Riou Mason Busujima x Yamada Saburo
Hypnosis Mic (c) KING RECORD
Storyline by : Mayu_you
Informasi umur:
Riou 18 tahun
Saburo 4 tahun
Riou Mason Busujima berhenti melangkah untuk sekadar melihat sekeliling.
Kedua lensa biru jernih mengedar menangkap lanskap pusat perbelanjaan distrik Ikebukuro yang sibuk. Padahal, ia ingat kalau belum berjalan jauh dari stasiun bawah tanah tadi.
Riou bahkan tak memiliki alasan jelas datang ke tempat ini. Saat izin untuk pesiar, karena tak memiliki rencana ke mana-mana, seketika itu pula kakinya melangkah menuju stasiun Asaka, mengambil perjalanan paling pagi ke Ikebukuro. Sepanjang perjalanan, pemuda berpangkat Sersan Mayor tersebut hanya memandangi luar jendela seperti orang linglung.
Maka saat sampai di tujuan beberapa jam setelahnya, yang ia dapatkan hanyalah bingung. Ingin langsung kembali ke Asaka, Riou pikir hal tersebut konyol. Akhirnya ia berencana jalan-jalan sebentar sambil menunggu pemberangkatan sore nanti.
Distrik yang tak sengaja disambanginya terlihat ramai di akhir pekan karena memang Ikebukuro menjadi distrik pusat komersil dan entertain.
Seragam pesiar yang digunakannya cukup menarik perhatian, beberapa gadis dan ibu-ibu muda sesekali menatap terpesona ke arahnya. Riou mengernyit bingung, lantas melepas tutup kepalanya untuk sekadar membersihkan hal-hal yang tidak perlu.
Kepala gundul warna oranye kembali ditutup, ia kembali melangkahkan kaki dengan tubuh tegap sampai sesuatu menarik perhatiannya.
Bukan, bukan hewan ekstrem yang ia tangkap di pandangannya. Tapi seorang anak kecil yang tengah berjongkok di dekat ikon distrik Ikebukuro dengan mata berair menahan tangis. Bibir kecil mengerucut, sweater kuning kebesaran membuat tubuh kecilnya tenggelam. Ia jongkok memojok, menjauhi khalayak.
Di mata Riou, anak itu tak lebih seperti anak ayam yang terpisah dengan induknya. Apalagi di tempat seramai ini, orang-orang terlalu sibuk sampai keberadaan si bocah tak terdeteksi.
Alarm alami dalam diri Riou muncul. Ia mendekat ke arah si bocah yang kelihatan betul ingin menangis.
"Adek, ke mana ibunya?"
Sedikit berjengit, bocah rambut hitam melirik ke arah Riou takut-takut. Mata besar beda warnanya makin berair saat melihat pemuda besar menggunakan seragam dinas akademi. Bukannya menjawab, ia malah semakin merapat pada tembok di belakangnya.
Riou menatap bingung, namun tidak menyerah.
"Adek mau temani shoukan? Shoukan juga tersesat di sini,"
Tangan diulurkan, "Namaku Riou."
Tak disangka, uluran tangannya disambut tangan kecil milik bocah rambut hitam. "Sabulo."
"Sabulo?" Si bocah mengangguk.
"Kalau begitu shoukan akan bantu dek Sabulo cari ibu,"
Jemari besar digenggam dua tangan kecil, Saburo menggeleng. "Sabulo kemali dengan Ichinii dan Jilonii,"
"Kalau begitu kita cari Ichinii dan Jilonii," kepala hitam mengangguk, ia menggandeng tangan besar di tangan kiri.
Langkah Riou yang besar-besar, sulit diimbangi oleh dua kaki pendek milik Saburo. Melihat hal tersebut Riou refleks mengangkat tubuh kecil yang sangat ringan di tangan, meletakannya di antara leher belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hypnosis Microphone Anthology
Historia CortaKumpulan cerita oneshoot karakter Hypmic. Hypnosis Mic (c) King Records. Gambar sampul milik artist yang bikin.