01

1.2K 183 35
                                    

If happiness only applies for a moment,
Then the wound will not forget his destiny.

***

Untuk sebagian orang, Sabtu atau Minggu akan menjadi hari favoritnya. Namun berbeda dengan pemuda kelahiran Busan dua puluh lima tahun silam. Untuknya harinya hari terindah adalah Jumat. Bukan tanpa alasan, tapi jarak dari Jumat ke Senin cukup jauh dan juga waktu terlama untuk menghabiskan hanya dengan berbaring atau sekedar bercerita hingga salah satu diantara bosan lalu tertidur.

Jumat ini juga seharusnya demikian. Tapi namanya juga hidup, yang kita anggap indah bisa saja menjadi sebaliknya.

Karna pada dasarnya tidak ada hari yang akan menjadi sempurna untuk dua insan yang telah menapakkan kaki berkeliling ditengah kota. Hanya sekedar membeli makanan kecil, mencicipi rasa baru yang sebelumnya belum pernah di rasakan.

Lalu orang-orang masih sama seperti hari kemarin, tidak terbaikan. Mata tajam itu masih ada disela-sela tawa keduanya. Kata sarkas sedikit banyak keluar dari mulut mereka yang tengah berpapasan.

Ada apa dengan saling berbagi suapan kecil hanya sekedar mencicipi makanan berbeda yang telah berada ditangan masing-masing.

"Kau ingin mencobanya?" Tanya Jungkook, yang sedari tadi melirik kemana arah mata Jimin menatap.

Jimin menoleh tersenyum lebar sambil mengangguk kepalanya, dengan mulut penuh dengan makanan ia segera menjawab,

"Aku mau."

Jungkook tertawa kecil, manaruh makanan ke sisi tangan yang masih kosong, lalu menarik sapu tangan dari balik kantong celananya kemudian membersihkan sisa makanan yang berserakan disekitaran bibir lembut Jimin.

"Jangan tergesa-gesa, nanti kau bisa tersedak."

Jimin mengangguk kembali tersenyum, "Aku ingin coba eskrim strawberry itu. Bolehkah?" Tanyanya,

"Semua rasa akan aku belikan jika kau menginginkannya." Imbuhnya sambil mengelus surai berwarna gelap milik kekasihnya.

" Imbuhnya sambil mengelus surai berwarna gelap milik kekasihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau memang yang terbaik." Jimin tersenyum sambil menarik lengan Jungkook kearah tujuannya.

Lalu semua berjalan seperti Jumat sebelumnya, sebelum ponsel milik Jungkook yang terletak di atas meja mereka bergetar, pertanda baru saja ia menerima satu pesan baru entah dari siapa yang mengirimnya.

Jimin melirik, melenyapkan tawa yang sedari tadi terdengar diantara keduanya. Matanya berkedip menoleh kearah lain guna menghindari kontak mata dengan Jungkook yang baru saja mendapati dirinya menatap begitu lama.

"Aku harus pergi." Ucapnya ragu,

Jimin kembali menatap mata yang baru saja berpaling darinya,

"Apa itu penting? Apa harus sekarang?" Tanyanya memastikan,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SELFISH [KM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang