-kita sekelas.

4 0 0
                                    

       "haduu tammm.. tadi tuh ya pas sekelompok sama Satria gw jadi ga fokus banget, abisnya dia gangguin gw mulu! Hwaaa tapi gua sukaaa.." celotehku pada sahabat ku itu, mungkin aku terlalu excited menceritakan kejadian yang langka itu.

       "Eciee yang seneng banget sekelompok sama gebetan." Balasnya. Aku hanya senyum-senyum sendiri menanggapi itu. Tamara sudah tau apapun tentangku termasuk rasa itu.

       Aku, Adeeva Putri Ryndian bisa dipanggil 'deeva' atau kalau dibaca 'diva'. Baru tiga hari ini aku menjadi kakak kelas tertua disekolah ku SMA 01. Iya, sekarang aku kelas XII dan yang membuatku semakin senang yaitu karena sekarang aku bisa sekelas dengan Satria Briandinata, cowok manis khas orang indo, berbola mata hitam pekat, dan penyuka olahraga basket disekolahku. Iya, dia sudah kukagumi sejak kelas XI.

       Kurang 10 menit lagi gerbang sekolahku akan ditutup, tapi aku masih berada di jalan yang tidak terlalu lenggang ini bersama kakak ku, Kak Deeka atau cara bacanya 'dika'. Tiba-tiba saja motor matic milik kakakku berhenti disebuah warung nasi pecel.

       "Deev, lu beli dah sebungkus buat bekel, tadi kan belum sarapan." Ucap Kak Deeka setelah memarkirkan motornya tepat didepan warung tersebut.

       "Aduuhhh ini gw udah telattt" balasku kesal, meski jarak antara warung ke sekolah tidak terlalu jauh tapi aku rasa waktu yang tinggal 7 menit saja tidak cukup.

       "Ah lama lo." Dia lekas berjalan ke warung dan sepertinya memesankan satu porsi pecel untukku, tidak memerlukan waktu yang lama sebungkus pecel sudah ada pada genggaman ku, dan langsung tancap menuju sekolahku. Mungkin aku sangat beruntung punya kakak yang peduli seperti dia, yaa meski kalau bicara selalu irit.

       Untung saja aku tidak terlambat, tapi menurut sahabat ku Tamara Cantika, aku sudah terlambat. Ah aku tidak perduli, yang terpenting aku sudah berada disekolah dan tidak melewatkan sehari saja tanpa Satria ehehe.

      "Deev! Ayo kedepan" ajak Tamara.

      "Ngapain siii... Sini aja bentar lagi masuk kannn" tolak ku.

      "Ah lu mah, dulu kan seneng keluar kelas Napa sekarang betah dikelas? Pasti gara-gara ada Satria deh!" Gerutunya, dan Yap tuduhannya tepat sasaran. Mungkin melihat tingkah Satria kini jadi candu bagiku.

      "Ehehe, yauda yuk kedepan jangan ngambekkk" rayuku, karna akan sangat sulit membujuknya jika nantinya marah padaku. Dikelas baru ini juga aku belum begitu mengenal teman yang lain selain Tamara, kebetulan dia teman sekelasku dari kelas XI yang kebetulan juga sekelas lagi denganku, dia juga tetanggaku, sekaligus sahabat ku dari kecil. Yah begitulah.

       Kriinggg...
      Bel tanda masuk telah berdering dan itu tandanya jam pelajaran akan segera dimulai. Kulihat Satria masih memainkan ponselnya sambil duduk santai di bangku paling belakang yang ia pilih sendiri. Sedang mengirim pesan dengan seseorang mungkin, atau.. ah bodo amat deh. Aku kembali mengahadap papan tulis, guru jam pelajaran pertama juga sudah berada pada posisinya.

       Klunting!
      Ponselku berbunyi dengan nyaring, untung saja Bu Sari tak mendengarnya.

Satria: HAYOO HABIS LIATIN GUA YAWW!!

        Itu adalah pesan masuk yang ku terima dari Satria, dan betapa terkejutnya aku karena ternyata dia tau bahwa sedari tadi aku menonton dirinya yang asik bermain hp.

Adeeva: KEPEDEAN LUU!!

       Ya, itu saja. Karna tak mungkin aku harus mengaku.

Satria: hayoo ngaku hayoooo

Adeeva: gak! Apaan sih udadeh..

Satria: yaudah dehh xixi

       "Huh.." aku menghela napas gusar. Kenapa aku tadi tidak tau jika tadi dia juga melihatku melihatnya. Entahlah nanti dia berpikir apa tentangku, sekarang waktunya belajar dan sekaligus berusaha tidak menoleh kebelakang, tempat dimana dia berada, bisa bisa aku tidak paham semua pelajaran yang diberikan.

Thx yang mau baca hwehweh..
Jan lupa vote nya:v

-apapun itu🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang