Prolog

24 2 0
                                    

Gadis itu terus saja berlari dalam gelapnya malam dan dinginnya angin malam, dia tak menyangka dengan berita yang ia dapatkan tadi siang.

Ibunya...

Ayahnya...

Pergi meninggalkannya sendirian di dunia ini. Gadis itu memakai gamis berwarna merah muda serta kain panjang yang hampir sama panjangnya gamis yang ia pakai menutupi kepalanya dan juga rambutnya.

Ia pasrah. Sepertinya cuaca malam ini mendukung suasana hati gadis itu. Awan yang mendung serta merta hujan turun seperti turut menangis dan berduka cita atas kesedihan gadis itu.

Dia hanya bisa berandai-andai malam ini.

Andai saja...

Andai saja dia tak memaksa kedua orang tuanya untuk datang ke hari kelulusannya. Mungkin hal ini tak akan terjadi.

Andai saja...

Dia membiarkan kedua orang tuanya tetap di kampung saja. Dia hanya dapat berandai-andai.

Gadis berparas cantik bagai bidadari dan jangan lupakan wajahnya yang bersinar itu terus saja berlari hingga ia putuskan untuk berlindung di halte bus yang ada di sana.

Ia duduk, sambil menangis, ia terus saja memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk di beri kekuatan dan petunjuk. Air matanya semakin deras beriringan dengan hujan yang semakin deras serta merta angin kencang meniup pohon-pohon yang ada di sana.

Hingga sebuah gulungan kertas seperti sengaja di lempar ke arahnya. Tepat di pangkuannya.

Tangisan gadis itu perlahan-lahan reda seraya melihat sekitar mencari sang pelaku. Tak mendapati seorang pun yang ada di sana. Hanya dirinya yang ada di sana.

Tak mendapati seorang pun, ia akhirnya membaca isi dari gulungan kertas itu. Alisnya berkerut seiring ia membacanya.

Lihat?

Mungkin ini baru permulaan, masih banyak hal lagi yang akan aku lakukan padamu.

Ibumu dan ayahmu sudah pergi hahah. Jujur saja, mereka meninggal bukan karena kecelakaan jatuh dari tebing hingga mati di tempat. Tapi aku yang melakukannya. Jahat? Hahah tentu saja aku jahat.

Oh ya, kau masih ingat dengan nenekmu? Akulah pembunuhnya. Memang kejam. Tak usah terkejut waktu itu masih permulaan. Waktu itu juga aku meninggalkan mu surat peringatan. Ah, tapi kau sangat keras kepala dan mengabaikanku. Sekarang kau tak boleh mengabaikanku lagi.

Aku tau kau adalah gadis seperti umumnya. Menggemari idol-idol dari negara gingseng.

DOES FATED?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang