Jeon Jungkook

111 25 1
                                    

❣❣

Hari itu yang aku ingat, aku sedang berbaring diranjang yang didorong oleh beberapa orang berpakaian serba putih sambil berlari.

Aku juga melihat eomma disampingku juga sama berlarinya seperti orang-orang, tapi yang membuatku heran kenapa eomma menangis?

Aku ingin bertanya pada eomma tetapi rasanya lidahku kelu, aku hendak menghapus air matanya tapi tanganku juga rasanya mati rasa. Seketika tubuhku mulai merasa sakit, sakit yang amat sakitnya. Aku juga menyadari hidungku mengeluarkan darah. Saat itu pula pandanganku buram, samar aku mendengar teriakan eomma yang menggema, dan setelah itu aku tak sadarkan diri.

***

Sedari tadi yang kulakukan hanya menatap kedepan dengan pandangan kosong.

"Kook-ah buka mulutmu"

Sesuai perintah eomma, aku membuka mulutku. Ia menyuapiku bubur dengan telaten.

Tok-tok

Pintu diketuk dari luar, ternyata suster yang langsung masuk tanpa persetujuan.

"Maaf nyonya, anda dipanggil dokter seokjin diruangannya" kata suster itu yang kini sudah ada disisi ranjang tempatku berbaring.

Alhasil mangkuk berisi bubur yang masih setengah itu diletakkan dinakas.

"Baiklah saya akan kesana, tolong jagakan anakku suster selagi saya kesana"

"Pasti nyonya" setelah suster mengatakan itu eomma pergi meninggalkan ruang rawatku.

Kini tinggal aku dan suster yang berada diruangan membosankan ini.

"Apa kau ingin makan lagi?" suster bertanya.

"Ani, aku sudah kenyang" jawabku, suster itu mengangguk, lalu ia disibukkan dengan infusku yang harus diganti.

Lama-lama tempat ini semakin membosankan, aku menghela nafas.

"Kau bosan?" tanya suster itu tanpa melihat kearahku.

"Hmm, iya" jawabku seadanya.

"Apa kau ingin keluar? Maksudku jalan-jalan disekitar rumah sakit ini"

Aku menoleh kearahnya

"Apa boleh?" suster itupun menoleh padaku.

"Coba gerakkan kakimu sedikit. Jika itu tak sakit kau boleh berjalan-berjalan"

Aku menggerakkan kakiku, ini tak sesakit seperti kemarin, tapi juga masih sedikit nyeri.

"Sedikit" aku memandang suster itu dengan tatapan memelas, suster itupun mengerti akhirnya mengangguk.

"Tapi dengan kursi roda, karena kau belum sembuh total. Tunggu sebentar akan aku ambilkan." aku mengangguk, suster itupun melenggang keluar ruang rawatku.

Tatapanku beralih ke kakiku yang diperban. Kakiku patah, tapi tak parah yang diakibatkan kecelakaan minggu lalu.

Kejadiannya secepat kilat, yang aku ingat aku hendak menyebrang tapi dari arah kiri ada mobil yang melaju dengan cepat. Sebelum tubuhku benar-benar tertabrak mobil itu ada seseorang yang mendorong ku kedepan bermaksud untuk menghindari tabrakan antara tubuhku dan mobil itu. Alhasil aku dan orang itu ambruk ditepi jalan, sebelum kesadaranku semakin hilang aku menatap orang itu yang terpental beberapa centi meter denganku, ternyata dia seorang perempuan, rambutnya yang panjang dan tas berwarna hijau, setelah itu aku tak sadarkan diri.

***

Aku berkeliling menggunakan kursi roda bersama suster yang berada dibelakangku.

Tujuanku kini ke taman rumah sakit yang terletak dibelakang gedung ini.

Setelah sampai aku melihat pemandangan disana, banyak pasien yang sepertiku tentu saja dengan penyakit yang diderita mereka masing-masing.

Drrt drrt

"Maaf, aku sepertinya tak bisa menemanimu. Aku mendapat panggilan dari atasanku untuk langsung keruangannya. Apa tidak apa-apa?" tanya suster itu, ternyata bunyi suara ponsel tadi miliknya.

Aku mengangguk dan tersenyum.

"Tak apa, aku juga sudah mulai hafal dengan jalan-jalan disini, jadi tak perlu khawatir"

"Baiklah hati-hati" setelah mengatakan itu ia langsung berlari menjauh dari taman.

Dan sekarang aku benar-benar sendiri.

Setelah berdiam beberapa menit tadi ditaman, aku memutuskan untuk kembali keruang rawatku.

Aku mengayuh tanganku untuk menjalankan kursi roda. Diperjalanan aku teringat eomma yang pasti khawatir karena aku tak ada diruang rawat.

Aku mempercepat kayuhanku, tapi didepan sana ada perempuan yang berdiri sambil membawa infusnya menghalangi jalanku. Lantas aku berhenti, dan menatapnya.

Ia menyodorkan tangannya bermaksud bersalaman, aku bingung, memiringkan kepalaku, tanpa pikir panjang aku membalas uluran tangannya.

Dan.....

BRAAK.

❣❣

Gimana? Penasaran? Agak familiar dg beberapa bagian diatas? Makanya ikutin terus cerita ini.

Jangan lupa Vote & coment, katakan jika ada salah kata atau typo.

Annyeong penumpang kapalnya Eunkook❣

Salam DreamChapter_ :*

Nothing Like Us// JJK X JEHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang