Aku bintang,teman semesta
Kala ini,aku meneduh diantara rasa dan luka pada semesta.
Tak tau kapan pulang untuk kembali pada rasa yang sama
Atau pergi untuk meninggalkan sebuah luka.
Aku mendekap diantara dinginnya malam, "kamu dimana?"
Angin sendu menyelimuti tubuh yang seharusnya menggigil.
Mataku lekat menatap ribuan bintang dengan pandangan asa dengan harap yang hampa
Berlinang menahan luka karena sebuah pengorbanan rasa, rasaku dikorbankan untuk menghidupkan seri di rasa yang lain.
Isak yang tertanam kini meluap menembus hening
Tertunduk lelah takluk pada semesta
"Bantu aku tumpahkan tangisku ini semesta" perdetik butiran bening menunjukan titik kelemahannya,menyusun aliran sungai kecil untuk menggambarkan sebuah kesedihan.
Dada terasa tertusuk menembus titik tegar yang sudah bertahun lamanya tak tertuah,yang selalu menjadi alasan untuk tetap menunjukan sebuah lengkungan manis walau hanya sekedar pemanis.
Salahku adalah mencintaimu
Dan fatalnya aku berbohong untuk tak mencintaimu
"Pulanglah"
Aku menyerah,bersimpuh di hadap rindu
"Kembali"
Kilometer rinduku mendekat.
Masih tertunduk menata hati,masih mengisak menumpah luka dan masih menangis untuk mengikhlas.
"Sudah" ...
Kamu?