenarnya, tidak begitu keras.. Tapi mungkin karena badannya yang kecil, jadi dia langsung terjatuh dan barang-barang yang dia bawa jadi berserakan. Handphonenya pun terpental tepat didepanku. Aku pun mengambilnya dan memberikannya kepada orang yang-tidak-sengaja-aku-tabrak tadi.

"Ini handphonemu. Mian."

Aku pun langsung pergi setelah memberikan handphone-nya dan berlari secepat mungkin mengejar waktu ke kantin. Sepertinya dia berteriak kepadaku, mungkin marah-marah lebih tepatnya.. Aku tidak sempat melihat wajahnya, ya, lagipula tidak penting juga. Kenapa harus pakai acara tabrakan segala, sih? Benar-benar menghabiskan waktu. Aku sangat lapar dan..... kapan lagi Taemin akan mentraktirku? Dan sepertinya Taemin benar-benar ingin menceritakan sesuatu kepadaku. Ah, tidak penting dia ingin bercerita apa. Yang penting dia akan mentraktirku. Kkkkk~

Oppadeul, saranghae..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang