α ℓιττℓє ѕυяρяιѕє ▪︎ zdh

194 9 7
                                    

Y/N PoV

Setelah keluar dari kamar, aku duduk di sebuah sofa. Berusaha menghilangkan rasa bosan yang sejak tadi menghantuiku. Akhirnya, aku memutuskan untuk menonton televisi. Walaupun aku memang tidak berniat untuk menontonnya, lebih baik seperti ini daripada diam seperti orang bodoh.

Aku melihat kearah jam dinding yang ada diatas televisi. Jam 4 sore. Sebenarnya aku ingin jalan-jalan ke taman, tetapi sore ini hujan datang dengan deras. Huft, Dewi Fortuna sedang tidak berpihak kepada ku.

Saat ingin mengambil makanan di dapur, suara bel rumahku berbunyi. Aku pun memutar balik badan dan berjalan mendekati pintu rumahku. Ketika membuka pintu, aku dikejutkan oleh Zach dengan senyumnya, bajunya yang basah, dan sebuah bola basket di tangan kirinya.

Aku pun segera menyuruhnya masuk dan membiarkan ia mengganti bajunya. Untung saja aku punya seorang kakak laki-laki, kalau tidak, entah bagaimana nasib bocah itu sekarang.

"Kenapa badan mu basah semua? Apa yang terjadi?" tanya ku.

"Uhm, aku sedang berjalan ke rumah mu, ingin memberimu kejutan dan membawa mu ke sebuah piknik. When suddenly, out of nowhere, it started raining." jawab Zach dengan senyuman bodohnya.

Aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak membalas senyumnya. Senyuman Zach selalu menjadi hal favoritku. Rasanya aku ingin selalu melihat senyumannya.

"Zach..." ujar ku.

"Whattt? Aku hanya ingin melakukan sesuatu yang bagus untuk mu," balasnya. Tentu saja dengan senyum itu lagi.

Ah, aku ingin terbang ke langit ketujuh saat ia mengucapkan itu. Oke, mungkin berlebihan, tapi memang seperti itu adanya. Selain senyumnya, kata-katanya memang selalu manis. Aku sangat beruntung karena bisa menyebutnya milikku.

"Aku punya sebuah ide." ucapnya.

Zach mengambil selimut yang ada di kamarku dan menggunakan selimut itu untuk membungkus badan kami yang sejak tadi masih berada di sofa. Lalu, ia mengambil remote televisi yang ada di sofa.

Aku tersenyum karena mulai mengerti apa idenya. Ia mengganti acara televisi yang sedang aku tonton tadi dan menggantinya menjadi Netflix.

Ia merangkul pundakku. Aku pun menyandarkan kepala ku pada pundaknya yang masih sedikit basah karena hujan tadi.

"I love you." ujar Zach sambil menggesekan ujung hidungnya ke ujung hidungku.

"I love you more." balas ku.

---

yeay, akhirnya buat cerita wattpad lagi *cheering* tapi cerita kali ini beda soalnya imagine unyu2 gitu

yaudah lah ya gitu aja si, sekian, terima zach herron

with love,
hasna herron 🖤

imagine :: why don't weTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang