4. Hilang!

118 8 1
                                    

Zena akhirnya selesai dengan semua ritualnya di kamar mandi. Ia keluar dan pemandangan pertama yang terlihat adalah Naila yang sudah ketiduran di meja makan dalam posisi duduk sambil menggigit sumpit mie instan.

"Kerak kompor malah molor disini. WOII NAILA BANGOONNN NYEDD!!"

Zena berteriak tepat di wajah Naila dan ajaibnya tidur perempuan itu tidak terganggu sama sekali.

Zena berkacak pinggang. "Andai kata bangunan ini runtuh karna gempa, mungkin teman burik gue satu ini ga bakal selamat."

"WOII SEHUN DATANGG!!!"

Tulang-tulang punggung Naila langsung bangkit 180 derjat. Tegak lurus sempurna.

Naila melihat sekeliling dengan mata melotot lalu Zena terbahak melihat ketololan 'teman' nya itu.

Naila yang merasa tertipu spontan melempar sendok kayu tepat di wajah Zena. "Mampus lo upil biawak!"

Zena meringis kesakitan. "Lo sih tidur seblas dua belas dengan orang wafat!" ucapnya sambil mengelus jidat yang memerah.

"Btw inces Ahra kita mana?" tanya Naila karna tak menemukan satu lagi temannya di sudut kamar mana pun.

"Lah? Kenapa nanyain gue? Rang tadi gue gempur di wc. Kayak lo ga tau aja gue kalo boker selama apa." Zena mengerutkan kening.

"Gue ketiduran geb!"

Naila segera mencari telpon genggamnya dan berusaha menguhubungi Ahra. Pukul 3 pagi dan Ahra belum pulang?

Sebenarnya wajar saja jika mereka tidak tidur semalaman karna sudah terbiasa kesana-kemari nonton konser dan tak tidur hingga fajar.

Tapi sesuai ingatan Naila, Ahra pamit pergi itu 2 jam yang lalu. Berarti anak itu belum pulang dari supermarket.

"Ga diangkat Zen, gimana nih?" Naila mulai menunjukkan raut wajah khawatir.

Wajah Zena tak kalah serius. "Lah? Emang dia pergi?"

"Iya, tadi dia minta temenin pergi ke supermarket. Ahra kan suka ngemil malem-malem Zen. Tapi gue ngantuk banget, dan sekarang dia belum balik-balik. Gue takutnya dia-"

"Hust! Gue ga suka kalo mikir buruk dulu. Supermarket yang biasa kan? Yaudah kita susul aja."

Naila dan Zena segera mengambil jaket tebal karna suhu di luar pasti sangat dingin. Angin musim dingin menuju musim semi sangat tidak sehat. Mereka bergegas keluar menuju supermarket itu.

...

Kyungsoo keluar dari kedai itu bersama Suho. Jalanan masih cukup sepi karna hari itu tepat pada akhir pekan.

Orang-orang kota kebanyakan memilih istirahat di rumah pada pagi hari. Keadaannya benar-benar menguntungkan bagi Kyungsoo dan Suho. Tapi tidak pada Ahra karna nasib sial menimpa dirinya.

"KAMJAGYA!!"

Kyungsoo dan Suho hampir saja serentak terkena serangan jantung. Di balik gang sempit tiba-tiba muncul sosok perempuan dengan kondisi tak karuan. Mukanya dipenuhi cairan lengket berwarna hijau, rambutnya berantakan, dan pakaiannya jauh dari kata rapi.

Jika Suho sendirian mungkin ia akan lari pontang-panting tak tentu arah sambil menjerit seperti orang gila. Penampilan perempuan ini... Melebihi setan di film-film.

"K-kyungsoo." Bibir Suho bergetar hebat. Ini pertama kali Suho melihat sosok menyeramkan langsung di hadapannya.

"HUWAAAAAAAAAA!!! BUNDAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!" teriak perempuan itu nyaring.

LET ME LOVE U; DO KyungsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang