Izanami Hifumi sudah muak melihat istrinya, Izanami Doppo yang sulit sekali disuruh resign dari kantor.
Ia sudah bosan dihadapkan dengan Doppo yang sering lembur dan pulang larut, karena tentu saja berpengaruh pada kesejahteraan burungnya yang ingin dimanja.
Tiap kali sampai rumah, Doppo akan langsung terkapar. Bahkan sebelum ia sampai di kamar mereka berdua. Ujung-ujungnya, Hifumi yang harus mengurus istrinya seperti saat mereka belum menikah dan mesti menelan kekecewaan karena lagi-lagi tak dapat mengambil jatah.
Malam itu, lagi-lagi Doppo sibuk dengan pekerjaan yang ia bawa pulang. Seragam kantornya masih melekat, lengkap dengan bau matahari campur keringat. Mengingat Doppo adalah pekerja kantoran, Hifumi jadi curiga kalau istrinya itu berbohong.
Bibir mengerucut, mata berbulu lentik menatap jengah pada pundak sempit yang memunggunginya sejak dua jam yang lalu. Rambut ikal warna merah terlihat lepek, ujung-ujungnya kaku karena berkali dibasahi keringat lalu kering ditiup angin pendingin ruangan.
Sampai kedua tangan milik si belahan jiwa meremat gumpalan merah tersebut, Hifumi angkat bicara.
"Sudah Doppochin, aku muak melihatmu terus begini!" Protesnya sambil mengcengkram halus tangan kiri milik Doppo.
Jelas-jelas ini adalah malam minggu, akhir pekan, sudah seharusnya Doppo rehat sejenak dari pekerjaan. Bukannya jadi masokis lantaran terlanjur jadi budak korporat.
Boleh saja sih Doppo jadi budak, asalkan jadi budak cintanya Hifumi. Kalau begitu kan, Hifumi bakal tambah sayang.
Dasar Gigolo.
Hifumi hampir saja muntab saat Doppo tak mengcuhkan protesannya. Si istri malah menarik tangannya lantas kembali menarikan jemari di atas keyboard laptop tua yang disiksa setiap hari. Padahal Hifumi sudah sengaja tak membelikan laptop baru supaya Doppo cepat-cepat undur diri, tapi ternyata Doppo itu kepala batu!
"Doppochin, ayolah, tidur yuk, aku kangen Doppochin." Pipi yang terus menirus walaupun sudah diberikan asupan seimbang (terkadang lebih) dicolek berulang kali, Hifumi memelas sampai bibirnya monyong-monyong sok imut. Tapi sialnya selain batu, Doppo itu sulit ditaklukan.
Sepuluh menit melakukan rayuan yang tak kunjung membuahkan hasil, akhirnya Hifumi menyerah dengan sendirinya. Merebahkan diri di atas kasur milik berdua, kembali gagal memanjakan burunhnya yang sudah rindu sangkar.
Sesekali matanya melirik, menguatkan diri melihat istrinya yang lambat laun bertransformasi jadi zombie.
.
.K R U C I L S !
Hifumi x Doppo
Buster Bross
HYPNOSIS MICROPHONE (c) KING RECORDS dkk.
Storyline by: Mayu_you
.
.
.Usia pernikahan mereka sudah menginjak setengah dasawarsa, namun Hifumi tak merasa ada banyak perubahan yang terjadi selain statusnya di KTP yang semula belum kawin menjadi kawin.
Ia sudah tinggal serumah dengan Doppo dari kuliah. Lebih tepatnya, mereka patungan untuk membayar sewa kost kecil untuk mengirit biaya. Selama kuliah sama-sama jadi pekerja paruh waktu, lalu tiba-tiba di semester enam Hifumi pulang pagi dan membawa banyak uang. Kalau saja si pemuda rambut kuning tahu wajah tampannya bisa dijual, sudah jauh-jauh hari ia menyejahterakan Doppo yang saat itu jadi pegawai mini market.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hypnosis Microphone Anthology
Short StoryKumpulan cerita oneshoot karakter Hypmic. Hypnosis Mic (c) King Records. Gambar sampul milik artist yang bikin.