Romance story

132 3 4
                                    

Jangan kuatir, sekarang aku akan jadi dreamcatcher untukmu, kau tidak akan memiliki mimpi buruk lagi di setiap malammu.

Part 1

Hembusan angin yang lembut mengiringi langkah kaki Nara di atas lembutnya pasir pantai, sore itu terasa sangat indah karena matahari telah menenggelamkan wajahnya dan menyisakan sinar-sinar  keemasan yang membuat suasana semakin indah.

"Nara......." suara itu membuat Nara menoleh, terlihat seorang lelaki sedang berlari kecil mendatanginya degan rambutnya yang acak-acakan karena tiupan angin,

"ada apa Arya? mengapa tergesa-gesa begitu?" tanya Nara sambil mengernyitkan dahinya. "tadi aku mencarimu ke rumah, kau lulus masuk perusahaan itu Nara...." sambil memegang tangan Nara, "apa? kamu serius?" membalasa memegang tangan Arya dengan keras "Iya Nara, aku sendiri yang melihatnya, Queenara... kau berhasil" kata Arya dengan tatapan kagum, tak terbendung lagi Nara langsung melompat kegirangan dan memeluk Arya.

Mereka berdua adalah sahabat sejak kecil, namun ketika beranjak dewasa, mereka sempat terpisahkan ketika Arya melanjutkan pendidikannya pada Centre de Management Hotelier International di Paris, dengan jurusan Business of Management, tak heran sekarang dia menjadi seorang manager hebat di salah satu persusahaan ternama.

Di kantornya, Arya adalah seorang manager yang terkenal dengan kecerdasannya yang mampu menyelesaikan masalah-masalah kantor dengan bijaksana dan tepat waktu, apalagi didukung ide-idenya yang cemerlang.

Sementara Nara hanyalah seorang anak Nelayan yang tinggal di sekitar pantai itu, namun ia anak yang cerdas selalu mendapatkan beasiswa dalam pendidikannya, ibunya telah meninggal ketika dia berumur 14 tahun.

Ayahnya kerja keras agar mereka bisa tetap hidup, dan sekarang Ayahnya telah memiliki pekerjaan di sebuah pabrik ikan kaleng, Nara sangat menyukai makanan ini, ketika Ayahnya pulang dari pabrik, Nara langsung menagih ikan kaleng yang selalu dibawah oleh Ayahnya.

 Nara menatap Arya dengan bingung saat lelaki itu terlihat sangat menikmati teh yang dibuat olehnya. Semenjak kecil, Arya selalu datang ke rumah Nara untuk menikmati teh buatan Nara, dia sangat menyukai teh yang dicampur perasan lemon di dalamnya, apalagi jika itu buatan Nara.

"heiii Aryaa..... apakah ingin ku tambahkan lagi tehmu?" tanya Nara dengan mengernyitkan dahinya,

"haha..... entahlah aku sangat menyukai teh buatanmu ini Nara" tatap Arya sambil mengedipkan matanya membuat Nara sedikit jengkel,

"jadi, apa kau siap sekantor denganku?" tanya Arya dengan tatapan menajam sambil meletakkan tehnya di meja, "hmm..... aku siap Arya.. inilah saat yang aku tunggu, bisa bekerja dan tidak bergantung lagi pada orang lain, terlebih pada Ayah, aku ingin membanggakannya", mendengar perkataan Nara, Arya tersenyum , "kau memang anak yang manis Nara"  tatap Arya dengan senyum tulus yang membuat hati Nara merasa damai dengan senyuman menawan itu.

Seminggu kemudian,

malam itu perasaan Nara campur aduk, dalam kamarnya dia berdiri dekat jendela memandangi dreamcatcher yang berjejer disitu, dia memang menyukai benda itu, di langit-langit kamarnya dia menggantung banyak dreamcatcher dengan variasi warna dan model, buatan tangannya sendiri yang diajarkan oleh ibunya.

Dia merasa sangat bahagia juga merasa gugup mengingat besok adalah hari pertamanya untuk masuk kerja, dan Arya telah berjanji untuk menjemputnya besok. "kau belum tidur nak?" tanya Ayahnya, "belum, aku merasa gugup menghadapi hari esok" jawabnya sambil melipat tangannya, "jangan kuatir Nara, Tuhan besertamu, semua akan baik-baik saja", "terimakasih Ayah" sambil memeluk Ayahnya.

My DreamcatcherWhere stories live. Discover now