Dalam suatu kamar terdapatlah dua orang gadis yang sedang tertidur pulas. Ranjang yang hanya muat untuk satu orang tapi bertingkat dua.
Jam kini sudah menunjukan pukul 06.20, tapi diantara mereka berdua belum juga ada yang bangun. Sampai akhirnya datanglah seorang wanita paruh baya, dia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat dua gadis yang masih berada dialam mimpi.
Dengan sabar wanita paruh baya itu mencoba menbangunkan mereka. "Heyy..ayo pada bangun, memang kalian tidak akan sekolah?" Tanyanya sambil menggoyang-goyangkan lengan diantara mereka.
"Eughh.." lengkuhan sudah terdengar dari gadis yang lenganya digoyangkan.
"Ayolah bangun..ini sudah semakin siang!" Tegas wanita itu lagi, dan sekarang bergantian ke gadis yang tidur diatas.
"Jam berapa bu?" Tanya gadis yang di atas.
"Ini udah jam 06.20 ayo bangun..kalian harus sekolah"
Lalu pada akhirnya si wanita paruh baya itu tersenyum, karena dua gadis itu langsung bergantian memasuki kamar mandi.
Dan setelah mereka selesai dengan semuanya. Mereka pun langsung ke ruang makan, di sana sudah ada wanita tadi yang sedang menunggu kedua gadis tersebut.
"Mau makan apa non?" Tanya wanita itu.
"Apa sih bi, kan Asya udah pernah bilang gausah manggil pake embel-embel non!" Kesal Asya. "Asya makan nasi goreng aja" lanjutnya.
"Iya maap atuh non eh--Sya. Yaudah ini makanya" ucap bi Uli. "Kamu mau makan apa Nak?" Tanya bi Uli pada anak nya.
"Alitha makan roti aja ah bu"
"Oke. Nih rotinya" sambil menyodorkan roti selai coklat.
Keheningan terjadi selama sarapan, tidak ada yang membuka suara ketika makan. Setelah selesai makan Asya dan Alitha berpamitan untuk pergi ke sekolah.
"Kita berangkat ya bu, Assalamu alaikum" pamit Alitha seraya mencium punggung tangan sang ibu. Begitupula dengan Asya, walaupun bi Uli hanya seorang pembantu tapi dialah yang mengurus Asya selama Asya dibawa pergi sejak kejadian 'itu'.
"Hati-hati dijalan ya, jangan ngebut ngebut." Ucap bi Uli sambil tersenyum ramah. Dan dibalas anggukan oleh Asya.
Sesampainya didepan rumah, Asya pun langsung memakai helm fullface dan menaiki motor sportnya, hal itupun dilaksanakan oleh Alitha dan langsung duduk di jok belakang.
Bagaimana Asya punya motor sport? Jangan tanyakan hal itu, karena sudah jelas motor itu hasil Asya dari balapan. Awalnya Asya memang tidak punya motor namun salah satu teman Asya ada yang menawarkan balapan dan mendapatkan hasil yang lumayan lalu setelah Asya mengumpulkan pendapatanya dia pun membeli motor sport warna merah, temanyalah yang meminjamkan motor kepada Asya dibalapan tersebut.
***
Sesampainya Asya di SMA Samudra. Semua pasang mata tertuju pada Asya yang sedang membuka helm fullface dan rambut indahnya pun tergerai bebas. Sama seperti Alitha, bedanya rambut dia dicepol.
Asya dan Alitha berjalan beriringan dikoridor sekolah. Tak sedikit dari mereka yang membicarakan. Mulai dari tatapan kagum, iri, tidak suka, dll. Tapi bukan Asya kalau harus meladeni mereka satu-satu.
"Gue duluan ya kak, bye" pamit Alitha ketika sudah berada didepan kelas X IPA 1. Asya mengangguk lalu kembali berjalan. Alitha pun langsung memasuki kelasnya.
Setibanya Asya dikelas ia langsung menduduki bangku paling belakang, pojok, dan yang paling parah sendiri. Tapi Asya tak masalah karna dia memang selalu alone:v.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD TWINS
Teen FictionFollow dulu sebelum baca, yang gak follow. Minggat. *Muka galak. *** [13+] ¤ | Akasya Fransisca Pratama, yang biasa dipanggil Asya menatap seseorang didepannya dengan tajam. Kedua tangannya terkepal kuat disisi celana yang ia pakai. Bibirnya menipis...