~6~

513 27 23
                                    

Hei, tau definisi kakak tiri yang sesungguhnya tidak?

Jika tidak, silahkan tanya Third.

"Kakak beneran kakak kandung aku kan kak? " Third meringis perih saat Biba mengobati wajahnya. Wajah Third lebam karena bogeman sayang dari Biba.

Third jadi ragu, kakaknya ini selalu bersikap bar bar jika bersama Third. Seperti sekarang, bahkan tubuhnya seakan remuk.

"Kakak udah bilang, jangan suka ganggu cewek! Apalagi sampai ciuman gitu" Biba menekan luka diwajah Third. Membuat Third memekik keras.

"Itu Dare kak! Anak anak yang kasih tantangan itu. Jangan salahin aku! " Third melakukan pembelaan. Biba tertawa sarkas.

"TOD tapi menikmati" ucapnya.

"Ya, apa salahnya menikmati kak? Kan lumaya-AWW!! "

"Mampus! " Biba beranjak pergi, meninggalkan adiknya dengan ringisan. Ia benar-benar kesal dengan adiknya itu.

🌺🌺🌺

Shakilla mempoutkan bibirnya saat semua orang membicarakan dirinya.
"Apa sepenting itu ya? Kenapa Killa jadi pusat perhatian begini? " gumamnya pelan. Benar saja, saat ia berjalan di lorong kampus, semua orang meliriknya dan berbisik bisik.

Jujur saja, Shakilla tak suka. Ia tak suka menjadi pusat perhatian. Apa lagi menjadi bahan pembicaraan dikampus ini.

Ia ingin terkenal, tapi menjadi seorang artis dengan bakat bukan jadi bahan pembicaraan begini!

Vanesha tersenyum menyambut Shakilla memasuki kelas. Shakilla membalas senyum. Lalu mengambil duduk disamping Vanesha.

"Kamu gak papa kan? " Vanesha mengerti raut wajah Shakilla.

"Killa gak suka jadi pusat perhatian" bibirnya melengkung kebawah.
Vanesha memeluk Shakilla, menenangkan Shakilla.

"Killa, mulai sekarang, jauhin kak Third ya? " Shakilla mengerjapkan matanya saat mendengar ucapan Vanesha.

"Dia gak baik buat jadi teman"
'Baiknya jadi pacar' sambung Vanesha dalam hati.

Shakilla mengangguk lucu. Vanesha tersenyum lalu mencubit pipi Shakilla. Imut sekali.

🌺
🌺
🌺
🌺

Third uring uringan dikamar mewahnya. Bosan melandanya.

Biasanya, jam jam segini ia datang menghampiri Shakilla, dan menghabiskan waktu bersamanya.

Ia tau Shakilla sedang dirumah sakit, ia ingin sekali bertemu gadis itu, lalu minta maaf soal kejadian kemarin, tapi ego mengalahkan batinnya. Itu bukan dirinya, Hell! Meminta maaf?! Bukan tipe seorang Third.

Jika gadis lain, maka Third tak peduli, tapi ini Shakilla. Tak tau mengapa, Third jadi merasa bersalah menjadikan Shakilla bahan TOD. Ini salah teman temannya, tapi ia juga salah, harusnya ia menolak tantangan itu! Tapi jika dipikir pikir... Bibir Shakilla lumayan juga, lembut dan manis... Third menepuk pipinya, menyadarkan dirinya. Ini salah! Ini bukan dirinya!

"Argh pusing! " ia menggulingkan tubuhnya diatas kasur. Lalu meringis pelan, ia lupa, bahwa badannya sedang remuk karna dihajar si macan betina.

🌺🌺🌺

"Mama kamu sudah bisa pulang hari ini, Killa" Senyum Shakilla mengembang saat Dokter Chimon mengucapkan itu.

"Terima kasih Dok, Terimakasih banyaak! " Shakilla antusias. Dibalas senyuman dari Dokter Chimon.

Saat sampai dirumah, Shakilla menyuruh mamanya untuk istirahat.
"Mama, harus banyak banyak istirahat, jangan banyak kerja, pekerjaan rumah biar Killa yang urus. Mama cuma boleh istirahat"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang